──Jika ingin meng-COPY tolong sertakan sumber :D──
Penerjemah : D.Blank13th
Act 1
Lembaga Penelitian Tanaman Herbal
Sebulan telah berlalu semenjak aku dipanggil ke dunia ini.
Musim sudah sepenuhnya mengarah ke musim semi, aku sedang menaburkan tanaman herbal di kebun herbal di istana kerajaan.
Kenapa aku menaburkan benih di kebun herbal?
Itu karena sekarang, aku adalah anggota dari Lembaga Penelitian Tanaman Herbal yang berlokasi di sebelah kebun herbal.
Lagipula aku juga tinggal di lembaga penelitian.
Ya...... aku tidak tinggal di istana kerajaan.
Aku tinggal di lembaga penelitian.
◊♦◊♦◊♦◊
Pada hari itu, aku──Takanashi Sei dipanggil ke dunia lain dengan upacara yang disebut 【Upacara Pemanggilan Saint】. Upacara ini telah diturunkan sejak zaman kuno di Slantania Kingdom.
Sepertinya sesuatu yang disebut miasma terjadi dimana-mana di kerajaan ini.
Akan buruk untuk miasma terjadi di dekat manusia.
Meskipun teori rinciannya masih belum dibuat, sepertinya ketika kepekatan miasma mencapai tingkatan tertentu itu akan menjadi iblis. Terlebih jika miasma itu pekat, kekuatan iblisnya akan sepadan dengan kepekatannya.
Miasma di sekitar area menjadi lebih tipis ketika iblis dikalahkan. Menebalnya miasma dapat dicegah dengan terus mengalahka iblis.
Namun sekali setiap beberapa generasi, ada kala ketika kecepatan menebalnya miasma melampaui kecepatan dimana saat iblis dikalahkan. Sejak jaman dulu, selama saat-saat itu, sepertinya seorang gadis yang akan menjadi 【Saint】 akan muncul di Kerajaan.
Sihir yang digunakan oleh 【Saint】 sangat kuat dan sepertinya para iblis dengan cepat dimusnahkan.
Berkat sihir itu, kecepatan dimana miasma menebal dan iblis dikalahkan, menjadi seimbang.
Menurut salah satu teori, sepertinya ada lapora bahwa, di area dimana 【Saint】 berada, miasma tidak menebal.
Itu sangat sulit dipercaya.
Sudah biasa bagi 【Saint】 untuk selalu muncul. Tapi sekali-kali, ada saat dimana tidak peduli sepekat apa miasma itu, sang saint tidak muncul.
Dikatakan bahwa para sage di kala itu memeriksa segala metode dan membuat upacara ini untuk memanggil gadis yang akan menjadi 【Saint】.
Dasar mengganggu, untuk dipanggil dengan upacara semacam ini.
Karena upacara ini hanya pernah diselenggarakan sekali, pada jaman dulu, tidak ada yang yakim apakah 【Saint】 akan benar-benar terpanggil hingga mereka mencobanya.
Namun para sage di kala itu benar-benar cemerlang, pemanggilannya bekerja.
Selain itu upacara ini memanggil dua orang.
Sepertinya hingga sekarang, hanya satu 【Saint】 muncul pada satu waktu.
Dibandingkan dengan masa lalu, situasi kali ini sepertinya agak ekstrem, jadi apakah jumlah orangnya meningkat untuk mengimbanginya?
Itu sebuah misteri.
Selama sebulan terakhir, inilah apa yang kupelajari tentang 【Upacara Pemanggilan Saint】.
Dari sini, aku akan membicarakan tentang kenapa aku memutuskan untuk tinggal di Lembaga Penelitian Tanaman Herbal.
Pria berambut merah yang memasuki ruangan setelah upacara tidak dapat disangkal lagi adalah Pangeran pertama kerajaan ini.
Pangeran pertama-sama bahkan tidak melirikku, dia hanya melihat gadis yang satunya, Misono Airi-chan, dengan siapa dia bicara dan hanya Aira-chan yang dia berikan ruang.
Yah.
Aku berumur dua puluh tahun. Di sisi lain Aira-chan diakhir usia remajanya.
Untuk yang lebih dekat dengan umur sang Pangeran, tentu saja adalah Aira-chan.
Terlebih dia memiliki rambut coklat halus, kulit putih bening, pipi seperti bunga mawar dan mata layu, tipe yang membuat orang ingin melindunginya. Dia gadis yang menggemaskan.
