Tolong matikan adblock dan script blocker Anda untuk melihat halaman ini.

─̶─Jika ingin meng-COPY tolong sertakan sumber :D─̶─


Penerjemah : D.Blank13th


Chapter 1

Dunia Berubah


[Ujian, haa~]

Laki-laki itu bergumam sambil melihat segunung tumpukan buku referensi.

Namanya adalah Meisei Shinji, tahun ketiga siswa SMA.

Atau seperti yang disebutkan, murid yang hendak mengambil tes ujian. Atau murid di klub langsung-pulang. Atau gamer. Atau perjaka.

[Apa yang kau bilang? Meskipun bermain game sepanjang hari tanpa belajar... Kenapa kau membuat wajah tidak menyenangkan begitu?]

Orang yang tertawa saat berbicara adalah Yamada Kotarou.

Teman sekelas Shinji.

Meskipun memiliki nama yang sederhana, dia memiliki catatan sekolah yang baik , sosok yang bagus, wajah yang bagus dan kepribadian yang baik.

Dia bekerja sebagai model. Punya pacar. Dan tidak peduli bagaimana kau melihat dia, dia adalah riajuu.

[...Tidak, aku cuma berpikir kalau aku dibandingkan dengan cara yang tidak menyenangkan.]

Shinji menjawab.

[Begitu... jangan memaksakan diri, oke? Masih ada tiga bulan sampai hari ujian.]

Kotarou menegaskan.

Sekedar informasi, Kotarou pergi ke sebuah universitas terkenal dengan rekomendasi, jadi sudah hampir dipastikan. Dan untuk Shinji, jika dia terus seperti ini, dia akan menjadi ronin.

[Ya, ya. Bagus untukmu. Kamu tinggal menunggu rekomendasi. Untukku, masih tak pasti apakah aku akan lulus. Uh~ Sejarah dunia dari pagi? Menyebalkan sekali. Aku ingin membolos. Aku ingin membolos dan pergi berburu monster berbahaya. Kenapa di dunia ini tidak ada pekerjaan seperti itu? Jika ada, aku akan berburu dan menaikkan level sepanjang hari, dikelilingi oleh cucu-cucuku sementara tinggal di tempat tidur dengan istriku yang menggemaskan, dan memiliki kematian yang damai bersama-sama.]

[...Dari monster ke memiliki akhir yang damai. Aku sama sekali tidak bisa membayangkannya... tapi itu bagus. Bahkan jika kau tidak membolos, kau bisa memburu mereka dari belakang, benarkan?]

[Benar...]

Shinji tertawa dengan seringai lebar.

Kotarou membuat wajah kagum.

Kemudian, terdengan bel.

[Ah, aku harus pergi sekarang. Sulit untuk orang tua menaiki tiga lantai, tahu?]

[Kelasnya di lantai lima?]

[Ya... Tapi aku tidak ingin bergerak.]

[Ayolah, kamu harus pergi.]

Dengan demikian, Shinji menaiki tiga lantai untuk mencapai kelas sejarah.

Di tengah kelas Sejarah dunia.

Di sekolah, tiba-tiba sebuah siaran berjalan.

[Ini dari Sekolah Myousen. Seluruh siswa harus berkumpul di gimnasium.]

Di dalam kelas jadi sangat bising. Karena siaran jenis ini ditransmisikan ketika orang yang mencurigakan menyerang sekolah.

Ketika siaran ini ditransmisikan, semua orang pergi untuk berlindung di halaman sekolah.

Tentu saja soal sembunyi di gimnasium adalah bohong.

(Yang benar saja!)

Shinji mendecikkan lidahnya.

Karena dengan rasa sakit yang hebat, dia mampu mengalahkan bagian tubuh dari bos game yang memiliki 1% kemungkinan menjatuhkan bahan mentah.

Bosnya masih memiliki setengah HP-nya. Mengalahkannya akan mengambil waktu lebih dari sepuluh menit.

Shinji memberi lirikan pada profesor Sugita.

Profesor Sugita sudah hampir mendekati usia pensiun, seorang pria tua.

