Tolong matikan adblock dan script blocker Anda untuk melihat halaman ini.

─̶─Jika ingin meng-COPY tolong sertakan sumber :D─̶─


Penerjemah : D.Blank13th


Chapter 1

3-1=Hopeless

Part IV


Pada saat yang sama, Riku, Allei dan Ivan─̶─melesat keluar dari bayangan, tapi dalam arah yang berlawanan.

Berlawanan dengan tindakan Riku dan Allei yang berlari sambil membungkuk ke tanah, Ivan berlari dengan kecepatan penuh sambil berteriak.

Mendengar auman hewan itu, Ivan mempertahankan kecepatannya saat sedikit menoleh ke belakang.

Setelah itu diperhatikan musuh, menendang reruntuhan baja dan mulai bergerak ke arah Ivan.

─̶─sang [Musuh] itu besar. Seperti apa yang dispekulasi Riku, itu setidaknya hampir tiga kali lebih besar dari manusia.

Meskipun itu berselimut kulit hitam, otot-otot menggembung bisa terlihat. Gigi bergerigi yang hampir menutupi setengah wajahnya itu terpapar saat itu membuka mulutnya.

Ivan tertawa saat memikirkan bahwa dia akan mendapat pengalaman serangan tangan pertama monster itu.

Mengahadapi si monster, menuju arah yang benar-benar berbeda dari Ivan, Ivan dapat melihat Riku dan Allei yang menyelamatkan diri.

Tertarik oleh gerakan besar serta teriakan keras, si monster tidak menyadari Riku dan Allei─̶─

“─̶──̶─ha, ha!”

Ivan harus berteriak keras untuk menarik perhatian monster itu. Dia lalu memfokuskan perhatiannya pada rute pelarian dan menambah kecepatan.

Misi umpan itu berjalan lancar. Langkah selanjutnya adalah untuk mengalihkan perhatian si monster untuk sedikit lebih lama.

Tak peduli apa, hasil terbaik adalah yang terbaik kan? Lagipula....Ini adalah pekerjaan terakhir seorang manusia.

─̶─ya, misinya telah berakhir dari sini sekarang.

Tinggal sekali lari tersisa sebelum akhir dari hidupnya─̶─ini adalah tugas sederhana. “Maaf Riku─̶─karena meninggalkanmu dengan tugas yang merepotkan.”

Dari sekarang, ada pekerjaan yang lebih sulit, lebih genting dan lebih membosankan menunggu orang yang seperti adik kecilnya(Riku).

Dalam beberapa menit selanjutnya, atau mungkin beberapa detik kemudian, dia tidak akan merasa setenang ini─̶─

“Ahhhh, meski ini terlalu banyak....Tapi, dapatkah kau─̶─sialan.”

─̶─sepasang mata gelap seperti-jurang milik Riku muncul dipikiran Ivan. Bahkan ketika menatap Ivan, disana─̶─tak ada yang bersinar.

Tidak takut, tidak bimbang, tidak terguncang, tidak ada kesedihan, tidak ada rasa sakit. Tak ada yang muncul. Untuk alasan ini─̶─dia dapat dipercaya.

Untuk membuang nyawanya karena perintah yang diberikan oleh sorang anak remaja.

Jika perlu, hidupnya sendiri dapat diperlakukan seperti sampah dan dibuang, jika ini untuk perkataan dari master bermata-hitam.

Di percaya bahwa─̶─dia akan menggunakan nyawanya lebih efektif dari yang lain. Tapi─̶─

“Aku tahu ini mungkin memberatkanmu─̶─tapi Riku, selain dari mempercayaimu, aku tidak bisa memikirkan cara lain.”

Jadi, aku harus meminta maaf. Karena alasanmu memberiku untuk mati....

Sebenarnya, aku tidak seharusnya memikirkan tentang kematian. Istriku dan anak perempuan imutku masih menungguku kembali dikoloni.

Tak peduli apa, aku harus selamat, aku ingin bersama keluargaku, menikmati kebahagiaan duniawi sebelum kematian.

─̶─tapi, ini.

Mati ditempat ini terkubur abu aquamarine.... Apa perbedaannya? “Ahhh, Ahhhhhh....!!”

Sayangnya, inilah apa yang Ivan pikirkan.

Disaat ini, untuk bahkan khawatir memilih kebahagiaan, itu sangat disayangkan. Sialan. Untuk mati tanpa alasan dan mati tanpa sadar.

“Maaff, aku sangat menyesal! Tapi, kumohon, kumohon maafkan aku─̶─“

─̶─di dunia yang rusak, gila dan tragis ini.

Lahir tanpa sebuah arti, hidup dalam ketakutan, dan terbunuh setelah menemukan sedikit kebahagiaan.

Apa gunanya hidup di dunia jika ini terus berlanjut tanpa henti?

─̶─orang yang menjawab pertanyaan ini adalah anak itu, Riku.

Ini adalah untuk melindungi temanmu, melindungi keluargamu─̶─demi mencapai masa depan dimana perang akan berakhir, mati tak masalah.

Fantastik. Sempurna. Makna di balik keberadaan seseorang, apa yang bisa lebih baik daripada ini?

Bahkan jika aku mati, setidaknya mati dengan keren kan? Seperti itu─̶─aku harus meneriakannya.. “─̶─Aku! Aku akan mati demi melindungi teman dan keluargakuuuuu─̶─!!” Oke─̶─tak perlu malu-malu terlepas dari siapa yang dimaksudkan.

Ini terlalu klise. Hanya manusia yang sedang mendekati kematiannya yang bisa memahami hal ini.

“Ha, ha! Oi, Riku! Zaman ini, kapan ini akan berakhiiirr─̶─!” Tak ada jawaban. Dia uga tidak igin tahu jawabannya.

─̶─untuk [Kapan], ini bisa masih jadi aneh bagi Ivan bahkan jika dia mengerti. Dunia ini sangatlah kejam bahwa orang-orang tidak dapat berharap.

Dunia ini sangatlah kejam bahwa orang-orang hanya dapat putus asa.

Masa lalu dan masa depan yang jauh, ini tidak bisa dihubungkan manusia manusia saat ini.

Tapi sekarang, satu-satunya hal yang perlu dilakukan adalah dengan putus asa dan terus menjalin menuju masa depan, untuk tidak mentolerir setiap lamunan lainnya.

Seseorang secara impulsif pasti akan tereliminasi bagai sampah di detik selanjutnya.

“Ahh....”

Hanya seperti ini, terus berlalu kedepan. “Ah─̶─Ahhhhhhhhhh─̶─!” hanya tetap berlari lurus.

Selama tubuh masih hidup, tetaplah berteriak.

Bahkan jika kau jatuh di jalan, seseorang harus menanggung beban ini. “Ahhhhhhhhhh─̶─ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!!” Manusia, selain dari ini─̶─ “Ahhhh─̶──̶──̶──̶─ah!”

Lalu, teriakannya hilang.

─̶─Part IV END─̶─


Prev | ToC | Next