Karena aku selalu sibuk, aku tidak pernah repot dengan penampilanku. Lucu untuk memandingkan dia denganku, seorang wanita berkacamata dengan lingkaran hitam dibawah matanya. Rambut kumal-ku diikat menjadi satu dan kulit putihku terlihat tidak sehat.
Aku tidak dapat tidak mengerti kenapa dia hanya melihat Aira-chan.
Tapi kupikir lancang baginya untuk mengabaikan keberadaan dari seseorang yang dengan paksa dia panggil.
Para ksatria dan orang-orang berjubah di sekeliling juga tercengang oleh kemampuan sang Pangeran untuk mengabaikan. Aku sangat bingung ketika aku sadar bahwa aku telah ditinggalkan.
Kau tahu, aku tidak tahu bagaimana cara menanggapi pengabaian yang indah ini.
Kalau sudah begini, aku terpaksa dibuat bingung jadi aku meraih tengkuk jubah orang didekatku dan mulai menanyai mereka dengan sebuah senyuman manis.
“Hey, ada yang ingin aku tanyakan.”
“A......Apa itu?”
Orang Berjubah itu, yang bingung olehku, menjawab dengan segan sementara bersuara seolah dia menekan kata-katanya.
Dia lebih tinggi dariku namun, bahunya menyusut dan matanya mengelana dengan risau. Bukankah ini hampir terlihat seperti aku sedang membully dia?
Aku biasanya aka merasa bersalah tentang sesuatu seperti ini namun tidak kali ini. Aku menanyakan apa yang ada dalam benakku tanpa peduli.
“Dimana ini?”
“Ini di istana kerajaan Slantania Kingdom.”
“Slantania Kingdom?”
Aku tidak pernah mendengar negara ini.
Karena ada berbagai negara di dunia, kupikir mungkin ini adalah negara yang tidak kutahu. Tapi di sudut benakku, aku tahu bahwa aku hanya mencoba lari dari kenyataan.
“Aku mengerti. Jadi? Kenapa aku disini?”
“Itu......Emm......”
Orang berjubah berkata dengan ragu namun ketika aku dengan segera menyipitkan mataku, dia dengan cepat mulai menjelaskan.
“A-anda di panggil kesini dengan 【Upacara Pemanggilan Saint】!”
“【Upacara Pemanggilan Saint】?”
Dari sanalah penjelasan tentang 【Upacara Pemanggilan Saint】 dimulai, tapi kau sudah mendengar tentang itu sebelumnya kan.
“Sudah kuduga, dunia ini berbeda dari duniaku sebelumnya, kan?”
“Mungkin, kurasa begitu......”
Aku tidak pernah mendengar peristiwa miasma atau iblis terjadi dinua asliku.
Mungkin, hanya mungkin, ada miasma dan iblis di dunia asliku dan hanya aku yang tidak mengetahuinya. Aku berpegang pada harapan kecil itu. Namun apa yang Orang Berjubah telah katakan sepertinya sudah umum di Slantania Kingdom.
Hingga sekarang aku tidak mau menerimanya, tapi sekarang aku paham bahw aku telah dipanggil ke dunia lain.
“Jadi, aku tahu apa itu 【Upacara Pemanggilan Saint】, tapi bagaimana aku dapat kembali ke dunia asliku?”
【Saint】 muncul ketika kepekatan miasma perlu diatur. Jadi jika kecepatan penebalan miasma telah kembali normal, sudah tidak diperlukan 【Saint】. Barangkali akan mungkin bagiku untuk kembali ke dunia asliku.
Aku menanyakan pertanyaan itu dengan pemikiran begitu di pikiranku. Tapi Orang Berjubah itu berkata dalam suara kecil, “Tidak”, dan dengan itu harapanku dengan mudah hancur.
Pertama, ini baru kali kedua 【Saint】 dipanggil. Dikatakan bahwa 【Saint】, yang dipanggil terakhir kali, menghabiskan sisa hidupnya di kerajaan. Untuk sekarang tidak ada cara bagi orang yang sudah dipanggil untuk kembali ke dunia asli mereka.
Aku terkejut ketika aku mendengar bahwa aku tidak dapat kembali.
Setelah mendengar itu, sikap Pangeran pertama sebelumnya melintas pikiranku. Jadi setelah aku selesai mendengar informasi yang diperlukan, kurasa aku harus meninggalkan kerajaan ini.
