─̶─Jika ingin meng-COPY tolong sertakan sumber :D─̶─
Penerjemah : D.Blank13th
Chapter 2
1x1=Aimless
Part V
─̶─Riku dan gadis yang selamat dari koloni yang hancur, baru-baru ini bertemu dan sudah meminta seks.
Kecepatan rumor ini menyebar bahkan lebih cepat dari kecepatan suara─̶─seluruh koloni mendengug dengan intens.
“Tidak, Riku benar. Saat itu bisa dilakukan, itu harus dilakukan.” “Tidak, Riku harusnya mencara saling-persetujuan sebelum melakukan itu dulu.”
“Tidak tunggu, kau mengatakan seolah-olah dia tidak belum mendapat persetujuan dari pihak lain kan?”
“Memaksa itu mirip dengan komitmen kan? Apa lagi yang perlu dibahas?─̶─“
.............
“Aneh.”
Perdebatan itu aneh. Alasannya adalah fakta bahwa tidak ada orang yang menyebutkan tentang semuda apa ShuVi itu.
Semuanya aneh. Atau dirinya sendirilah yang aneh?
Mungkin didorong untuk kegilaan oleh perang ini, tampaknya orang-orang dikoloni ini tidak bisa menahannya lagi....
Menerima semua pandangan dan katak-kata penghinaan atau rasa hormat, Riku pergi melalui koloni menuju ruangannya.
Lalu, menggunakan suara yang nyaris tak terdengar, dia mengeluh pada ShuVi yang berjalan disampingnya.
“Aku bilang, tak bisakah kau memberiku istirahat....? “.....Apa?”
Tidak mengerti apa yang dia lakukan salah, ShuVi memiringkan kepalanya dalam kebingungan.
“Omong-omong, kau ingin memahami [Hati]-ku kan? Yang berarti kau ingin merayuku kan?”
Dia tiba-tiba teringat saat dia dipanggil [Nii]. “Tidak bisakah kau memiliki penampilan seseorang yang lebih tua?”
Jika itu masalahnya, situasi ini tidak akan terjadi. Riku tidak puas dengan hasilnya, sementara ShuVi menjawab dengan kosong.
“....Ini adalah penampilan....manusia laki-laki....termasuk Riku...Sukai.” “Kenapa kau tidak katakan saja kalau aku lolicon. Aku menyukai yang mempesona─̶─“ “Pembohong.”
Dengan cepat menyela kata-katanya, ShuVi melanjutkan.
“...Lalu, dengan manusia yang disebut Coron, alasan untuk tidak ada perilaku reproduksi....Tidak ada.”
Aiya—Pikir Riku.
Karena penilaian Ex-Machina, dia diidentifikasi sebagai lolicon.
Dan termasuk soal tentang Coron mengutip bukti keluar, itu menegaskannya. “....Mungkin, semua manusia laki-laki, menyukai, gadis muda.”
“Apa kau bercanda, jangan menyamaratakan, setiap individu memiliki pilihan pribadi mereka sendiri─̶─“
“....Menolak....Secara biologis, jika kamu subur....Bermanfaat untuk tubuh muda, tak ada ruang utuk diskusi.”
─̶──̶─orang ini.
Ex-Machina yang tidak seharusnya memiliki emosi, menampilkan pandangan heran pada Riku sambil menjelaskan. Itu mungkin ilusi.
“....Ex-Machina, tidak memiliki subjek ambigu....Manusia, ingin berkembang biak dengan gadis muda....hanya, fakta.”
“─̶─...Kau, membuat hal-hal sulit....”
Dibebani dengan segala macam tataan yang diarahkan padanya, Riku memiliki ekspresi kecewa saat dia kembali ke kamarnya.
.....Hanya satu hari, itu membuat seseorang merasa begitu jauh, ini mungkin ilusi untuk Riku juga.