─̶─Jika ingin meng-COPY tolong sertakan sumber :D─̶─
Penerjemah : D.Blank13th
Chapter 1
3-1=Hopeless
Part I
─̶─dulu dulu sekali, sesuatu yang disebut [matahari] ada.
Memancarkan api putih bersinar, mewarnai langit dengan warna biru tembus pandang─̶─ya, inilah bagaimana ini menyebar.
[Perang Besar] antara para dewa dan buatannya menghanguskan bumi. Seluruh langit menjadi mendung dengan abu.
Langit yang penuh abu dan Astronomical Force─̶─Elemental gallery, datang menjadi konflik, menyebabkan cahaya memancar dimana hasilnya langit berubah merah.
Kemerahan ini menyelimuti terus menerus saling-bunuh ditanah. Atau mungkin, bintang itu sendiri yang meratapi, menumpahkan darah segar.
Dalam langit bernoda darah, hanya abu berwarna aquamarine yang terus jatuh..
─̶──̶──̶─......
Ivan memandang langit merah dan mengerutkan kening.
[Abu hitam] yang membiarkan cahaya biru aquamarine jatuh ke tanah, mulai menumpuk.
Ivan bingung saat memikirkan tentang batas seorang manusia dapat miliki dalam hal pengetahuan.
Manusia tidak dapat merasakan elemental particle, jadi mereka tidak seharusnya dapat melihat cahaya aquamarine. Adapun mengapa langit yang diwarnai merah, itu mungkin karena cahaya polirasiatau beberapa alasan tak diketahui lainnya. Elemental particle aslinya awalnya adalah biru...
Adapun bagaimana manusia dapat memahami dan terhubung ke Elemental Gallery....ini mungkin ada hubungannya dengan cahaya terakhir yang dipancarkan dari Elemental mati setelah konflik dengan abu.
─̶──̶─[Elemental bones]. Bagi kebanyakan spesies makhluk hidup termasuk manusia, ini adalah racun mematikan.
Menyentuhnya membakar kulit. Memasuki mata menyebabkan kebutaan. Jika dimakan, organ dalam akan larut.
Bahkan meski ini bersinar cahaya aquamarine, ini disebut [Abu hitam] karena sifat itu melambangkan kematian itu sendiri.
Mungkin, benda ini mungkin sebenarnya sangat murah hati.
Topeng debu manutupi kepalanya. Armor bulu dibuat untuk menahan dingin. Jika seseorang melepas itu semua dan santai berbaring di tanah─̶─tanahnya akan penuh dengan [Abu hitam (Kematian)], ini bisa membawa seseorang itu menuju tidur bahagia.
(Sangat ingin istirahat. Bekerja tanpa henti sejak pagi ini. Tubuhku mati rasa, aku ingin minum semangkuk sup hangat, membasuh semua abu ini dan meringkuk di dada istriku dan tidur─̶─jika aku tidak bisa bahkan mencapai semua ini suatu hari, maka sekarang aku hanya harus.....)
Godaan semacam itu memaksa Ivan gemetar, benar-benar menghentikan pikirannya. Lahir di dunia semacam ini, tak ada alasan untuk selamat atau mati─̶─ “─̶─Ivan. Apa abu hitam memasuki otakmu?”
Ivan berbalik setelah mendengar gumaman rekannya. Setelah berkedip beberapa kali, dia melihat dua partnernya disisinya.
“...Ini hanya sedikit istirahat, Allei. Aku sudah ...?” “Jika kamu menua, lalu harusnya kita juga sama?” kata pahit Allei.
Berlawanan dengan anak laki-laki yang satu tahun lebih muda darinya, Ivan dengan ironis membalas.
“Kau belum bangun? Mungkin suatu hari kita tidak bisa bermain-main seperti ini lagi oh─̶─Riku, kamu juga.”
Mengatakan itu, Ivan melihat pada Riku─̶─ “ketua” yang ada didepannya.
Yang paling muda dari mereka bertiga, dengan wajah remaja tersembunyi dibawah topeng dan pelindung angin.
Wajahnya tidak bisa dilihat. Melihat melalui gelas kaca...adalah sepasang pupil yang terlihat seperti jurang itu sendiri.
“Terima kasih untuk sarannya. Lalu─̶─setelah [istirahat] pendek...Kita akan lanjutkan.”
─̶─berpakaian seperti sebuah batu, bersama dengan pakaian kulit yang menjalar ke atas dari kaki.
Anggota tubuhnya mati rasa, dia bahkan tidak makan─̶─ini adalah demi tidak ditemukan oleh sang [Musuh]. Demi untuk hidup.
Dan─̶─demi datang hingga kesini.
Ivan menunduk, menghadap ke bukit dalam kesunyian.
Sesuai dugaan, ada sebuah lubang besar...Sebuah gunungan baja terletak di pusatnya.