Jadi, mungkin aku bisa menipunya.

[Semuanya, ke halaman sekolah segera.]

Menurut instruksi dari profesor Sugita, semua orang di kelas sejarah dunia pergi.

Dan setelah dia memeriksa bahwa sudah tidak ada orang, dia menutup pintu.

(......Fuu)

Shinji lalu keluar dari tirai dari bagian bawah ruangan.

Adalah jawaban yang benar untuk bersembunyi dengan barangnya di balik tirai, karena orang tua dengan pengliatan buruknya tidak akan menyadarinya.

Sambil mendengar langka kaki semua orang yang pergi keluar ke tempat penampungan dengan kecepatan yang cepat, Shinji terus memainkan game-nya dengan tenang.

15 menit kemudian.

[Fuu... Aku mengalahkannya--!]

Setelah menyelesaikan boss battle, Shinji melihat halaman sekolah.

[Apa sih itu?]

Ketika Shinji mulai bersemangat, melihat sekitar, seperti yang bisa diduga, bagaimana dia tidak bisa menyadari apa yang terjadi, jadi Shinji mulai berpikir.

Singkatnya, di lapangan olahraga adalah neraka.

Ada darah dimana-mana, dan apa yang kau dapat pertimbangkan bagian tubuh manusia berserakan.

Diseluruh tempat terdengar jeritan, dan dari kota kau bisa melihat banyak asap.

[...Perang? Teroris?]

Meskipun bukan masalah sepele, aku tidak ragu bahwa ada sesuatu yang terjadi di seluruh wilayah, tetapi apa yang terjadi, Shinji si murid SMA tidak tahu.

[......Ah.]

Shinji menemukan seorang gadis yang gemetar di sudut kanan bawahnya.

Itu adalah Arao-san dari kelas C.

Meskipun memakai kacamata dan mengenakan pakaian tebal, dan meskipun ada jarak diantara kami, aku dapat menyimpukan dari payudaranya bahwa itu adalah dia.

Sebelum aku memiliki teman yang menyukai payudara besar dan ketika kami bersama, kami akan melihat semua orang dengan rinci, jadi aku yakin.

Tepat pada waktunnya, Shinji memanggil Arao-san.

[Arao-san! Hee~y!]

Seakan terkejut dari suara yang tiba-tiba, dia mulai melihat kemana-mana, sehingga ketika melihat ke atas dia menemukan sumber suaranya.

[Ini, disini! Hey! Apa yang terjadi?]

Dengan wajah lurus, Arao-san membawa jari telunjuknya di depan mulutnya.

Sambil berpikir tentang isyarat itu, Shinji sadar bahwa Arao-san ingin dia untuk tetap diam.

Dia khawatir tentang bagaimana menjelaskan tubuh berdarah siswa laki-laki di belakang dimana dia berdiri.

Seorang siswa laki-laki berjalan goyah mendekati dia.

Jelas bahwa dia tidak normal.

Apa yang harus dilakukan?

Untuk sekarang aku akan menunjuk dimana dia.

*Bishitto!* *Bishitto!*

Setelah mengulanginya beberapa kali, Arao-san mengerti maksud niat Shinji, tapi itu terlambat.

Seorang siswa laki-laki bernoda darah sudah di belakangnya dan ketika dia berbalik siswa laki-laki itu menggigit lehernya.

[Kyaa...]

Sementara mengeluarkan jeritan kecil, darah merahnya menyebar di sekitar.

[......Ue--]

Shinji mengerutkan dahinya.

Meskipun ada jarak, dia melihat darah seperti air mancur muncrat dari lehernya.

Dari jumlah darahnya, dia mungkin sudah mati.

Payudara bahenolnya berayun saat sedang dilahap oleh siswa laki-laki itu.

Sementara melihat itu, dia(Arao-san) dipeluk dari belakang begitu.

[Aku tidak akan melepaskanmu...]

Aku pikir mereka seperti pasangan yang menggoda satu sama lain.

Hanya jika darah tidak keluar.

[Ini, hal itu...]

