──Jika ingin meng-COPY tolong sertakan sumber :D──
Penerjemah : D.Blank13th
Act 7
Sihir
Tujuh bulan telah berlalu semenjak aku dipanggil ke dunia ini.
Sinar matahari yang menyala di siang hari masih sama tapi rasanya hari semakin pendek.
Setiap pagi saat aku menyirami tanaman herbal aku merasa kalau matahari terbit lebih lama. Kurasa karena sekarang sudah hampir musim gugur.
“Selamat pagi, Sei.”
Jude yang sudah bangun dan sedang merapikan pakaiannya, datang saat aku menyirami tanaman herbal dengan kaleng penyiram.
Meskipun aku menyirami tanaman herbal, bukan berarti aku menyirami semuanya.
Itu karena, kebun tanaman herbal baru saja diperluas sehingga tidak mungkin bagiku untuk mengelola seluruh tempat sendirian.
Aku hanya merawat herbal yang kugunakan secara pribadi, di sudut kebun tanaman herbal.
Ada banyak peneliti lain yang juga memiliki lahan pribadi mereka sendiri. Mereka semua dikelola secara pribadi.
“Kalau kamu memintaku, aku akan membantu, lho.”
Jude melihat kaleng penyiram yang kupegang dan merendahkan alisnya.
Karena Jude bisa menggunakan sihir atribut air, dia bisa menyirami semua tanaman herbal tanpa harus menggunakan kaleng penyiram.
Ketika dia tahu kalau aku menyirami tanaman herbal setiap pagi, Jude bilang dia bisa menyirami tanaman herbal menggunakan sihir airnya dan sering membantuku.
Tapi dia tidak membantu setiap hari. Aku merasa bersalah karena memintanya untuk melakukannya setiap hari jadi aku hanya memintanya untuk membantu jika aku menemuinya sebelum menyirami tanaman herbal.
“Makasih. Aku terima perasaanmu saja.”
Aku tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Jude tertawa dengan perasaan pasrah.
Aku baru saja selesai menyirami tanaman herbal jadi Jude menemaniku kembali ke lembaga penelitian.
Jude tidak memiliki lahannya sendiri jadi sepertinya dia keluar hanya untuk membantu menyirami tanaman herbalku.
“Ngomong-ngomong, apakah tanaman herbalnya datang dari toko hari ini?”
“Ya. ada lebih banyak tanaman herbal dari biasanya jadi Direktur bilang kalau para peneliti juga harus membantu memindahkannya ke gudang.”
Aku mengkonfirmasi jadwal hari ini dengan Jude di perjalanan pulang ke rumah.
Karena kami menjual potion ke Ordo Ksatria ke-3 dengan harga grosir sekarang, tanaman herbal nya tidak cukup untuk menutupi jumlah potion yang terjual sehingga kami mulai mengumpulkan tanaman herbal dari toko.
Ngomong-ngomong, toko yang kami pilih adalah rumah Jude karena itulah kami bisa membeli tanaman herbal dengan harga yang lebih murah sehingga Direktur senang.
Menurut Jude, rumahnya adalah toko terbesar di ibu kota dan dia menangani beragam hal di toko. Dia selalu yang pertama tahu bahan apa yang dibeli untuk ruang makan.
Kupikir aku sudah meminta beragam bahan yang tidak masuk akal untuk ruang makan jadi aku merasa sedikit menyesal.
“Jam berapa barangnya sampai?”
“Sekitar bel pagi ke-3, kan?”
“Kalau begitu, apa boleh aku tiba jam segitu ya?”
Ada jam di dunia ini tapi harganya sangat mahal. Jadi hanya ada sedikit orang yang memilikinya.
Oleh karena itu rakyat jelata mengetahui waktu dari bunyi lonceng yang berdering dari tempat-tempat seperti gereja. Bel di istana kerajaan juga berdering pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Bel pagi ke-3 itu sekitar pukul 9 pagi.
Meski aku pergi saat mendengar bel, aku masih bisa tiba tepat waktu karena gudang berada di samping lembaga penelitian.
Aku pergi ke gudang saat aku mendengar bel pagi ke-3 tapi tidak ada yang bisa kulakukan.
Sejumlah besar kotak berisi tanaman herbal menumpuk di gerobak sedang dibawa ke gudang oleh para peneliti lain dan para asisten.
Sebagian besar herbal digunakan olehku jadi aku bilang pada mereka kalau aku akan membantu tapi semua orang menolaknya.
Tidak, yah, aku bisa melihat poin kuat semua orang yang biasanya tidak kulihat dan itu memang bagus untuk mataku. Tapi apa boleh jika aku satu-satunya yang menganggap itu baik, ya?
Aku merasa agak bersalah jadi aku memutuskan untuk berhenti menonton mereka dan malah pergi untuk mengirimkan potion ke Ordo Ksatria ke-3 menggantikan orang yang ditugaskan.
Potion tersebut dikirim dengan sebuah gerobak yang ditarik keledai jadi tidaklah sulit.
Para asisten akan melakukan bongkar muatnya.
Oh ya, kami punya kusir untuk gerobak sekarang.
Aku khawatir apakah aku bisa mengendalikan keledai dengan baik di awal tapi ini cukup mudah.
Ini mungkin keledai yang sangat bagus.
Keledai ini adalah anak baik yang dengan patuh mendengarkan apa yang kukatakan.
Ini mungkin sesuatu yang tidak akan kualami di Jepang, seperti membuat potion.
“Huh? Sei?”
Aku bertemu dengan para Ksatria yang baru saja selesai berlatih sementara para asisten sedang membongkar potion dari gerobak di pintu masuk samping.
Karena mereka sedang berlatih mereka tidak mengenakan seragam ksatria biasa. Pakaian mereka sedikit kasar.
Aku kadang-kadang pergi melakukan penaklukan dengan mereka dan mereka kadang-kadang membantuku menyelidiki efek makanan jadi aku akur dengan Ordo Ksatria ke-3.
Sampai-sampai mereka mau memanggilku seperti ini.
Para Ksatria yang memanggilku, pergi menuju ke arahku. Mereka melihat kalau gerobak di sampingku dipenuhi dengan potion jadi mereka bisa menebak bahwa aku membawanya ke sini.
“Apakah kamu membawa potion ke sini?”
“Ya.”
“Potion lembaga penelitian benar-benar efektif. Mereka benar-benar membantu kami selama penaklukan.”
“Terima kasih.”
Setelah latihan para Ksatria mengitariku.
Sebagian besar Ksatria lebih tinggi dariku dan mereka memiliki tubuh yang bagus sehingga rasanya aku dikelilingi oleh dinding.
Ini adalah dinding daging yang sebenarnya, cuma bercanda!
“Kamu selalu membuatnya cukup banyak, bukankah itu sulit? Yang berikutnya jumlahnya dua kali lipat dari ini, kan?”
“Eh? Bertambah?
“Huh? Kamu belum mendengarnya?”
Kudengar dari seorang Ksatria kalau jumlah potion akan berlipat ganda nantinya tapi aku masih belum mendengar apapun dari Direktur.
Jujur, aku bisa membuat tiga kali lipat dari jumlah ini sendirian jadi tidak masalah meski berlipat ganda.
