Tolong matikan adblock dan script blocker Anda untuk melihat halaman ini.

─̶─Jika ingin meng-COPY tolong sertakan sumber :D─̶─


Penerjemah : ID Qidian
Editor : D.Blank13th


Chapter 1

Prologue


Namaku Urano Motosu, dan aku berumur dua puluh dua tahun. Aku menyukai buku. Aku sangat menyukai buku. Aku menyukai buku lebih daripada aku mendapat cukup makanan.

Aku suka bagaimana kata-kata yang tercetak membiarkanku menjangkau dan menyentuh gagasan orang lain, fantasi mereka. Hatiku menari bersamaan jalan pemikiran yang ditetapkan oleh penulis, dan aku tidak bisa menahan senyumku. Menyerap pengetahuan luas yang terkandung hanya dalam satu jilid selalu membuatku merasa tumbuh sebagai pribadi. Seluruh dunia, yang belum pernah kulihat dengan mataku sendiri, berada di ujung jariku, tertumpuk rapi di rak-rak toko buku dan perpustakaan; bukankah itu memabukkan? Kisah dongeng dari negara asing, sekilas kehidupan di masa dan tempat yang jauh, jangkauan setiap cabang sejarah... ketika aku menyerap diriku kedalam sebuah buku, waktu menguap disekitarku.

Psikologi, agama, sejarah, geografi, pendidikan, cerita rakyat, matematika, fisika, geologi, kimia, biologi, seni, kesehatan, bahasa, fiksi... Semua pengetahuan dan wawasan manusia telah terkemas erat kedalam buku-buku ini, dan aku mencintai mereka masing-masing dari lubuk hatiku.

Ensiklopedia, meregang untuk memenuhi keseluruhan rak; koleksi literatur, dengan setiap jilid di tempat; majalah khusus yang terlihat sangat sederhana di sampulnya, namun memuat begitu banyak konten canggih; majalah berwarna penuh dengan foto; novel yang tidak terhitung jumlahnya, ditulis dengan prosa yang tajam, light novel, kurang memiliki kedalaman namun tetap terjual secara fantastis; buku bergambar besar, ditujukan untuk anak-anak; manga, komik yang merupakan kebanggan Jepang; komik dan majalah yang diterbitkan oleh dan untuk pernggemar... gemerisik masing-masing halaman yang dibalik lebih memabukkan daripada anggur terbaik.

Aku juga menyukai bau sudut-sudut gelap di arsip perpustakaan, dimana debu, bahkan sedikit aroma apek buku-buku kuno memenuhi udara. Sambil perlahan meghirup aroma buku-buku lama mengirimkan gelombang ekstasi menabrak tubuhku. Aroma buku baru juga sama-sama tak tertahankan! Aroma tinta segar di kertas baru mengatakan padaku bahwa ada sesuatu yang baru menunggu untuk ditemukan diantara halaman-halaman itu, dan hanya memikirkannya mengisi kegembiraanku.

Aku ingin menjalani seluruh hidupku dikelilingi oleh buku-buku. Jika bisa, aku ingin menghabiskan seluruh sisa hidupku di arsip yang gelap, namun berventilasi baik, dimana buku-buku dilindungi dari sinar matahari yang merusak. Aku akan menghabiskan tiap detik yang kubisa dengan membaca, tidak terpisahkan dar buku-bukuku, sampai kulitku menjadi sepucat hantu, tubuhku melemah karena kekurangan olahraga, dan aku lupa makan hingga harus ditarik dengan paksa. Aku ingin mati terkubur dalam buku. Aku tidak ingin mati diam-diam di tempat tidur! Mati karena kekurangan udara oleh gunungan buku akan membuatku sangat bahagia.

...Nah, aku harus menggunakan bentuk lampau disini.

Karena, beberapa saat yang lalu...! ada gempa besar, dan aku hancur sampai mati dibawah setumpuk buku! Ayolah, serius, dari semua keinginanku yang terkabulkan, kenapa yang ini?

Aku memang menginginkan ini, tapi aku tidak benar-benar merasa Tuhan memberiku  anugerah disini. Aku baru saja mendapat sertifikat pustakawan-ku, dan entah bagaimana berhasil, di usia pengangguran ini, mendapat posisi di perpustakaan universitas!

Tuhan, kumohon. Jika bisa, aku ingin terlahir kembali. Masih banyak lagi buku yang ingin aku baca. Bahkan di kehidupanku selanjutnya, aku ingin membaca.

Jadi, jadikanlah aku seorang pustakawan. Biarkan aku menghabiskan setiap hari dikelilingi buku. Tentu saja, aku tahu bahwa bekerja sebagai pustakawan tidak akan membiarkanku membaca sepanjang waktu. Itu adalah pekerjaan, dan aku akan sibuk, dan aku tahu itu. Tapi tetap saja, pekerjaan lain tidak akan membiarkanku menghabiskan sepanjang hari dikelilingi buku. Hanya dengan dikelilingi buku saja akan membuatku bahagia. Aroma tinta dan kertas yang memabukkan... siapa lagi yang bisa menghargai perasaan ini? Siapa lagi yang bisa merasakan getaran hatiku yang terjadi setiap kali aku mengetahui diriku melihat kembali semua sejarah yang tekumpul ini, kata-kata itu yang ditulis untuk melestarikan wawasan manusia, tenaga kerja manusia yang unik dari pemikiran yang setua tulisan itu sendiri?

Jika aku hanya bisa membaca, itu akan baik-baik saja. Kumohon, Tuhan. Jika Kau mendengar permohonanku, kumohon biarkan aku terlahir kembali. Ketika aku terlahir kembali, aku bisa membaca lagi.

─̶─Chapter 1 END─̶─


ToC | Next