─̶─Jika ingin meng-COPY tolong sertakan sumber :D─̶─
Penerjemah : D.Blank13th
Prologue
Game lah yang salah.
Dan itulah apa yang orang dewasa katakan, mereka yang memulai kuesioner.
[Bisakah kamu menghidupkan kembali orang mati]
Kuesioner semacam itu.
30% dari siswa sekolah menjawab dengan Iya.
Ketika orang dewasa menerima hasil seperti itu mereka melarang game.
Mengatakan bahwa, berkat game, nilai anak-anak terhadap kehidupan telah berubah.
Dan itu benar, tidak termasuk pengecualian; mayoritas game-game ini memiliki aturan dimana yang mati bisa dihidupkan kembali.
Aku berpikir bahwa hanya karena hasil dari kuesioner itu, melarang semua game itu, sedikit, berlebihan.
Sebenarnya, ketidakpastian kematian itu karena ilmu kedokteran yang terlambat dan faktor geografis seperti flu.
Atau karena racun ikan buntal dan yang lainnya bahwa orang yang mati dihidupkan kembali, dan itu telah menjadi kenyataan.
Dan itu mungkin sebabnya, orang-orang yang melihat orang yang membangkitkan, menciptakan monster, iblis seperti zombie dan vampire.
Tapi tetap saja...
Dibandingkan dengan kenyataan, kematian di game selalu dekat dengan diri dan adalah hal yang sederhana sehingga tidak perlu diragukan lagi.
[Guaaaaaa...]
*Gaburi*
Seorang gadis kecil menggigit bahu laki-laki.
Dari kedua kaki dan lengan kanan gadis itu, sejumlah besar darah telah keluar.
Sebuah luka yang fatal.
Tidak, dia sudah mati.
Meskipun dia mati, dia tetap bergerak.
Mayat yang bergerak.
*Buchiri*
Gadis yang menggigit bahu laki-laki itu, setelah menelan dagingnya, berbicara.
[...Jangan... ...per......giii...]
Tetesan melingkar jatuh dari matanya, jatuh dalam jumlah besar.
Laki-laki, yang digigit di bahunya, tidak mengatakan apa-apa, memeluk gadis itu.
[Guau!]
Lagi, gadis itu menenggelamkan giginya di bahu si laki-laki.
Dia berpikir, apa yang akan kulakukan?
Dia berpikir, apakah dia harus menghidupkan gadis ini atau tidak.
Karena, jika dia memiliki satu juta yen, dia dapat menghidupkan gadis ini.
Karena, dunia sekarang telah menjadi sebuah game.
Kehidupan seseorang bernilai satu juta yen.
Di dunia ini yang telah berubah menjadi sebuah game, itulah harga sebuah hidup.
Harganya mahal atau murah?
Pada akhirnya, meskipun dunia telah berubah menjadi sebuah game, mungkin, nilai hidup tidaklah berubah.