Ketika aku bertanya rinciannya, dia bilang kalau penaklukan yang dijadwalkan berikutnya akan dilakukan oleh Ordo Ksatria ke-2 dan ke-3. Jadi bukan hanya Ordo Ksatria ke-3 yang memesan potion tapi Ordo Ksatria ke-2 juga.
Direktur dan Kapten memutuskan untuk melakukannya karena akan menimbulkan masalah jika hanya satu pihak yang memiliki potion yang efektif.
Memang, jumlah tanaman herbal yang sampai hari ini lebih banyak dari biasanya.
“Apakah Ordo Ksatria bergabung karena monster yang kuat muncul?”
“Bukan begitu. Kami akan pergi ke Hutan Ghosh selanjutnya, jadi supaya aman dua Ordo Ksatria bergabung.”
“Ah.”
Hutan Ghosh adalah tempat Salamander muncul dan meskipun waktu sudah berlalu sejak itu muncul, mungkin masih ada yang lain di luar sana sehingga kali ini mereka menjalankan misi penaklukan yang besar.
“Apakah Ordo Ksatria Pertama tidak pergi?”
Karena Ordo Ksatria ke-2 dan ke-3 pergi kupikir Ordo Ksatria Pertama juga akan bergabung jadi aku dengan polos bertanya tapi begitu aku melakukannya, ekspresi para Ksatria di sekitarku meringis.
Aku mungkin telah bertanya sesuatu yang buruk, jadi aku memiringkan kepalaku dan Ksatria di sekitarku mulai berbicara dengan getir.
“Ordo Ksatria Pertama akan melindungi Yang Mulia.”
“Yang Mulia?”
“Ah, Yang Mulia Kyle dan rekan-rekannya akan pergi ke Hutan Timur untuk meningkatkan level jadi Ordo Ksatria Pertama akan menjaga mereka. Mereka tidak akan ikut penaklukan kali ini.”
Kyle, Kyle...... Ah, Pangeran berambut merah itu?
Aku tidak tahu siapa dia untuk sesaat ketika mereka memberi tahu namanya, aku memang ingat kalau Pangeran Pertama memiliki nama seperti itu.
“Yang Mulia dan rekan-rekannya sudah melewati level 15. Jadi meski mereka pergi ke Hutan Timur, akan sulit bagi mereka untuk naik level......
“Ya. kalau mereka mau pergi maka lebih baik mereka menuju Hutan Selatan.”
“Kalau mereka punya penjaga yang mengawal mereka, mungkin lebih baik mereka pergi ke Hutan Selatan, huh.”
Apa yang para Ksatria coba katakan adalah bahwa Hutan Timur itu untuk pemula, jadi siswa sampai level 12 akan naik level dengan baik di sana.
Oleh karena itu Pangeran Pertama dan rekan-rekannya yang sudah level 15 akan kesulitan untuk naik level dari 12~20.
Setelah itu aku bertanya tentang hal itu dan kudengar kalau Pangeran Pertama biasa pergi ke Hutan Selatan. Kenapa sekarang dia pergi ke Hutan Timur, ya.
“Itu karena dia bukan? Saint-sama.”
“Yah, sebagian besar karena dia.”
“Saint-sama?”
“Seorang gadis yang dilindungi oleh Yang Mulia. Mereka memanggilnya itu.”
Ketika aku secara tidak sengaja merespon kata 【Saint】, para Ksatria menceritakan berbagai hal tentang Saint-sama.
Aku bisa menebak siapa saat mereka memberitahuku kalau dia dilindungi oleh Pangeran Pertama dan yap, ini tentang Aira-chan.
Untuk meringkas cerita para Ksatria, Aira-chan itu menghadiri Akademi Kerajaan dan Pangeran Pertama dan rekan dekatnya menjaga dia.
Pangeran Pertama beralasan bahwa karena dia adalah 【Saint】 lebih baik bagi negara jika dia naik level lebih cepat.
Dia memasuki Akademi Kerajaan agak telat daripada teman sekelasnya jadi agar dia naik level lebih cepat, lebih baik bagi mereka pergi ke hutan dengan Ordo Ksatria Pertama yang levelnya lebih tinggi darinya. Dengan cara ini mereka bisa membuatnya naik level lebih cepat dari biasanya.
Tentu saja, Pangeran Pertama adalah keluarga kerajaan dan rekan dekatnya semua adalah putra bangsawan jadi Ordo Ksatria Pertama menemani mereka karena alasan keamanan.
Karena mereka mem-power-levelling dia , lebih baik mereka melakukanya di Hutan Selatan tapi Pangeran Pertama menentang keras mengatakan kalau itu berbahaya jadi mereka pergi ke Hutan Timur sebagai gantinya.
Alasan lainnya adalah Aira-chan tidak perlu lagi naik level dan menyusul teman sekelasnya.
“Dia benar-benar memperlakukan dia seperti kaca.”
Sebagai orang yang dipanggil bersama Aira-chan, aku sedikit lega karena dia tidak pernah merasakan pengalaman yang buruk.
Dia lebih muda dariku sih, aku sedikit khawatir.
Kurasa aku terlihat lega tapi para Ksatria yang menatapku memasang ekspresi aneh di wajah mereka.
“Eh? Ada apa?”
“Sei terasa lebih mirip Saint-sama daripada Saint-sama itu.”
“Yang Mulia tidak memiliki mata yang bagus.
“Kalau sesuatu terjadi katakanlah pada kami. Kalau itu sesuatu yang bisa kami lakukan maka kami akan melakukannya!”
Mereka berusaha menghiburku sambil menatapku dengan mata kasihan. Meski kalian tidak terlalu khawatir, aku baik-baik saja, kok.
Aku melakukan apa yang kumau. Aku bersenang-senang menjalani hidup damai biasaku, tahu?
“Ahaha, Makasih. Aku akan bilang kalau terjadi sesuatu.”
Semua orang mengatakan kalau aku seperti seorang 【Saint】. Ketika sesuatu yang buruk terjadi aku benar-benar seperti 【Saint】, ya?
Menurut Status ku sih.
Tapi aku tidak aka menegaskannya secara positif dan juga tidak bermaksud mempublikasikannya.
Aku juga tidak bermaksud untuk menolaknya karena ini mungkin bisa ketahuan suatu hari nanti.
Aku masih sedikit kesal atas apa yang terjadi pada hari aku dipanggil ke dunia ini jadi aku tidak akan dengan patuh mengakuinya.
Jadi aku ingin menghabiskan hidupku sebagai orang biasa sampai seseorang mengetahuinya.
◊♦◊♦◊♦◊
Aku mengingat cerita yang kudengar dari Ordo Ksatria ke-3 tempo hari.
Ya, tentang gadis yang dipanggil bersamaku ke dunia ini.
Dia dibawa oleh Pangeran Pertama dan sekarang menghadiri di Akademi Kerajaan.
Kupikir dia masih berusia pelajar jadi itu memang bukan masalah.
Yang kukhawatirkan adalah levelnya lebih rendah dari teman sekelasnya pada saat masuk.
Setelah berpisah dengan para Ksatria, aku kembali ke lembaga penelitian dan mengkonfirmasikannya dengan Jude. Aku bicara dengannya tentang apakah ada banyak orang berlevel 7 atau 8 di tahun pertama mereka di sekolah.