Pertama aku akan meninggalkan ruangan ini, kemudian dari ruangan ini aku akan meninggalkan Istana Kerajaan, lalu dari Istana Kerajaan aku akan meninggalkan ibu kota, dan akhirnya aku akan mencoba pergi ke kerajaan tetangga.
Kalau dilihat kembali, aku sangat tidak bijaksana. Tapi bagaimanapun juga aku tidak ingin disini.
Aku melepaskan tengkuk Orang Berjubah setelah aku mendengar apa yang kuperlukan. Saat aku meninggalkan ruangan, seorang Ksatria yang panik mengejarku.
“Saint-sama! Anda mau kemana?!”
“Pergi.”
“Mohon tunggu!”
Kupikir aku bisa pergi dari sini dengan cepat, namun seperti yang diharapkan dari Istana Kerajaan.
Ini terlalu luas, aku tidak tahu kemana aku harus pergi.
Darah naik ke kepalaku dan aku membuat kemajuan cepat tapi Ksatria yang mengejarku pada akhirnya memergoki diriku dan berdiri di depanku. Aku diberhentikan.
Aku kesal karena dia menghalangi jalanku jadi aku melotot padanya. Bahu si Ksatria menyusut, sama seperti Orang Berjubah yang sebelumnya.
“Tolong, tolong tunggu sebentar lagi.”
“Aku sudah sempat bicara denganmu tadi, dan kurasa aku sudah berada di ruangan itu untuk waktu yang banyak?”
“Yah itu benar......Tapi, kumohon.”
Ksatria itu membungkukkan tubuh besarnya, sepertinya dia akan menghentikanku dan kepalaku mendingin sedikit. Kemudian aku dengan enggan mengangguk.
Ketika si Ksatria melihat itu, dia benar-benar terlihat lega dan sambil berkata, “Tolong ikuti saya”, dia menuntunku ke sebuah ruangan entah dimana di Istana Kerajaan.
“Orang yang bertanggung jawab akan datang, jadi tolong tunggu disini.”
Si Ksatria mengatakan itu sebelum pergi. Seorang maid melewatinya dalam perjalanannya menuju ruangan, dia mendorong kereta dorong pelayan dan di atas kereta dorong pelayan itu adalah sebuah tea set.
Sesuai dugaan, teh yang dimasak si maid sangatlah lezat.
Teh hangat menenangkan perasaan kesalku. Saat aku sudah tenang, aku mulai menyusun informasi di kepalaku.
Si maid tidak berbicara padaku setelah dia selesai memasak teh dan jadi aku punya waktu di tanganku.
Dia mungkin melakukan ini jadi aku akan memiliki waktu untuk memikirkan tentang keadaanku.
Dia melihat padaku tapi dia berdiri dengan tenang menyender dinding.
Dan kemudian aku menunggu selama satu jam.
Jika kau membuat klien yang marah menunggu selama satu jam di Jepang, tanpa diragukan lagi mereka akan memotong kontrak. Lagi, aku mulai marah dan kemudian akhinya, terdengar ketukan di pintu.
Menjawab ketukan itu aku berkata, “Masuklah”. Orang yang masuk sepertinya adalah Pejabat Tinggi di kerajaan ini. Dia mengenakan pakaian yang lebih sederhana daripada Pangeran pertama namun lagak-nya sama.
Teh yang si maid masak sangatlah lezat dan aku bersyukur aku punya waktu untuk menyusun pemikiranku tapi seperti yang diduga, sulit untuk menunggu selama satu jam.
Jadi kurasa tak terelakkan bahwa aku tidak sengaja melotot pada Pejabat Tinggi.
Pejabat Tinggi Kerajaan ini gemetar dibawah pelototanku dan sementara dia menyeka keringat di dahinya; dia mulai menjelaskan tentang Kerajaan ini secara rinci dan tentang alasan aku ditinggalkan.
Dari apa yang kudengar tentang keadaan pada saat itu, aku bersyukur pada Ksatria yang telah menghentikanku.
Tidak peduli bagaimana kau melihatnya, sekali kau pergi dari ibu kota, padang rumput yang dipenuhi dengan iblis berkeliaran di sekitarnya. Membutuhkan waktu satu minggu untuk bepergian ke kerajaan tetangga dengan gerobak dan pencuri mungkin muncul di perjalanan.
