──Jika ingin meng-COPY tolong sertakan sumber :D──
Penerjemah : D.Blank13th
Epilogue
Ending Talk
Part II
“Ah, itu dia~. Dasar Izuna, Ke mana saja kamu ini, aku
khawatir tau?”
“...Izuna-tan...apa, kamu...ter, sesat?”
Pemuda berambut hitam dan berlawanan dengan dia seorang
gadis muda putih murni──Sora dan Shiro menemukan Izuna.
“Izuna~ kamu tidak boleh melakukan itu, berkeliaran
sendirian! Di dunia ini juga ada orang yang mencurigakan tahu.”
“...Un. Orang seperti, Nii...orang seperti, Shiro...”
Mengeluarkan suara, dia berbalik, sebagai “dua orang
mencurigakan” yang sadar diri mereka menepuk dan memeluknya.
Kepada ekspresi khawatir serius mereka, meskipun tidak akan
ada “kemungkinan” sesuatu terjadi pada Izuna (Warbeast)──
“...Itu...Maaf, desu...”
Memikirkan cerita yang dia dengar dari Tet, dia minta maaf
dengan perasaan yang rumit, dan menyembunyikan wajahnya.
“──Ah! Apa kalian menemukan Izuna-san!? Haah...syukurlah~”
Gadis berambut merah yang muncul sedikit terlambat──Steph
dengan mirip berlari mendekat sambil tertutup keringat.
“Dasar, Izuna-san kamu tidak boleh melakukan itu, sendirian!
Ada juga orang mencurigakan seperti itu, kamu tahu!?”
Dia mengangkat pandangannya untuk meminta maaf pada Steph,
yang menunjuk Sora dan Shiro──
Tiba-tiba, dalam pandangan Izuna, di dada Steph──sebuah
bros batu biru terlihat. “Hey hey, Steph-kou.”
“──────Benar, ya, aku sudah terbiasa dipanggil begitu, ada apa?”
“──────Benar, ya, aku sudah terbiasa dipanggil begitu, ada apa?”
“Batu di dadamu itu, di mana kamu mengambilnya, desu?”
“Bisa kamu berhenti mengatakan seolah aku mencurinya?!”
Setelah berteriak seolah dia tidak bisa menahan diri
mengatakan itu, Steph menunjukkan bros yang tampaknya disayanginya.
“Ini adalah sesuatu yang kuterima dari kakekku. Nampaknya
ini adalah pusaka keluarga yang diturunkan dari generasi ke generasi keluarga
Dora.”
“Biar kulihat, sedikit, desu.”
“Ah, ya...boleh tapi, jangan dirus──“
Terhadap jawaban Steph yang perlahan melewatinya, Izuna
mengangguk dalam dan menerimanya. Dan kemudian.
──*cabut*
“Hiiyaaaaaaaaaaaaa pusakanya! Pusakanyaaaaaaaaa!!”
Sambil menggendong Steph yang pingsan sambil berbusa setelah
berteriak. Sora berkata dengan mata terbuka.
“Lihat baik-baik, dia hanya melepas bagian dekorasinya
kan...selain itu, Izuna kamu juga, ada apa tiba-tiba?”
Melihat bagian belakang yang tersembunyi oleh dekorasi,
Izuna tertawa kecil. Melihat itu, Sora dan Shiro mengintip tangan Izuna tapi──
“...? Apa ini,huruf?”
“...? Apa ini,huruf?”
“...Ini bukan, bahasa Immanity...Jibril...bisa kau, baca?”
Kepada Shiro, yang memanggil nama seseorang yang tidak ada
disana──
“Ya~ ya ya❤ Yang muncul ketika dipanggil adalah aku,
Jibril. Ada urusan apa yang Master punya denganku yang cukup yakin bisa membawa
lebih dari tujuh ratus bahasa termasuk versi kuno♪”
“...Meskipun,
kau sudah tahu.........? Izuna-tan, ada, apa...?”
Izuna
yang memberi tatapan ganas dan mengeluarkan suara geraman pada Jibril yang
tiba-tiba mucul.
“.........Kalau
dipikir-pikir, bukankah kurang lebih semuanya adalah salahnya, desu...!”
Izuna
terus melotot pada Jibril sambil bulunya berdiri tapi, tidak ada yang memahami
maksud kata-kata itu.
“A-aku
tidak mengerti kenapa kamu marah tapi...Jibril, ini, bisa kau baca?”