Para Ksatria bilang ada banyak kelas 3 berlevel 12~16; Pangeran dan rekan-rekannya adalah murid unggulan jadi mereka melampauinya dan berlevel 15.
Karena dia didampingi teman sekelasnya, level tertinggi Aira-chan harusnya sama dengan Pangeran dan rekan-rekannya, level 15.
Aku mengingat levelku.
Atau lebih tepatnya, aku baru saja memeriksanya tadi. Aku tidak menaikkan levelku dan levelku belum naik sejak aku dipanggil.
Tetap level 55.
Ya, level 55.
Menbandingkannya sekarang, Aira-chan level 15 dan aku level 55......
Meski level Aira-chan lebih tinggi dari 15, mungkin masih lebih rendah dariku, kan?
Aku agak khawatir dan bertanya, Jude berlevel 20 dan bahkan sebagian besar Ksatria berlevel 30-an.
Kupikir level Aira-chan tidak lebih tinggi dari mereka.
Apa-apaan perbedaan level ini?
Aku memiliki gagasan tak menyenangkan tapi aku tidak ingin memikirkannya secara berlebihan.
Aku tidak ingin berpikir kalau itu karena perbedaan usia kami tapi aku lebih benci kalau itu karena aku adalah 【Saint】 dan Aira-chan bukan.
Kalau seperti itu maka aku tidak akan bisa menjalani kehidupan damai biasaku.
Aira-chan juga akan membencinya, kan?
Dia dipanggil oleh 【Upacara Pemanggilan Saint】 namun dia bukan 【Saint】......
“Hey, kamu mengerahkan banyak energi untuk membuatnya, ya.”
Ketika aku berbalik pada suara yang memanggilku, aku melihat Direktur tampak tertegun.
Aku diam-diam membuat potion sambil berpikir dalam sehingga aku membuat lebih dari yang direncanakan.
Lembaga penelitian baru-baru ini menjual potion ke Ordo Ksatria ke-3 dengan harga grosir jadi aku bertujuan untuk meningkatkan efesiensinya dengan membuat banyak potion sekaligus. Di meja di sebelah ketel yang aku aduk adalah potion yang 1~5 kali lebih banyak dari yang bisa dibuat ahli farmasi biasa.
“Saya minta maaf. saya membuatnya sambil memikirkan sesuatu.”
“Sepertinya masih ada ruang lebih, jadi bisa kamu melipatgandakan jumlahnya sampai akhir hari ini?”
“Yah, kalau sebanyak itu, saya bisa menyediakannya.”
Kataku pada Direktur dengan senyum pahit dan pipinya berkedut.
Ketika aku pertama kali datang ke lembaga penelitian dan dia melihat kalau aku bisa membuat banyak HP potion kelas rendah, dia khawatir MP ku terkuras habis tapi akhir-akhir ini, dia tidak khawatir.
Sebaliknya, dia mengkhawatirkan tentang tanaman herbal di kebun herbal yang mengalami penurunan dari hari ke hari.
Karena mereka digunakan dalam HP potion kelas tinggi, dia tidak dapat membiarkannya menurun lebih jauh lagi, sehingga larangan penggunaan dibuat sekarang.
Sepertinya skill farmasi ku tidak akan meningkat lagi, jadi akhir-akhir ini, kapanpun aku perlu membuat HP potion kelas tinggi untuk Ordo Ksatria ke-3, bahan-bahannya akan dibeli dari toko jadi aku hanya bisa membuat sedikit.
HP potion kelas tinggi sama-sama efektif dan sangat mahal jadi dalam penaklukan baru-baru ini ke Hutan Timur dan Hutan Selatan, Ordo Ksatria tidak menggunakanya kecuali jika terpaksa melakukannya. Jadi, meski aku membuat banyak, itu hanya akan terkumpul.
Namun, kali ini mereka akan pergi ke Hutan Barat untuk pertama kalinya dalam waktu lama, jadi lebih baik mereka menggunakan HP potion kelas tinggi yang biasanya tidak mereka gunakan. Oleh karena itu aku telah meningkatkan tingkat produksi sedikit.
Satu-satunya hal yang bisa kulakukan sebagai orang biasa adalah membuat potion jadi aku membuatnya dengan antusias tapi ekspresi wajah Direktur mengatakan kalau aku sedikit berlebihan.
Aku telah merencanakan untuk menggunakan sepanjang hari untuk menyelesaikan pekerjaanku tapi secara tidak sengaja aku menyelesaikan semuanya di pagi hari jadi aku memutuskan untuk pergi ke perpustakaan istana kerajaan.
Aku ingin mencari buku tanaman herbal yang bisa membuat potion yang lebih efektif daripada HP potion kelas tinggi.
Aku telah meneliti tanaman obat untuk waktu yang lama tapi aku masih belum menemukan apapun.
Ketika aku sebelumnya bertanya pada Liz, dia bilang mungkin ada buku yang berisi informasi di gudang buku terlarang tapi orang biasa tidak dapat memasukinya gudang itu.
Karena tidak ada pilihan, aku membaca semua buku yang berhubungan dengan tanaman herbal.
Jalanku masih panjang.
Bahkan sekarang untuk membuang waktu, aku mencari buku yang sepertinya berhubungan dengan tanaman herbal kemudian aku menemukan buku yang menarik minatku, jadi aku mengambilnya.
Judul buku itu termasuk kata-kata 「Sihir Atribut Suci」.
Levelku memang aneh tapi yang aneh adalah level sihir suci di statusku.
Apa itu ∞?
Level yang bahkan tidak diwakili oleh angka mungkin berhubungan dengan 【Saint】.
Karena aku menemukan subjek itu secara kebetulan, aku bisa bertanya tentang tingkat dasar, tapi aku belum pernah mendengar sesuatu tentang level atribut sihir jadi aku tidak tahu level rata-ratanya.
Kalau aku terlalu gigih maka mereka akan bertanya jadi aku tidak bisa bertanya lebih dari itu.
Aku dengan takut bertanya tentang tingkat dasar tapi untungnya tidak ada yang bertanya tentang levelku.
Nah, kembali ke topik utama.
Meskipun buku ini adalah tentang sihir suci, kurasa levelku tidak akan naik lagi jadi aku tidak memiliki hal tertentu yang ingin kupelajari.
Selain itu, skill farmasi dan memasak ku masih bisa naik level, sehingga itu lebih menyenangkan.
Tapi setelah sampai disini, aku memikirkan sedikit tentang apa yang kudengar tentang Aira-chan.
Dia dipanggil pada saat yang bersamaan denganku tapi levelnya lebih rendah dariku.
Karena inilah, kemungkinan sihir atribut suci nya lebih rendah dariku juga tinggi.
Tentu saja, boleh-boleh saja jika dia selevel denganku atau malah kuharap dia selevel denganku.
Dengan begitu aku bisa tetap menjadi orang biasa selamanya.
Karena begitu aku menjadi 【Saint】, kemungkinan di mana aku harus bersama Pangeran itu akan bertambah, kau tahu.
Aku benar-benar ingin menghindari itu.
Ah, aku kepikiran lagi.