Jujur saja, bagiku yang tidak begitu memahami tentang dunia ini untuk mencapai kerajaan tetangga, sudah jelas, mustahil.
“Aku diberitahu bahwa anda bilang anda ingin pergi, tapi tidak realistis bagi anda untuk segera pergi dan tinggal di luar istana kerajaan.”
Ketika aku mendengarkan cerita dari Pejabat Tinggi yang lembut, kupikir itu pasti benar.
Agak sembrono bagiku untuk tinggal ibu kota, aku telah berpikir bahwa entah bagaimana aku akan mengurusnya tapi pada saat yang sama jika aku bertindak dengan cara yang sama seperti yang kulakukan di Jepang, aku mungkin tidak ingin kembali.
Ketika kau bepergian ke luar negeri, kau harus berhati-hati dengan hal yang sama.
Meskipun aku tinggal di kerajaan ini, aku akan tinggal di istana untuk sementara waktu jadi mungkin tidak terlalu terlambat bagiku untuk membiasakan diri dengan dunia ini.
Sementara memikirkan itu, aku memutuskan untuk tinggal di istana sesuai dengan kata-kata Pejabat Tinggi.
◊♦◊♦◊♦◊
Setelah pertemuan dengan Pejabat Tinggi, maid yang telah memasakkanku teh memanduku ke ruangan yang akan kutinggali.
Ruangan yang dipandu padaku itu lebih besar dari apartemen studio tempatku tinggal, di Jepang. Bahkan ruang tamu dan kamar tidurnya terhubung seperti kamar hotel.
Bagian dalam juga bergaya rococo, ini sangat mewah. Ini seperti hotel mewah di Eropa yang sering kulihat di internet. Aku ingin pergi dan melihatnya suatu hari.
Ketika aku melewati ruangan dan duduk di sofa, aku kelelahan.
Cahaya yang bersinar melalui jendela memberitahuku bahwa sekarang siang hari tapi ketika aku dipanggil, setelah aku pulang kerja, saat itu larut malam di Jepang.
Sepertinya ada perbedaan waktu antara Slantania Kingdom dan Jepang.
Mungkin karena kenyataan bahwa aku kelelahan dari kerja lembur setiap hari dan perubahan mendadak di lingkungan ketika aku dipanggil tapi aku sama sekali tidak ingat satu hal pun setelah duduk di sofa.
Kupikir aku mungkin tertidur.
Ketika aku bangun pagi berikutnya, seseorang telah membawaku ke kamar tidur.
Mantel dan setelan yang kukenakan dilepas dan sekarang mengenakan daster putih.
Apa-apaan, apakah seseorang mengganti pakaianku?
Maid yang memanduku kesini mungkin mengganti pakaianku tapi aku masih merasa sedikit gelisah.
Aku berpikir untuk mengganti pakaianku sekarang, tapi aku penasaran apakah boleh bagiku untuk melihat-lihat ruangan ini sesukaku. Aku bergerak di sekitar ruangan sambil berpikir bahwa ada seseorang di ruang tamu.
Ketika aku membuka pintu ke ruang tamu, maid yang memanduku ke ruangan ini di lain hari, berdiri disana, menunggu.
Ketika aku memberitahu dia bahwa aku ingin berganti pakaian, dia menuntunku ke kamar tidur dan membawakanku berbagai gaun. Tapi gaunnya semuanya berdekorasi dan spesial, mereka semua terlihat sangat mahal. Hanya ada gaun yang kutakut kotori dan mereka terlihat sulit digerakkan.
Karena aku tidak berencana pergi keluar, aku meminta sebuah gaun dengan sedikit dekorasi yang mudah untuk digerakkan. Aku berganti pakaian menjadi gaun yang agak mewah.
Saat aku ganti pakaian, kudengar dialah yang menggantikan pakaianku jadi daster.
Dia mengembalikan rasa terima kasihku dengan, “Tidak apa.”
Aku merasa dia terganggu tapi semakin memalukan untuk menunjukkannya, jadi aku berhenti mengkhawatirkannya.
Ini adalah pengalaman pribadiku untuk mengganti pakaian sambil mengucapkan terima kasih.
Seperti itu, aku menghabiskan dua minggu di istana.
Aku punya waktu luang.
Tiga hari pertama masih baik-baik saja.
Aku merasa gugup saat memikirkan untuk terbiasa dengan dunia ini.
Tapi aku perlahan-lahan jadi tidak dapat menahan waktu luang.