Sementara melihat Arao-san sedang dimakan, Shinji memikirkan tentang situasi saat ini.

Mungkin, apa yang terjadi sekarang adalah seperti yang sering terjadi di film atau buku, sesuatu seperti zombie.

Orang mati yang berubah menjadi monster karena obat atau senjata biologis, dan itu menyebar ke seluruh dunia.

Sebuah cerita yang selalu diceritakan tetapi kau tidak pernah ingin itu terjadi.

Karena, dalam cerita seperti ini hampir tidak ada akhir yang bahagia.

[Oh!]

Shinji berhenti berpikir tentang itu untuk sesaat. Kemudian siswa laki-laki itu merobek mantelnya(Arao-san).

Melonnya, lembut dan elastis seperti itu adalah buah yang dipaparkan.

Jika Shinji harus memilih, dia lebih ke faksi kaki daripada payudara, dia lebih suka wanita dengan sosok yang bagus, dan meskipun dia tidak suka payudara kecil, melihat seorang wanita muda dengan payudara besar, sisi laki-lakinya bereaksi dengan jujur.

Sementara terpikat oleh payudara yang bergoyang, siswa laki-laki itu mendorong kepalanya sendiri ke payudaranya(Arao-san) sehingga dia(Shinji) tidak bisa melihatnya lagi.

Meskipun dia beruntung dia mengeluarkan “tsk”, tapi kemudian setelah siswa laki-laki itu menikmati melon milik Arao-san, Shinji terkejut melihat dia menggigitnya.

[......Um]

Melihat itu, Shinji terkejut dan tertarik dengan cara yang berbeda.

Biasanya, ketika karnivora memakan daging, setelah menggigit leher dan ketika mangsanya berhenti bernapas, mereka mulai makan dimana dapat menyerap dengan mudah nutrisi dari mana mulai membusuk.

Tapi, siswa laki-laki itu mulai dari payudaranya dan bukan dari perutnya.

[......Kalo tidak salah, bukannya itu Tamura?]

Shinji mengingat siswa laki-laki yang sedang melahap Arao-san.

Atau lebih tepatnya, dia adalah siswa laki-laki yang melihat payudara besarnya(arao-san) karena dia menyukai payudara besar.

Orang itu memakan payudaranya seolah itu lezat.

[Hingga batas tertentu, mereka masih memiliki kesadaran sebagai manusia?]

Dan meskipun Shinji memiliki nilai yang buruk dia bukanlah idiot.

Dia adalah tipe orang yang menunjukkan performa uar biasa pada keahliannya>

Dan Shinji lumayan menikmati situasi ini.

Jenis ketegangan yang kau tidak bisa alami di kenyataan, hanya kegembiraan palsu dalam game.

Tiap film, buku yang dia lihat sampai sekarang mengingatkan dia tentang apa yang harus dilakukannya sekarang, Shinji berpikir apa yang akan jadi agendanya.

[........Dia berdiri.]

Seperti yang diduga, siswa laki-laki yang melahap Arao-san berdiri dengan tenang.

Dari mata cekung, leher berlubang dan dada kirinya, darah berjatuhan.

Dia mulai makan selama sekitar kurang lebih 15 menit.

Seperti tidak ada yang terjadi, Arao-san dan siswa laki-laki itu mulai berjalan goyah ke suatu tempat.

Sama seperti film, dia terinfeksi.

Shinji melihat ke gerbang sekolah.

Para siswa yang mencoba melarikan diri dan orang-orang yang menyerang tercampur, dalam gangguan. Jangan berbicara tentang melarikan diri, adalah akhirmu jika digigit disana.

[Jadi aku harus bertahan disini.]

Shinji berpikir tentang apa yang akan diperlukan.

(Pertama adalah, air, makanan, tempat dimana aku dapat terlindungi dan tetap aman, charger dan kemudian senjata.)

Shinji segera bersiap untuk pergi ke ruang persiapan kelas Sejarah Dunia di sampingnya.

─̶─Chapter 1 END─̶─


Prev | ToC | Next