Mendengar tentang Aira-chan dan penaklukan ke Hutan Timur membuatku berpikir kalau lebih baik aku belajar sedikit sihir.
Penaklukan akan dimulai di mana Salamander pernah muncul.
Kudengar dari para Ksatria kalau monster telah berkurang akhir-akhir ini tapi aku masih sedikit khawatir.
Banyak orang mungkin terluka seperti saat itu. Bahkan mungkin ada kemungkinan di mana potion tidaklah cukup dan sihir diperlukan.
Aku ingat pada saat itu seseorang mengatakan kalau potion mungkin tidak cukup dan mereka memerlukan sihir untuk menyembuhkan luka-luka.
Kalau sesuatu seperti itu terjadi, aku merasa lebih baik memiliki pengetahuan tentang sihir daripada tidak sama sekali.
Itulah sebabnya aku tertarik dengan buku tentang sihir atribut suci.
“Apa kamu tertarik dengan sihir?”
Aku berbalik untuk menghadap suara yang tiba-tiba memanggilku dan aku terkejut melhat seorang pria berdiri di dekatku.
Buku yang kuambil memang tentang sihir atribut suci jadi ini cukup sulit.
Dengan kata lain, mataku meluncur dari kiri ke kanan. Aku begitu tenggelam dalam membaca sehingga aku tidak menyadari bahwa seseorang telah mendekatiku sampai mereka memanggilku.
“Buku itu sangat sulit......”
“Ya. saya baru berpikir kalau alangkah baiknya jika saya memiliki sesuatu yang lebih sederhana.
“Lalu bagaimana dengan yang ini?”
Dia mengambil sebuah buku dari rak buku yang berlawanan dan menyerahkannya padaku.
Aku membalik-balik halamannya. Ini lebih sederhana daripada buku yang kubaca tadi.
Bahkan seorang pemula sepertiku bisa mengerti hal ini.
“Terima kasih.”
“Tidak masalah.”
Kami hanya berbicara sejauh itu tapi dia terus menatapku.
Yap, rasanya tidak nyaman.
Karena dia sangat mirip dengan dia.
Pria itu terlihat sedikit lebih tua dariku dan aku punya firasat kalau dia tidak tiba-tiba saja menua.
Pria itu juga jauh lebih tinggi dariku tapi mungkin dia lebih pendek daripada Kapten.
Ketika aku melihat ke atas sedikit, aku bisa melihat rambut tembaga cerah di kepalanya.
Bibirnya berbentuk busur, dia memiliki mata sipit lembut dan hidung mancung.
Raut wajahnya yang seimbang dan sangat mirip dengan orang itu.
Meski raut mereka serupa, perbedaan wajahnya juga sangat tinggi.
Karena dia lebih tua, aku merasa kalau dia memiliki kekuatan penghancur lebih daripada dia.
Apa yang bisa kukatakan adalah, ada perbedaan besar.
“Memang agak terlambat tapi namaku Seigfried Slantania.”
Aku yakin aku terlihat ragu.
Wajahnya berubah dari tawa menjadi serius saat dia mengenalkan dirinya dan dia membungkuk dengan indah.
Dari gerakan anggunnya yang tidak sederhana dan namanya, dia pasti salah satu kaum bangsawan, kan?
Atau lebih tepatnya, dia adalah keluarga kerajaan bukan?
“Bisakah aku memanggilmu Sei?”
“I-Iya.”
Gawat, aku seharusnya memberikan salamku.
Aku lupa untuk memperkenalkan diri, mungkin karena aku sangat terkejut dan tercengang. Pada saat aku sadar dia sudah mengenalkan dirinya dan mengkonfirmasi namaku.
Aku harus membalas salamnya sekarang, kan?
“Nama saya Sei.”
Aku mencubit rokku seperti wanita bangsawan, menekuk lututku dan membungkuk.
Ini disebut kesopanan.
Ada kala aku mungkin akan bertemu bangsawan tanpa tahu apa-apa karena aku di istana kerajaan, jadi baguslah aku belajar sedikit dari Liz.
“Kamu tidak perlu bersikap formal. Akulah yang harus minta maaf padamu.
Seigfield-sama menyentuh lenganku, akupun kebingungan dan berpikir.
Meski dia bilang begitu, kurasa tidak ada yang harus dia minta maaf.
“Kudengar putraku telah berlaku sangat tidak hormat padamu. Aku mohon maaf atas kebodohannya.”
“Putra anda?”
“Ya.”
“Mhm~, putra anda Kyle...... Apakah tentang Yang Mulia?”
“Ya.”
Ketika pria di depanku berkata putra, itu mengingatkanku pada Pangeran pertama.
Aku yakin namanya Kyle. Sepertinya aku benar.
“Ah, tolong angkat kepala anda!”
“Tapi......”
“Saya tidak keberatan.”
Memang bohong saat aku bilang tidak keberatan tapi kupikir seorang Raja yang menundukkan kepalanya adalah sebuah masalah.
Aku ingin dia berhenti, ini benar-benar buruk untuk hatiku.
“Awalnya aku ingin meminta maaf lebih cepat di tempat yang tepat tapi...... Aku minta karena melakukannya di tempat seperti ini.
“Tidak, tolong jangan khawatirkan itu. Saya lebih suka berada di sini.
Menurut sang Raja, ada berbagai masalah politik dan permintaan maaf resmi akan terjadi nanti.
Namun, kupikir tidak melakukan apa-apa juga akan menjadi masalah. Raja mendengar kalau aku sering datang ke perpustakaan sendirian jadi dia sering mengunjungi perpustakaan untuk menemuiku.
Sepertinya kami terus saling melewatkan diri masing-masing sehingga dia tidak bisa menemuiku.
Tapi aku juga tidak membutuhkan permintaan maaf yang luar biasa di tempat resmi maupun tidak resmi.
Dia dengan sopan memberitahuku dengan cara yang berputar-putar......
“Aku ingin minta maaf. Kamu juga telah membuat berbagai pencapaian sejak datang ke Kerajaan ini. Aku ingin memberi penghargaan padamu, apa ada sesuatu yang kamu inginkan? Misalnya, teritori atau kedudukan......
“Tidak, terima kasih.”
“Begitu. Lalu bagaimana dengan mansion di ibu kota......”
“Saya juga harus menolaknya. Saya tidak bisa mengelolanya.
“Lalu bagaimana kalau aku menyiapkan beberapa pelayan di sana?”
“Pelayan!?”
Setelah itu, dia menawariku berbagai hal sebagai hadiah tapi semuanya terlalu banyak untukku jadi dengan sungguh-sungguh aku menolaknya.
Dia juga menawariku gaun dan aksesoris.
Aku memang tertarik rapi aku menolak dengan sopan karena aku tidak bisa mengurusnya.
Kemudian dia berkata, “Seperti kata Johan”, sambil tersenyum getir.
Aku mendengar kalau percakapan tentang memberiku hadiah telah diajukan sebelumnya namun Direktur mengakhiri percakapan tersebut.
Dia bilang aku mungkin akan menolak.
Kerja bagus, Direktur.
“Baiklah. Aku akan menyerah hari ini, tapi kalau kamu menginginkan sesuatu tolong beritahu aku. Jika aku bisa memenuhinya akan kusiapkan untukmu.