Memang kebutuhan hidup pokokku terjamin tapi selain itu, ini hanyalah kelalaian.
Sejak pertama kali aku bertemu Pejabat Tinggi, dia belum pernah bertemu denganku sekalipun dan aku belum pernah menerima satu kabarpun.
Kupikir dia akan menghubungiku jadi aku menunggu.
Karena ada seorang maid di ruangan aku dapat membuat obrolan santai tapi sulit untuk melanjutkan percakapan seharian penuh. Sebagai tambahan, tampaknya dia juga bekerja di tempat lain, jadi bukan berarti dia selalu di ruangan.
Pada saat itu, aku akan berada di kamar sendirian namun sulit untuk menghabiskan waktu tidak melakukan apa-apa ketika tidak ada TV atau smartphone.
Sudah kuduga aku jadi tidak dapat menolerir waktu luang. Tidak baik bagiku untuk mengurung diri jadi aku memutuskan untuk berjalan-jalan. Ketika aku memberitahu si maid, dia bilang dia akan menemaniku.
Namun dia juga memiliki pekerjaan, jadi aku merasa tidak enak jika dia terus menemaniku saat aku menghabiskan waktu. Karena aku hanya berjalan sebentar ke kebun di depan ruangan, aku memaksa diriku untuk berjalan sendiri.
Aku sangat ragu.
Pertamanya, aku hanya berjalan mengelilingi taman di depan ruangan. Namun hari demi hari aku berjalan lebih jauh dan jauh. Saat aku berkeliaran, aku menemukan kebun herbal.
Di Jepang, aku menggunakan herbal dan aromaterapi sebagai cara untuk melepas stres dari pekerjaan, jadi kebun herbal ini sangat menarik.
Tanaman herbal yang ditanam memiliki penampilan yang sama dengan yang di Jepang. Sementara aku penasaran apakah tanaman itu berbeda dari yang di Bumi, sebuah suara memanggilku.
Ketika aku berbalik, disana berdiri seorang pria tampan, ramah dengan rambut hijau gelap dan mata tajam.
Suara yang memanggilku adalah milik seorang peneliti dari Lembaga Penelitian Tanaman Herbal, terletak di sebelah kebun herbal.
“Apakah anda ada urusan di lembaga penelitian?”
“Tidak, saya hanya jalan-jalan. Kurasa tempat ini menarik, jadi aku datang melihat-lihat.”
Apakah dia tertarik padaku karena aku bilang tanaman herbal itu menarik? Dengan begitu saja, si peneliti menjelaskan tentang tanaman herbal di sekeliling.
Lavender, rosemary, angelica, dll. Tanaman herbal disini memiliki nama yang sama dengan yang di Jepang, mereka juga memiliki efek yang mirip.
“HP potion bisa dibuat dengan tanaman herbal ini.”
“HP potion?!”
Aku ingin menyahut ketika kata seperti HP potion, yang digunakan dalam game, diucapkan. Semetara aku terkejut, si peneliti tersenyum manis dan mulai menjelaskan tentang potion.
“Ketika tanaman herbal ini dikeringkan, ini bisa digunakan untuk membuat potion. Herbal itu efektif meskipun kau merebus dan meminumnya. Tapi efeknya lebih besar jika dibuat menjadi potion.”
“Eh, begitukah?”
Lembaga Penelitian Tanaman Herbal dimana si peneliti adalah anggotanya, juga melakukan penelitian pada tanaman herbal. Namun, sepertinya dia kebanyakan meneliti potion. Setelah itu dia memberitahuku berbagai hal tentang potion.
Aku mendengar penjelasan dari tanaman herbal yang digunakan dalam berbagai potion. Di duniaku sebelumnya, salep dan tanaman herbal yang digunakan di masa lalu digunakan sebagai bahan mentah untuk HP potion disini; efek dari potion dan tanaman herbal terhubung, itu sangat menarik.
Ketika aku menerima penjelasan dari tanaman herbal, waktu berlalu dalam sekejap. Aku kembali ke istana kerajaan karena malam sudah mendekat.
“Saya senang mendengar ceritamu. Terima kasih banyak.”
“Senang mendengarnya. Silakan datang lagi.
Aku memanfaatkan kemurahan hati si peneliti dan kembali ke kebun herbal esok harinya.
