Tolong matikan adblock dan script blocker Anda untuk melihat halaman ini.

─̶─Jika ingin meng-COPY tolong sertakan sumber :D─̶─


Penerjemah : D.Blank13th


Chapter 2

1x1=Aimless

Part VII


─̶─*bang bang*, ketukan di pintu membawa kembali kesadaran pada mata Riku. “Riku~♪Maaf karena melakukan ini saat kamu sedang lelah─̶─“

Saat suaranya berlanjut, pintunya perlahan membuka─̶─

“─̶─Ohhhya❤Maaf nih! Nee-chan terlalu bodoh, nah silahkan gunakan waktu kalian oh~♪”

Segera setelah itu pintu tertutup, dan suara langkah kaki yang menjauh *pata pata* terdengar.

─̶─apa yang terjadi?

Mengakui kenyataan bahwa dia perlu tahu apa yang terjadi, Riku berusaha untuk membuka kelopak matanya yang berat.

“..........”

“..........”

Dibawah selimut, Riku dan ShuVi menatap mata satu sama lain, dengan ShuVi di tubuhnya.

“...Kenapa kau, menaiki tubuhku, bisa aku mendengar penjelasan?”

─̶─dari saat dia tertidur, beberapa jam telah terlewati─̶─tidak, beberapa jam tak masalah.

Mereka dalam perselisihan hidup dan mati beberapa saat yang lalu, jadi apa yang orang ini rencanakan untuk lakukan─̶─ “...Riku bilang, dalam....sekitar dimana Riku bisa melihat...Tapi Riku...Menutup matanya....” Begitu. ShuVi sambil terlihat sedikit sombong─̶─ini mungkin sebuah ilusi Riku bilang

─̶─katakan.

“...[Sekitar dimana Riku bisa melihat].....Tidak dapat mengungkapkannya menggunakan kata-kata, mungkin......Berspekulasi, [Sekitar dimana Riku menyadarinya].”

“─̶─oh? Dan lalu?”

“...Kontak, bahkan tertidur.....Bisa dideteksi, penggunaan.....Oleh karena itu dinilai sebagai [Sadar]....”

Ini adalah penilaiannya sendiri, di pasti merasa percaya diri.

ShuVi yang tidak memiliki [Hati] memiliki pandangan seperti meminta Riku untuk memujinya karena mempelajari niat abstrak manusia.

Riku mengerutkan kening dan menjawab.

“Jangan keluar dari ruangan ini─̶─itulah artinya. Kau mengerti?” ”...............Tidak mengerti.”

ShuVi melebarkan mata bulatnya dan bergumam dalam keluhan.

“....Menutup, mata...Ditunjuk [sekitar dimana Riku bisa lihat]....Tidak bisa diubah...” ShuVi memiringkan kepalanya, bersikeras tidak kesetuju. Lalu, suara Coron datang. “Ah. Benar! Ehh~ meskipun aku merasa seperti aku mengganggu saat-saat yang bagus kalian~....”

“Kami tidak melakukan saat-saat yang bagus apapun.....Apa yang kau perlukan?”

“Ah, itu? Aku rasa akan bagus jika kalian berdua mandi dulu! Terutama ShuVi, karena ShuVi sudah merasakan pengalaman yang buruk, Nee-chan ini perlu membantunya membersihkan seluruh tubuhnya~ gitu deh♪”

Mendengar ini, Riku memberi isyarat kepada ShuVi menggunakan matanya.

─̶─[Kau harus berkoordinasi dengan perkataannya]

Tidak tahu kalau niat ini ditujukan, ShuVi dengan tegas menganggukkan kepalanya dan menjawab.

“...Riku bilang..Tubuh ShuVi.....Tidak boleh orang lain lihat.”



─̶─sudah kuduga, aku harusnya membunuh orang ini.

Riku perlahan kehilangan kesadarannya, pintunya bagaimanapun penuh dengan tawaan Coron, yang lalu menjawab.

“Ahhhh~Sungguh♪Jadi kau sudah menjinakkannya eh? ~ Jika ini adalah adikku, itu pasti pada kecepatan yag mengagumkan❤“

“Coron....Tolong. Kumohon padamu. Tolong diamlah─̶─“

“Kalau gitu aku serahkan ShuVi-chan padamu~ Aku sudah singkirkan semua orang dari kamar mandi, jadi ini adalah kesempatan terbaik oh!?”