Sang Raja tersenyum getir dan mengakhiri pembicaraan disana. Sudah waktunya dia kembali dan pertemuanku tiba-tiba ku dengan Raja berakhir.
Yap, ini buruk untuk hatiku dalam berbagai cara.
◊♦◊♦◊♦◊
“Aduh.”
Hari ini bukan hari kelas memasak biasaku tapi aku merasa agak senang hati jadi aku bantu-bantu di ruang makan.
Menunya sudah diputuskan jadi aku hanya memotongi bahan-bahannya.
Dengan ceroboh aku melukai jariku saat memotongi sayuran.
Lukanya tidak dalam tapi darah mengalir sedikit demi sedikit.
Aku diam-diam melirik sekitar dan para koki sedang sibuk menyiapkan makan siang jadi tidak ada yang melihatku.
“『Heal』.”
Aku merapal sihir pemulihan dengan suara kecil sehingga tidak ada yang bisa mendengarku. Dan luka di jariku sembuh dalam waktu singkat.
Sihir itu menakjubkan.
Aku membaca buku-buku yang kupinjam dari perpustakaan istana kerajaan tempo hari dan belajar bagaimana menggunakan sihir.
Jika perlu, pembelajaran di kelas tidaklah cukup jadi aku secara aktif menggunakannya saat ada kesempatan.
Ini disebut berlatih.
Sepertinya aku membuat keputusan yang tepat untuk berlatih sihir. Awalnya, aku tidak bisa memakainya dengan baik.
Aku mencoba banyak hal berbeda dengan buku di tangan dan sekarang aku bisa menggunakan sihir, jadi aku memutuskan untuk berlatih.
Sekarang tidak akan masalah kalau sihir dibutuhkan untuk perawatan ketika Ordo Ksatria kembali dari Hutan Ghosh.
Pengiriman potion sudah selesai dan Ordo Ksatria ke-2 dan ke-3 berangkat menuju Hutan Ghosh di Barat seperti yang direncanakan.
Setelah para Ksatria pergi, aku berdoa agar mereka kembali dengan selamat.
Kemudian misi penaklukan di Hutan Ghosh di Barat ibu kota selesai dan Ordo Ksatria ke-2 dan ke-3 kembali ke ibu kota.
Hutan Ghosh lebih jauh dari ibu kota daripata Hutan Timur dan Selatan, dan membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk kembali setelah mereka pergi.
Potion nya sepertinya berguna. Ketika aku mendengar kalau tidak ada seorangpun yang meninggal dalam penaklukan ini, aku menghela napas lega. Itu terjadi seminggu yang lalu.
Meski tidak ada yang meninggal, ada orang-orang yang terluka. Ada juga orang yang akan dirawat di tempat yang seperti rumah sakit begitu mereka kembali ke ibu kota.
Segera setelah pulang dari penaklukan, ada berbagai rangkaian kegiatan. Kudengar dari Kapten kalau dia sangat sibuk jadi setelah beberapa hari terlewat, aku memutuskan untuk mengunjungi rumah sakit.
Karena kudengar ada beberapa Ksatria dari Ordo Ksatria ke-3 temanku, dirawat di rumah sakit.
Aku membawa kue kering yang selalu kupanggang ketika aku pergi mengunjungi mereka di rumah sakit.
“Halo~”
“Oh~, Sei?
“Bagaimana perasaanmu?”
“Baik, aku baik-baik saja.”
“Apa yang kamu katakan? Kamu terlihat seperti orang sekarat saat kamu kembali.”
“Berisik~”
Bangunan yang kumasuki untuk mengunjungi semua orang memang terasa seperti rumah sakit. Ruangan di mana para Ksatria berada cukup besar, bisa menampung 10 orang.
Ada banyak orang yang masih menderita luka robek dan luka tusuk di ruangan pertama para Ksatria berada.
Aku mendengarkan cerita mereka. Tampaknya banyak monster yang terkumpul di Hutan Barat karena tidak ada yang melakukan penaklukan di sana untuk waktu yang lama jadi ada banyak sebabnya kali ini.
Mereka menggunakan potion sebanyak mungkin sehingga tidak ada yang meninggal.
Orang-orang di ruangan ini menggunakan potion untuk menghentikan pendarahan dan kembali ke ibu kota.
Sudah seminggu dan mereka sudah terlihat sehat tapi sebenarnya masih banyak orang yang perlu istirahat.
Mereka beristirahat dari penaklukan karena mereka masih perlu dirawat di rumah sakit namun orang yang sudah bisa bekerja telah meninggalkan rumah sakit dan kembali ke Ordo Ksatria.
Mereka mengatakan bahwa perlu waktu dua kali lebih lama untuk mengejar pelatihan jika mereka melewatkannya.
Itu normal bagiku tapi aku merasa kalau para Ksatria juga pecandu kerja.
“Pasti sulit.”
“Meski begitu, aku senang bisa kembali hidup-hidup.”
“Ya, ini semua berkat potion Sei.”
“Aku senang potion nya berguna.”
Aku merasa sedikit malu karena semuanya berterima kasih padaku.
Aku senang tidak ada yang meninggal.
Kami berbincang tentang berbagai hal dan aku jadi tahu kalau ada Ksatria dari Ordo Ksatria ke-3 di ruangan lain juga, jadi aku mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang di ruangan ini dan pindah ke ruangan lain.
Semua ruangan yang kukunjungi terasa sama. Semuanya berterima kasih padaku jadi aku bersyukur sudah bekerja keras membuat potion.
Aku ingin tahu berapa ruangan yang kukujungi dengan riang seperti ini.
Aku menemukan Ksaria yang kukenal di dalam ruangan dan kehilangan suaraku.
“Oh, apa kamu datang mengunjungiku?”
Dia menyapaku dengan seringai biasanya namun lengan kirinya tidak ada.
Aku ingin mengangguk sebagai jawaban tapi ketika dia melihat betapa berbedanya sikapku dari biasanya, dia meletakkan tangan kanannya di atas kepalanya.
Aku tidak pernah mengira akan seterkejut ini karena tidak melihat sesuatu yang selalu ada.
Apa yang bisa kukatakan? Kata-kataku tidak keluar.
“Lengan itu......”
“Oh, aku membuat kesalahan.”
Dia tersenyum hangat dan mengatakan bahwa lengannya diambil oleh monster.
Ketika aku bertanya padanya apakah dia tidak dapat menyembuhkannya dengan potion, dia bilang yang paling bisa dilakukan potion hanyalah menyembuhkan ujung jari yang hilang. Menyembuhkan lengan yang hilang itu tidak mungkin.
Dia tertawa dan mengatakan kalau Kapten beruntung saat melawan Salamander saat itu.
“Kalau tidak bisa disembuhkan dengan potion, lalu yang tersisa hanya menyembuhkannya dengan sihir pemulihan?”
“Yap, umm ya tapi.”
Aku pernah mendengar sebelumnya kalau sihir pemulihan itu lebih efektif dari potion tapi ketika aku mengatakannya, dia memasang ekspresi aneh di wajahnya sambil ragu-ragu.
“Ada apa?”
“Sulit untuk menyembuhkan anggota tubuh yang hilang meski dengan sihir pemulihan.”
