─̶─Jika ingin meng-COPY tolong sertakan sumber :D─̶─
Penerjemah : D.Blank13th
Chapter 2
1x1=Aimless
Part XII
Riku dan ShuVi berjalan bersama di taman kibaran kelopak di kota hancur para Elf.
Meskipun abu hitam tertiup oleh badai kematian, itu adalah masalah waktu sebelum ini tertutupi lagi. Meskipun mereka tidak bisa berjalan-jalan santai dan menikmati situasi, Riku harus mengulanginya lagi untuk ShuVi dengar.
“Tahta Tuhan tunggal─̶─..[Star cup]....Eh.”
Gelar [Tuhan Tunggal] diberikan kepada pemenang perang setiap tahta Dewa dan Elmental Gallery.
Perangkat yang memiliki konsep kontrol mutlak─̶─[Star cup].
Inilah alasan dan tujuan di balik Perang Besar, metode implementasinya adalah.....Sangat─̶─
“Oi, ShuVi. Bisakah kau jawab satu pertanyaanku.”
─̶─menahan suatu keraguan, Riku bertanya.
“Itu....Kecuali tidak ada yang menemukan bahwa ada metode lain?” “....Me, tode....Lain...?”
Melihat mata ShuVi melebar, Riku mendesah dalam hatinya.
─̶─Begitu, bahkan ShuVi belum menemukan metode itu.
Tidak, karena itu ShuVi, karena dia kuat, jadi dia tidak menyadari sesuatu sesederhana ini?
“...Hey, ShuVi. Akankah aku dimaafkan jika aku sendirian?” “?.....Riku, tidaklah....Sendirian....Oh?”
“Tidak tidak...Aku selalu merasa seperti orang bodoh untuk berani melalui hal─̶─tapi.” Riku tersenyum sambil mengenakan topeng debunya.
Ekspresi Riku tidak bisa dilihat sama sekali sepanjang waktu. Tapi ShuVi jelas bisa melihat mata hitam berkilau di balik googlenya.
“Tapi kalau aku dengan ShuVi, aku merasa bahwa aku bisa melakukan beberapa hal menarik di dunia ini
─̶─?
“....Menarik? Aku tidak tahu, lelucon....”
Membelai ShuVi yang menunduk dalam cara minta maaf, Riku tersenyum.
“Karena inilah itu rasanya sangat menarik.....ShuVi, apakah membosankan denganku?”
“Tidak.”
ShuVi cepat menjawab secara serius.
“Sungguh? Kau tidak berbohong? Aku orang yang tak berperasaan oh, perasaan bosan denganku─̶─“
“Jika, tidak tertarik pada Riku....Aku tidak akan membebaskan diri dari link.......Dan tinggal disini.” Kali ini, kata-katanya diputus oleh ShuVi yang menjawab dengan serius.
Riku berpikir─̶─
Bagaimana dia akan mencapai itu? [Hati] di dalamnya yang ShuVi cari. Namun, ShuVi bersedia untuk membatu terlepas dari jawabannya...Mungkin.
Apa yang harus dia lakukan─̶─sesuai dengan keinginannya itu bukan ide yang buruk. “....Un, inilah....Hmm..”
Dengan mata yang menonton Riku yang sedang berpikir dalam-dalam, ShuVi mengatakan. “...Aku,....Tertarik....Pada mata Riku....Yang seperti ini...”
“Sungguh? Hal-hal yang kupikirkan sekarang bahkan mungkin terlalu banyak untuk khayalan anak-anak oh.”
“..Ini baik...Tidakada-revisi...”
Mengulagi pikiran beberapa kali di kepalanya, dia datang ke suatu kesimpulan. Mengangguk dalam, ShuVi─̶─berhasil mendefinisikan perasaan ini.
Tidak tahu apakah itu karena dia merasa bahagia, ShuVi memberi senyum berseri-seri yang membuat orang lupa bahwa dia sebenarnya sebuah mesin─̶─
“...Aku kira─̶─ini juga....[Suka]....?”
─̶─pada akhirnya, bahkan Riku tidak mengerti apa maksudnya. “Sungguh cara yang ambigu untuk mengatakannya!”
─̶─pada akhirnya, berapa lama telah berlalu sejak dia melakukan ini. Dia tidak bisa mengingatnya. Riku memeluk perutnya, tertawa hingga air matanya mulai mengalir keluar.