“─̶─hentikan gerakan tanganmu!”

Setelah Coron meregangkan tangannya dan memasukkan jari telunjuk tangan kanannya ke lubang yang dibuat di tangan kiri, dia kabur seperti angin.

..........

Satu-satunya yang tersisa adalah Riku yang kelelahan dan ShuVi yang berada di tubuhnya.

“─̶─ini saatnya kamu menyingkir dari tubuhku kan?” “...Un.”

Riku mulai berpikir saat menghadapi ShuVi yang meninggalkan tubuhnya sesuai instruksinya.

......Itu tidak berguna untuk mengatakan apapun lagi.

Sebagai hasilnya, semua orang akan tahu kalau dia adalah lolicon dan fakta bahwa dia berhasil menjinakkan pengungsi perang.

Tapi─̶─Riku merasa, setidaknya ini lebih baik daripada ketahuan membawa seorang Ex-Machina kembali.

“....Kau, tidakkah kau punya masalah dengan pencernaan dan mandi?”

Demi menutupi fakta bahwa dia adalah Ex-Machina, dia perlu meniru manusia setidaknya─̶─

“.......Artinya, tingkah ...manusia...?”

“─̶──̶──̶─kau.......Kau bisa mengerti niatku pada saat ini, kenapa....”

Riku mulai curiga jika dia melakukan ini dengan sengaja, tapi dia merasa kalau ini pasti perbedaan cara berpikir dia yang seorang Ex-Machina dan dia yang seorang manusia. Un, aku harus menjaga pendapat ini untuk diriku.

“.....Menelan....Tidak diperlukan. Sumber daya manusia......Tidak perlu dibuang-buang....”

Apakah dia menghargai situasi kami disini? Ini adalah.....Aku sangat tidak mengerti─̶─Aku akan tetap menjaga pendapatku untuk diriku sendiri.

“Tapi kau akan dicurigai jika kau tidak makan. Setidaknya makanlah sedikit. Itu seharusnya tidak mempengaruhi tubuhmu kan?”

“.....Un. Mudah membusukannya...Tidak berguna...”

“Aku akan memberi bagianku untukmu. Dengan begini situasi makanan tidak akan berubah

─̶─“

Riku tidak membiarkan ShuVi melawan sebelum melanjutkan. “Terhadap air─̶─“

“....Tidak, masalah....ShuVi, anti-air, anti-api, anti-debu, anti-peluru, anti-ledakan, anti-iblis, anti-elemental partikel....”

“Kau benar-benar ras yang tak masuk akal. Maka pura-pura saja mandi─̶─“ “....Tapi....Anti-kotor...Tidak berfungsi.”

“Kau bahkan memiliki anti-ledakan kan? Kecuali ini adalah cacat mekanik?”

“...Jika, penggunaan, elemental partikel tersedia....Membersihkan, perangkat pembersih diri...Tapi, Riku, bilang, jangan digunakan....”

ShuVi protes, tampak sedikit marah.

“Sial, dengan hal-hal seperti ini, biarkan salah saja. Mengambil keuntungan dari kesalahpahaman Coron─̶─“

“....Riku, membantu....Bersihkan ShuVi...”

Menghadapi ShuVi yang mengangguk dalam dengan nada yakin, Riku memeluk kepalanya.

“Kenapa aku harus.....Kau bukan anak kecil lagi, lakukanlah sendri ah.” Secara logis, ShuVi menggunakan jarinya untuk menunjukkan masalahnya.

“....Pertama, mengambil keutungan dati pemandian kosong... ShuVi sendiri... Dengan Riku,... tidak kehilangan kesempatan.”

─̶─.

“....Kedua, ShuVi, beberapa bagian, tidak bisa bersih....Kecuali perangkat pembersih diri....Tidak pernah membersihkan sendiri sebelumnya.”

Lalu─̶─

“....Ketiga, menyimpulkan....Tidak ada alasan....Untuk menolak mandi bersama dengan ShuVi. Seperti yang diharapkan, terhadap keindahan megah yang muda seperti─̶─“

“Oke oke, aku mengerti....Ayo pergi.”

Riku memacu tubuhnya yang berat untuk berdiri.

─̶─Riku mengerti bahwa tidak mungkin untuk menang melawan Ex-Machina dalam argumen.

─̶─Part VII END─̶─


Prev | ToC | Next