Menurutnya, level 8 sihir atribut suci diperlukan untuk merapal sihir pemulihan yang dapat menyembuhkan anggota tubuh yang hilang.
Masalahnya adalah tidak seorangpun di istana kerajaan yang memiliki level lebih tinggi dari level 6 sihir atribut suci, jadi tidak ada yang bisa menyembuhkan angota tubuh yang hilang.
“Apakah tidak ada?”
“Hanya ada beberapa orang yang bisa menggunakan sihir atribut suci di Divisi Penyihir.”
Ada beberapa penyihir di Divisi Penyihir dan atribut sihir mereka bervariasi. Sihir pemulihan tidak bisa digunakan dengan atribut sihir kebanyakan jadi hanya mereka yang memiliki bakat untuk sihir atribut suci yang bisa merapal sihir pemulihan yang cukup tinggi untuk menyembuhkan anggota tubuh yang hilang.
Jika atribut sihir dibagikan secara rata di antara para penyihir, maka berapa yang bisa menggunakan sihir pemulihan?
“Aku sudah senang karena aku bisa menggunakan potion untuk menghentikan pendarahannya. Kalau tidak, mungkin aku tidak akan selamat.”
Menyakitkan untuk mendengarya.
“Terima kasih sudah datang hari ini. Aku senang bisa melihatmu untuk yang terakhir kalinya.”
“Eh? Yang terakhir?”
“Ketika aku sudah bisa bergerak, aku memutuskan untuk keluar dari Ordo Ksatria dan kembali ke kampung halamanku. Sulit untuk menjadi ksatria dengan lengan ini.”
Aku setuju dengan apa yang dia katakan.
Tapi aku tidak ingin menyetujuinya.
Aku menatap lengannya yang hilang di tengah lengan atasnya.
Apakah karena potion menghentikan pendarahannya? Daging menutupi dengan indah lukanya dan aku tidak bisa melihat tulangnya.
Hanya karena lengannya hilang, aku tidak bisa setuju dengan apa yang dia katakan.
Dia pasti mantan rakyat jelata yang memasuki Ordo Ksatria setelah dia lulus dari Akademi Kerajaan.
Jika dia keluar dari Ordo Ksatria maka dia akan menjadi orang biasa lagi, dan tidak akan bisa datang ke istana kerajaan lagi.
Ketika aku berpikir seperti itu, aku menjadi sangat kesepian.
Dengan lembut aku menyentuh lengannya dan tubuhnya gemetar karena terkejut.
“Kalau...... Kalau aku bisa menyembuhkan lenganmu, bagaimana?”
“Itu......”
Wajahnya yang tersenyum sampai sekarang mengernyit atas pertanyaanku.
Yah begitulah.
Tidak ada yang mau kehilangan lengan mereka.
Level 8 sihir atribut suci dibutuhkan untuk menyembuhkan anggota tubuh yang hilang.
Aku memenuhi kondisi itu dengan sempurna.
Tapi jika aku menyembuhkannya di sini, maka kupikir akan sulit untuk terus bersikeras bahwa aku adalah orang biasa.
Jika dia orang asing maka aku bisa berpura-pura tidak melihat apa-apa dan pergi begitu saja.
Tidak............
Mungkin meski dia adalah orang asing, pada akhirnya aku akan menyembuhkannya karena aku sudah melihatnya.
Meski aku berpura-pura tidak melihat apa-apa dan pergi, aku mungkin akan sangat mengkhawatirkannya sehingga aku akan kembali.
Aku akan merasa murung.
Aku cukup pengecut.
Aku memusatkan Magic Power ke telapak tanganku yang menyentuhnya.
Bergantung pada seberapa besar Magic Power yang kupusatkan, aku bisa menyesuaikan seberapa baik penyembuhannya.
Kali ini aku akan menyembuhkan lengannya yang hilang jadi aku memusatkan lebih banyak Magic Power dari biasanya.
Kumohon sembuhlah.
Aku berdoa saat merapal sihirku.
“『Heal』.”
Aku mengucapkan sihirku dan cahaya putih pucat menutupi tubuh si Ksatria.
Sesuatu yang tampak seperti kabut tebal putih berkumpul di sekitar lengan kirinya yang hilang dan berangsur-angsur membentuk sebuah lengan .
Kabutnya secara redup bersinar putih. Itu adalah cahaya yang sama yang menutupi tubuhnya meski nuansanya berbeda.
Partikel emas terjalin seperti lame di dalam kabut putih dan itu berkilau.
Si Ksatria bersinar selama beberapa menit dan saat cahayanya padam, dia memiliki lengan kiri.
Si Ksatria melihat lengan kirinya untuk beberapa saat, tercengang dan kemudian perlahan membuka dan menutup tinjunya.
“Apakah ada ketidaknyamanan?”
“............Tidak ada.”
Dia terus membuka dan menutup tinjunya jadi aku sedikit khawatir dan bertanya tapi sepertinya tidak ada masalah.
Aku senang. Aku berhasil melakukanya.
Itu agak membuatku senang dan aku tersenyum.
Si Ksatria berhenti mencengkram tinjunya dan menatapnya, tanpa sadar.
“Sei.”
“Ada apa?”
Dia memanggilku dengan suara pelan jadi aku memiringkan kepalaku bertanya-tanya ada apa. Dia meraih tanganku yang kuletakkan di pangkuanku.
Itu terjadi begitu saja sehingga aku secara tidak sengaja berteriak kaget tapi si Ksatria tidak melepaskan tanganku.
“......Terima kasih.”
Kepribadiannya yang riang tidak bisa ditemukan. Alisnya berkerut dan dia menangis sambil berterima kasih padaku.
“Mhm, sama-sama?”
“Kenapa kamu mengatakannya seperti pertanyaan?”
“Tidak, tidak apa-apa......”
Agak memalukan diberi ucapan terima kasih jadi aku secara tidak sengaja mengatakannya seperti sebuah pertanyaan. Si Ksatria menjatuhkan bahunya, kecewa dan kembali ke dirinya yang biasa.
Aku sedikit lega.
Sedikit membuatku gelisah karena dia tidak bertingkah seperti dirinya yang normal.
Orang-orang biasanya menyentuh orang lain dengan perasaan ringan tapi kalau dilakukan dengan perasaan serius, itu jadi aneh.
Sama untuk si Ksatria. Saat kami saling tersenyum kecut, tiba-tiba aku merasa ada yang memandangiku.
Karena terganggu akupun melihat sekeliling. Dan semua pasien di ruangan ini sedang menatapku.
Ah, yap, itu benar.
Aku tiba-tiba menumbuhkan kembali lengannya.
Aku juga merasakannya saat pertama kali memasuki ruangan tapi semua pasien di ruangan ini menderita luka yang sama; mereka semua kehilangan beberapa bagian dari tubuh mereka, baik itu lengan ataupun kaki.
Tergantung apa anggota tubuh mereka yang hilang tapi orang-orang yang menempati ruangan ini mungkin akan keluar dari Ordo Ksatria setelah mereka meninggalkan rumah sakit.
Mereka mungkin berpikir kalau aku akan menyembuhkan mereka juga karena aku sudah menyembuhkan seseorang di ruangan yang sama dengan mereka.
Yah, kapal sudah berlayar jadi kenapa aku tidak menyembuhkan semuanya?