“──Nah
ini adalah, bahasa yang lumayan kuno kan. Ini adalah bahasa sebelum bahasa
Immanity dipadukan...erm~”
Dan
kemudian bahkan bagi Jibril, dia mengeluarkan kata “mungkin” sebelumnya, dan
membacanya.
──[Coron
Dora]
──[Riku
Dora]
──[ShuVi
Dora]
“...?
Siapa itu. Steph, apa itu adalah kerabatmu?” Ditanyai, Steph dengan bangga,
berbicara dengan berwibawa.
“Coron Dora...dia adalah Ratu Pendiri Elkia. Tidak ada satu orangpun yang pernah melihatnya menangis seumur hidupnya, dan dia selalu penuh dengan kebijaksanaan dan senyuman──wanita berbakat yang menuntun Immanity setelah kesimpulan
“Coron Dora...dia adalah Ratu Pendiri Elkia. Tidak ada satu orangpun yang pernah melihatnya menangis seumur hidupnya, dan dia selalu penuh dengan kebijaksanaan dan senyuman──wanita berbakat yang menuntun Immanity setelah kesimpulan
[Perang
Besar]...dia adalah kebanggaan keluarga Dora.”
“──Kau!!
Kau keturunan pendiri!!? Perang Besar itu lebih dari enam ribu tahun yang lalu
kan!!?”
“...Steph...dulunya,
seorang putri yang hebat...?” “Bisa kamu tidak menggunakan kata lampau!!?”
Tapi──seperti itu, Steph memiringkan kepalanya dan melihat brosnya.
Tapi──seperti itu, Steph memiringkan kepalanya dan melihat brosnya.
“Aneh...nama
dua yang lainnya tidak pernah kulihat...?”
“...Kebetulan
itu adalah nama yang pernah kudengar tapi, itu bukan Immanity jadi...itu
kebetulan♪”
Yang
lebih penting, sambil mengatakan itu pada Izuna yang menggeram pada pernyataan
Jibril──Sora bertanya.
“Hey
Izuna, bagaimana kamu menyadari sesuatu yang tersembunyi di dekorasi yang
bahkan Steph (pemiliknya) tidak mengetahuinya?”
Setelah
Sora mengatakan itu, tatapan Shiro, Steph, dan Jibril berkonsentrasi pada Izuna
tapi──
Izuna
sedikit tertawa kecil, dan tanpa menjawab apapun, dengan hati-hati
mengembalikkan dekorasinya.
Kalau
itu hanya diceritakan padaku, maka pasti ada suatu alasan untuk itu kan.
Intuisinya
sebagai Warbeast──tidak...intuisi Izuna, mengatakan itu.
────────.........
──Nah
kalau begitu, dan Sora sekali lagi melihat wajah semua orang. “Apakah semuanya
sudah siap dengan bawaan kalian? Shiro?”
“...Ok...”
“...Ok...”
“Jibril──erm,
entah bagaimana bawaanmu tidak terlihat...”
“Tidak
apa. Aku memadatkan ruangnya kedalam saku dan menyimpannya di dalam❤” “Apa-apan dengan kantong empat
dimensi itu...erm, Izuna gimana?” “Hn, tidak masalah, desu.”
“Nah bawaanku terlalu besar untuk suatu alasan sih...Steph?” “Eeh, ya, punyaku sudah siap. Koper besar...”
“Ini adalah senjata rahasia jadi perlakukan dengan baik oke?──tunggu, hey dimana Plum!” “Y,yaa...aku di sini meski tidak mau...Aku akan keluar setelah matahari tenggelam.” “Baiklah, semuanya berkumpul.”
“Huh? Sora──kamu tidak akan menunggu “mereka berdua”?”
“Nah bawaanku terlalu besar untuk suatu alasan sih...Steph?” “Eeh, ya, punyaku sudah siap. Koper besar...”
“Ini adalah senjata rahasia jadi perlakukan dengan baik oke?──tunggu, hey dimana Plum!” “Y,yaa...aku di sini meski tidak mau...Aku akan keluar setelah matahari tenggelam.” “Baiklah, semuanya berkumpul.”
“Huh? Sora──kamu tidak akan menunggu “mereka berdua”?”
“Kita
akan berkumpul di tempat──nah paling buruknya, tidak apa kalau mereka
bergabung di tengah jalan. Karena sudah begitu...”
Dan
kemudian Sora dan Shiro, melihat semuanya sambil menunjukkan senyum tak kenal
takut──
“Kalau
begitu──ayo kita pergi?”