─̶─Jika ingin meng-COPY tolong sertakan sumber :D─̶─
Penerjemah : D.Blank13th
Chapter 1
3-1=Hopeless
Part V
.....Ini adalah era─̶─[Perang Besar].
Manusia itu lemah dan rapuh, mereka tidak bisa bertahan hidup sebagai individu, sehingga mereka harus hidup bersama sebagai seluruh [Ras].
Perasaan pribadi diabaikan, semuanya ada untuk bertahan hidup secara keseluruhan. Bekerja secara keseluruhan itu suatu keharusan.
Untuk ini, meski ini tidak bisa dikatakan sebagai yang terbaik, ini adalah langkah yang memberikan mereka kesempatan tertinggi untuk menang.
Melalui rencana yang komprehensif dan rasional, manusia bisa terus hidup─̶─tidak, berlari.
Tertutupi dengan abu dan lumpur, mengorbankan kebahagiaan kecil mereka, membuang tulang apapun─̶─hingga hari yang tak diketahui ketika perang berakhir.
Karena inilah, mengorbankan satu orang untuk menyelamatkan dua yang lain, mengorbankan minoritas untuk menyelamatkan mayoritas.
Terlepas dari satu yang dikorbankan, menyelamatkan orang lain di koloni adalah prioritas utama.
Oleh karena itu, cara lain tidak akan dianggap. Orang yang mengimplementasikan ini─̶─adalah Riku sendiri.
Sejak saat itu dan seterusnya, dia tidak pernah menyesali ataupun ada rasa penyesalan untuk ini. Tapi─̶─
Dia berlari dengan kecepatan penuh tanpa menengok kebelakang, hingga dia melarikan diri ke hutan yang seharusnya lebih aman. Tiba-tiba─̶─
“.....Wuu.”
Perasaan dari sebuah serangan yang terasa seperti perutnya jatuh melanda Riku.
Ingatan dari wajah pria itu secara bertahap meng-kabur. Dia merasakan perasaan yang tak tertahankan dan rasa jijik yang kuat untuk sesuatu . Ivan─̶─lebih dari
pria darinya. Dia berani, bijaksana dan penuh pertimbangan. Di generasi Riku, tak ada orang yang Ivan. Namun demikian, itu adalah cinta pada pandangan pertama bagi istrinya. Bahkan meski lamaran pernikahannya terlambat, mereka sangat intim─̶─
Ini.
Riku sendiri, sudah. Menggunakan bentuk kata lampau untuk menceritakan hal itu. “Riku...Oi, Riku!”
Allei yang masih berlinang air mata memegang pundak Riku dengan keras. “Tidak akankah kau runtuh─̶─dengan semua beban yang kau bawa?!”
Riku bagaimanapun menggunakan mata tak berjiwa dan menyala redup untuk melihatnya─̶─ “Hingga nanti, ketika seseorang mewarisi pekerjaanku.”
Mendengar perkataan ringan itu, Allei menjadi diam.
Lalu, mereka berdua yang menilai bahwa tak ada musuh yang mengejar mereka, mulai berjalan.
Dengan koloni sebagai target, mereka berjalan. Perasaan berat tidak hanya karena penumpukan debu tebal.
Hal-hal yang tertinggal dibelakang. Hal-hal yang dipercayakan. Hal-hal yang harus digunakan untuk terus menjalin─̶─
“....Hey, Riku. Zaman ini.....Kapan ini akan berakhir...”
Mereka berdua tidak tahu. Ini adalah pertanyaan yang sama yang Ivan teriakan pada saat detik terakhir hidupnya.
Riku tidak dapat menjawab pertanyaan ini saat dia memandang langit merah yang dipenuhi dengan debu aquamarine.
Tiba-tiba, kata-kata yang datang dari seseorang yang tak dikenal terkilas di pikirannya─̶─ [Akan selalu ada hari esok].
Puing-puing yang mengambang di udara yang memancarkan cahaya samar aquamarine diam-diam jatuh dan mulai menumpuk.
“Ahhh. Ini akan segera berakhir.”
Jika mereka tidak mempunyai pemikiran ini, jika mereka tidak percaya, bahkan sekarang.
─̶──̶─perasaan berat ini, mungkin akan menekan lutut mereka.