(TL Note: Kapal sudah berlayar = Itu sudah terjadi, sudah tidak bisa dihentikan lagi.)
Aku menghembuskan napas dan meminta si Ksatria untuk membawakan MP potion dari lembaga penelitian tanpa mempedulikan pangkatnya.
Meskipun dia terluka, lengannya sudah sembuh jadi tidak masalah jika aku memintanya untuk menjalankan tugas untukku, kan?
Meski aku punya banyak MP, jika aku menyembuhkan semua orang di sini mungkin aku akan kehabisan MP di tengah-tengah.
Dia dengan senang hati melakukan tugasnya dan aku mengantarnya pergi dengan, “Nah, sampai nanti”. Ketika si Ksatria turun dari tempat tidur dan berjalan beberapa langkah dia mengeluarkan suara, “Ah?”
“Ada apa?”
Kupikir ada yang salah dan memanggilnya tapi si Ksatria tidak menjawab. Untuk suatu alasan dia menginjak-injak dan meregangkan kaki di tempat.
“Ini bahkan menyembuhkan luka lamaku.”
“Apa?”
Apa yang dikatakan si Ksatria adalah, bukan hanya lengannya saja, tapi juga lututnya yang sebelumnya terluka juga sembuh.
Dia bilang ketidaknyamanannya benar-benar hilang.
Ketika kubilang kalau sihir itu luar biasa karena bahkan bisa menyembuhkan luka lama, dia bilang padaku kalau sihir biasanya tidak menyembuhkan luka lama.
Eh? Apakah ini juga karena kutukan peningkat 50% ku?
Atau apakah aku hanya menggunakan terlalu banyak sihir?
Tapi aku akan benci kalau dia tidak pulih karena aku menggunakan Magic Power ku setengah hati, jadi aku tidak terlalu memikirkannya.
Mari pikirkan tentang fakta kalau aku menyembuhkan luka lama untuk nanti. Untuk sekarang, aku memutuskan untuk berkonsentrasi merawat orang-orang ini.
Aku menyembuhkan semua orang di ruangan ini, satu per satu.
Terlepas dari luka yang besar atau kecil, luar atau dalam, sihir menyembuhkan segalanya.
Kalau begitu, sihir itu sangat berguna ya?
Semua orang yang kurawat semuanya terkejut dengan apa yang telah disembuhkan dan semuanya menangis sambil mengucapkan terima kasih.
Tidak, beberapa orang benar-benar menangis.
Ini pertama kalinya aku melihat seorang pria menangis, aku menjadi tidak sabaran.
Aku selesai menyembuhkan semuanya dan berbalik untuk pulang dan melihat kerumunan orang di dekat pintu masuk ruangan.
Mereka pasti sadar kalau aku sudah selesai karena mereka mulai memasuki ruangan. Mereka sedang mendengarkan orang-orang di ruangan ini.
Aku memanggil salah satu dari mereka dan berbicara dengannya. Dia bilang dia mendengar keributan dan datang untuk memeriksanya.
Yah. Beberapa orang yang sudah sembuh berteriak keras dengan sukacita.
Orang-orang yang masuk ke sini semuanya mengenal orang-orang di ruangan ini, tentu saja mereka juga tahu betapa seriusnya luka mereka.
Yah, sebagian besar orang yang dirawat di rumah sakit semuanya terluka akibat penaklukan jadi mereka semua itu rekan.
Siapapun akan senang melihat rekan mereka telah pulih dan teriakan kegembiraan datang dari sana-sini.
Mereka berpelukan dengan orang yang kurawat dan berterima kasih padaku.
Yah~, “Ah, aku melakukan hal yang baik”, pikirku dalam kepuasan diri. Aku meninggalkan ruang rumah sakit sambil berpikir kalau aku harus segera kembali ke lembaga penelitian dan bertemu dengan si Ksatria yang membawa MP potion.
Oh ya, aku memintanya untuk mengambilkan beberapa potion kalau-kalau aku kehabisan MP di tengah-tengah.
Yang mengejutkan adalah aku memiliki cukup MP untuk menyembuhkan semua orang di ruangan itu.
Aku berniat menggunakan banyak Magic Power untuk menyembuhkan orang-orang yang kehilangan anggota tubuh tapi sepertinya 『Heal』 tidak menggunakan MP sebanyak itu.
Namun aku merasa tidak enak jika aku tidak menggunakannya karena dia sudah mengambilkannya untukku.
Yah, aku sudah berlatih jadi haruskah aku menyembuhkan yang lain juga?
Yap, ayo lakukan itu.
Bagaimanapun, aku merasa kalau aku sudah di tingkat di mana aku tidak bisa terus bersikeras mengatakan kalau aku adalah orang biasa.
Aku menjadi tertantang dan memutuskan untuk merawat pasien di ruangan lain.
Aku mencoba membawa MP potion sendiri tapi si Ksatria dan orang-orang lain di sekitarku menghentikanku dan membawakannya untukku.
Aku menuju ruangan sebelah. Di belakang si Ksatria yang membawa MP potion, ada barisan penonton yang penasaran.
Aku merasa seperti dokter yang ada di drama tertentu.
Sangat memalukan untuk diobservasi tapi bukan berarti aku bisa melakukan sesuatu, jadi aku menyerah.
Kemudian, aku merawat setiap orang satu per satu sambil meminum MP potion. Tapi ada banyak orang di rumah sakit ini.
Aku bosan hanya menggunakan 『Heal』 dan kemudian aku ingat kalau aku membaca tentang sihir pemulihan jarak jauh di buku sebelumnya.
Aku ingin mencobanya.
Aku sudah selesai menyembuhkan orang-orang yang kehilangan anggota badan dan yang tersisa hanyalah pasien dengan luka yang relatif ringan.
Aku selalu bisa menggunakan 『Heal』 lagi kalau sihir itu hanya menyembuhkan sebagian orang atau tidak aktif.
Di ruangan selanjutnya, aku berjalan sampai ke tengah dan berhenti. Kali ini, daripada berkonsentrasi ke telapak tanganku, aku melepas sihirku sehingga bisa mengisi seluruh ruangan.
Meski kubilang melepasnya, aku tidak pernah melakukannya sebelumnya, jadi aku berkonsentrasi dan membayangkan bahwa sihirnya didorong keluar dari tubuhku.
“『Area Heal』”
Saat merapal sihirnya, aku merasa Magic Power keluar dari tubuhku. Dengan diriku di tengahnya, sesuatu yang tampak seperti lingkaran sihir tergambar di lantai.
Garis lingkaran sihir tergambar dalam cahaya putih. Area yang diliputi oleh lingkaran sihir ditutupi kabut putih yang penuh dengan lame emas, sama seperti saat 『Heal』 di rapalkan.
Ini sangat ajaib. Pemandangan yang kupikir memang fantasi, hilang dalam hitungan detik.
Aku melihat sekeliling untuk melihat apakah itu berhasil dan semua orang yang berada di lingkaran sihir, semuanya sepertinya sudah sembuh.
Semua orang memeriksa kondisi luka mereka dan tersenyum, saat mereka melihat semua luka mereka sudah sembuh.