Saat aku tertatih-tatih di sekitar kebun herbal si peneliti memanggilku lagi, seperti yang dia lakukan kemarin. Dia menemaniku berjalan saat dia memberitahuku tentang efek dari tanaman herbal yang ditanam di dekatnya dan efek dari potion yang dibuat dari herbal-herbal itu.
Kami berbicara selama tiga hari di kebun herbal namun di hari keempat dia menunjukkan padaku sekeliling lembaga penelitian. Disana, peneliti lain juga berbicara padaku tentang berbagai hal.
Cerita yang kudengar dari para peneliti sangatlah menarik. Mereka sebagian besar membicarakan tentang tanaman herbal dan potion. Tapi mereka juga memberitahuku hal-hal seperti; siapa yang populer di kerajaan, siapa yang bekerja di istana kerajaan, dll.
Aku mulai pergi ke lembaga penelitian setiap hari dan lama-lama jadi merepotkan untuk pulang pergi dari istana kerajaan ke kebun herbal.
Butuh 30 menit untuk berjalan dari istana kerajaan ke kebun herbal, tau?
Karena ini adalah istana kerajaan, kebunnya sangatlah besar.
Ketika aku bertanya pada maid, dia memberitahuku bahwa segala yang dapat kulihat adalah milik istana kerajaan.
Butuh satu jam untuk pulang pergi ke lembaga penelitian. Tapi kupikir jika aku memiliki jam tambahan itu, aku akan dapat mendengar lebih banyak cerita dari para peneliti.
“Aku sangat ingin tinggal disini.”
“Kurasa tidak apa-apa. Sebenarnya, beberapa peneliti termasuk aku, tinggal di lembaga penelitian.”
Ketika aku mengatakan apa yang ada dipikiranku, Jude, peneliti yang sudah akrab dengnku selama beberapa hari terakhir, setuju.
Dia adalah peneliti yang pertama memanggilku di kebun herbal.
“Sungguh?”
“Ya, meski ada beberapa orang yang memiliki tempat tinggal di ibu kota. Tempat ini ada di sisi berlawanan dari ibu kota dan bersebrangan dari istana kerajaan. Terlebih, ada beberapa jarak diantara tempat ini dan istana kerajaan. Di masa lalu, ada juga peneliti yang berpikiran sama denganmu, jadi mereka memutuskan untuk tinggal disini. Sejak itu, jumlah orang yang tinggal disini telah meningkat.”
Jude memiliki keluarga yang tinggal di ibu kota jadi pada awalnya dia pulang pergi kesini. Namun ketika dia mendengar bahwa ada peneliti yang tinggal di lembaga penelitian, dia dengan cepat pindah.
Seperti yang kupikirkan, merepotkan untuk pulang pergi dari ibu kota.
Aku berguman dalam pikiranku bahwa semua orang harusnya memikirkan hal yang sama denganku dan kemudian sebuah suara memanggil dari belakangku.
“Apa yang kalian bicarakan hari ini?”
Jude dan dua yang lainnya melihat ke belakang dan disana berdiri Johan Waldeck, direktur dari Lembaga Penelitian Tanaman Herbal.
“Sekarang, kami sedang berbicara tentang betapa sulitnya untuk pulang pergi dari istana kerajaan. Jadi akan lebih bagus kalau saya dapat tinggal disini.”
“Tinggal disini?”
“Ya. Ada banyak peneliti tinggal disini, bukan?”
“Yah, ya memang ada. Jadi kau ingin menjadi peneliti juga?”
Direktur menyeringai saat dia mengatakan sesuatu yang tak terduga.
Aku, bekerja disini?
Memang orang-orang yang tinggal di lembaga penelitian adalah peneliti yang bekerja disana. Kau biasanya tidak akan berpikir bahwa seseorang dari luar lembaga akan mau tinggal disini.
Bahkan jika aku pindah dari istana kerajaan dan ke ibu kota nanti, kelihatannya akan lebih baik jika aku melakukannya sambil dipekerjakan. Diatas itu semua, akan jauh lebih berarti untuk bekerja daripada menghabiskan waktuku malas-malasan di istana kerajaan.
Ya, bekerja di Lembaga Penelitian Tanaman Herbal adalah ide yang sangat bagus.
Sambil berpikir sejauh itu, aku tersenyum manis dan berbalik menghadap Direktur.
“Itu benar. Saya ingin menjadi peneliti.”
“Oh, begitukah? Kalau begitu, aku akan mulai prosedurnya.”
Direktur mengatakan itu dengan begitu dengan bodohnya, sehingga aku tidak dapat mengetahui apakah dia bercanda atau tidak. Setelah dia mengatakan itu, dia pergi ke ruangan direktur.
Sepertinya Jude, yang juga mendengarkan, mengira Direktur hanya bercanda.
Ketika aku memberi salamku pada lembaga penelitian, sebuah hal mengejutkan dikatakan padaku.
Aku harus memukul saat besinya masih panas. (TLNote: Idiom, ketika memiliki kesempatan untuk melakukan sesuatu, lakukanlah sebelum kesempatan itu hilang.)
Setelah aku kembali ke istana kerajaan, aku segera meminta maid untuk menyampaikan pada Pejabat Tinggi, yang pertama kali kutemui, bahwa aku ingin bertemu dengannya
Karena sudah larut malam pada saat itu, diputuskan bahwa aku akan bertemu Pejabat Tinggi besok.
Esok harinya, aku menyelesaikan sarapanku dan saat aku beristirahat sambil menghirup teh, Pejabat Tinggi datang ke ruanganku.
“Aku diberitahu bahwa kau ingin berbicara denganku?”
“Ya, jujur saya tertarik pada tanaman herbal, jadi saya ingin bekerja di Lembaga Penelitian Tanaman Herbal......”
“Ya tidak apa-apa.”
“Eh? Bolehkah?”
Pejabat Tinggi dengan mudah memberi izin. Kudengar Direktur lembaga telah berbicara dengan Pejabat Tinggi tentang aku yang pindah dari istana kerajaan ke lembaga penelitian.
Kupikir Direktur hanya sebagian bercanda, tapi dia sepertinya dia benar-benar serius.
Berkat itu, aku bisa mendapat izin Pejabat Tinggi.
Kau melakukannya dengan baik, Direktur.
Persiapannya berlangsung dari sana.
Pengaruh pribadiku adalah hal-hal yang kumiliki ketika aku dipanggil ke dunia ini; mantel, setelan, sepatu dan tas bisnisku. Tidak terlalu banyak.
Walaupun demikian, aku tidak dapat mengenakan setelan, yang hanya kukenakan sekali, untuk bekerja di lembaga penelitian. Tentu saja aku perlu mengganti pakaian tapi keperluan sehari-hari juga penting.
Karena Pejabat Tinggi telah berkata padaku bahwa dia akan menyiapkan hal-hal itu, aku menyerahkan persiapanku padanya.
Dia telah menyiapkanku; pakaian yang tidak akan terlihat aneh meskipun jika seorang peneliti gunakan, gaun bergaya barat, baju dan rok sederhana. Dia juga menyiapkan keperluan sehari-hariku seperti handuk dan sabun.
Ketika aku melihat pakaian-pakaian yang kuterima, aku menyadari bahwa gaun dan aksesoris yang telah kugunakan selama tinggal sebentar di istana kerajaan juga ada dalam tumpukkan. Pakaian baru yang kuterima semuanya memiliki desain yang mirip dengan yang kupakai. Mereka pasti telah mempertimbangkan cara berpakaianku.
Mungkin, perabotan di ruangan ini juga akan diatur sebagai bagian dari keperluan sehari-hariku.
Setelah pindahan, aku memeriksa bagian dalam ruangan dan melihat bahwa ruangannya dilengkapi dengan perabotan.
Perabotan berwarna cerah, sangat cocok. Ini terlihat seperti ruangan yang sangat nyaman.
Begitu banyak sehingga, kau tidak akan kira bahwa ini adalah lembaga penelitian.
“Terima kasih untuk segalanya.”
“Tidak. Jika ada suatu masalah, tolong jangan ragu untuk menghubungiku.”
“Terima kasih.”
Di hari aku meninggalkan istana kerajaan, aku berterima kasih pada Pejabat Tinggi, yang telah menyiapkanku kereta kuda untuk pergi ke lembaga penelitian dan seperti biasa dia mengembalikan rasa terima kasihku dengan senyum biasanya.
Aku tidak berencana untuk kembali ke istana kerajaan. Jadi dari sekarang, aku tidak perlu mengandalkan Pejabat Tinggi. Aku berterima kasih padanya untuk kedua kalinya dan masuk ke kereta kuda.
Dan begitulah aku mendapatkan ruanganku di lembaga penelitian dan juga bagaimana aku menjadi seorang peneliti Tanaman herbal.