Bagus! Aku memutuskan untuk membuat pose kemenangan dalam pikiranku saat sebuah suara memanggilku dari belakang.
“Hari ini kamu merapal...... Pemulihan jarak jauh?”
Ketika aku berbalik untuk menghadap suara yang kukenal, aku melihat Direktur dan Kapten.
“Ya. kenapa anda di sini, Direktur?”
“Untuk berteriak sekencang-kencangnya! Kamu terlambat kembali dan pria dari Ordo Ksatria ke-3 datang untuk mengambil MP potion. Aku khawatir jadi aku datang.”
“Maafkan saya......”
Dia mengatakannya dengan terkejut. Aku tidak ingin menerima hukuman jadi aku minta maaf dan dia tersenyum, kecut.
“Meski begitu, kamu benar-benar menggila.”
“Tidak, saya tidak......”
“Ah, aku melihat orang yang kehilangan lengan dan kaki mereka tumbuh kembali beberapa saat yang lalu, aku terkejut.”
Kapten berkata setelah Direktur, mendesak jawaban.
Yap, bahkan kupikir aku sedikit berlebihan, tapi mau bagaimana lagi, kan!
Mereka mengharapkannya.
Aku harus menanggapi harapan mereka.
..................。
............。
......。
Aku minta maaf.
Aku juga ingin mencoba sihir.
“Yah, tapi kerja bagus.”
Kapten mengatakan itu ketika aku menundukkan malu kepalaku sambil merenungkan tindakanku.
Direktur dan Kapten menepuk pundakku sebagai penghargaan.
◊♦◊♦◊♦◊
“Sei.”
Sebuah suara memanggilku saat aku berjalan melewati istana kerajaan.
Aku berbalik untuk menghadap suara dan di sana berdiri seorang Ksatria dari Ordo Ksatria ke-3 yang kukenal.
Aku melihat dia tersenyum dan melambai jadi aku juga melambai balik.
Karena kami berdua sedang bekerja, kami saling berpapasan hanya dengan sapaan sederhana.
Sejak aku dipanggil ke dunia ini, hanya para peneliti yang bekerja di tempat yang sama denganku yang memanggilku seperti ini, tapi akhir-akhir ini para Ksatria mulai memanggilku juga.
Aku mengenal lebih banyak Ksatria sekarang karena apa yang terjadi di rumah sakit tempo hari, jadi belakangan ini orang-orang sering memanggilku saat aku berjalan di sekitar istana kerajaan seperti ini.
Terlepas dari fakta bahwa aku hanya berjalan bolak-balik dari lembaga penelitian dan perpustakaan istana kerajaan, seperti hari ini.
Kupikir duniaku tiba-tiba menjadi lebih luas karena kejadian itu meskipun aku mempercayakan diriku di lembaga penelitian.
Aku masuk ke perpustakaan dan mengembalikan buku yang kupinjam ke pustakawan dan kali ini, aku mendengar “Ah” kecil.
Orang yang mengatakan itu adalah orang yang mengenakan jubah. Ketika aku berbalik, aku tidak sengaja menatap matanya.
Dilihat dari penampilannya, dia terlihat seperti Penyihir Istana tapi aku tidak mengenalnya.
Aku tersenyum ambigu sambil memiringkan kepalaku dan dia membalasnya dengan senyuman yang sama.
Si pustakawan baru saja selesai mengkonfirmasikan buku yang telah kukembalikan jadi akhirnya aku bisa pergi.
Aku akan menyadari suaranya kali ini tapi aku merasa kalau saat-saat acak ketika aku mengangkat wajahku dan bertemu tatapan orang di dekatku meningkat.
Aku hanya merasa seperti itu karena suatu alasan.
Aku merasa kalau aku terlalu sadar diri jadi aku diam-diam menyimpannya dalam pikiranku tanpa memberi tahu siapa pun.
Setelah mengembalikan buku, aku berjalan ke rak buku untuk mencari buku lain untuk dipinjam.
Karena aku sudah mengunjungi perpustakaan berkali-kali, aku tahu di mana buku-buku yang kuinginkan.
Aku mengambil buku-buku yang kuinginkan satu per satu dan ketika aku menemukan buku terakhir yang kuinginkan di deretan teratas rak buku, aku mengulurkan tanganku tapi tangan yang mengulur di sebelahku mengambil buku itu terlebih dahulu.
“Ini silakan.”
“Terima kasih.”
Apakah orang yang tersenyum sambil menyerahkan buku padaku adalah pejabat sipil?
Dia mungkin pejabat sipil karena dia tidak mengenakan armor ksatria ataupun mengenakan jubah.
Bukannya aku tidak bisa mencapainya atau apapun itu tapi buku itu sedikit besar jadi dia benar-benar menolongku dengan mengambilkan buku itu untukku.
Aku mengucapkan terima kasih dan sekali lagi kembali ke si pustakawan.
Kalau dipikir-pikir, banyak orang datang ke sini akhir-akhir ini.
Bayangan yang kumiliki saat sendirian adalah hanya ada sedikit orang di sini. Satu-satunya orang yang kutemui di perpustakaan adalah Liz dan si petugas sipil tapi belakangan ini orang-orang yang belum pernah kulihat sebelumnya datang ke sini. Tidak peduli kapan aku datang, selalu ada seseorang di sini.
Memang bagus kalau orang-orang memanfaatkan perpustakaan tapi aku juga mau membaca buku dengan tenang.
Bagian itu sedikit terlalu buruk.
“Sei-sama!”
Ketika aku keluar dari perpustakaan dengan buku-buku baru yang kupinjam, seseorang memanggilku lagi.
Kali ini adalah seorang Ksatria dari Ordo Ksatria ke-2.
Aku tidak perlu melihat wajahnya untuk mengetahuinya.
Hanya orang-orang dari Ordo Ksatria yang memanggilku dengan ‘-sama’.
Ada saat dimana aku dipanggil oleh asisten toko di Jepang tapi dia selalu memanggilku dengan nama keluargaku, tidak pernah dengan nama depanku.
Itulah sebabnya dipanggil oleh orang-orang dari Ordo Ksatria ke-2 itu memalukan. Aku sudah meminta mereka untuk berhenti menambah ‘-sama’ pada namaku tapi mereka tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti.
“Saya akan membawakan buku-buku anda.”
“Terima kasih.”
“Tidak, tidak. Tolong serahkan saja ini pada saya.
Senyuman menyenangkan muncul di wajahnya dan dia dengan mudah mengambil buku-buku yang hampir tidak bisa kubawa.
Ini juga adalah kejadian baru-baru ini.
Pada awalnya, aku mereka tidak enak dan berusaha sekuat tenaga untuk menolaknya tapi mereka tetap bersikeras jadi aku menyerah dan membiarkan mereka membawakannya.
Orang-orang dari Ordo Ksatria ke-2 sepertinya benar-benar sangat memujaku. Mereka menambahkan ‘-sama’ pada namaku dan ketika aku pulang dari perpustakaan, mereka akan berjalan denganku dan membantu membawakan bukuku.
Itu memang sangat membantu karena sulit untuk berjalan dari istana kerajaan ke lembaga penelitian sambil membawa buku-buku berat tapi setiap kali aku pergi ke perpustakaan selalu ada seseorang di sana.
Itu selalu Ksatria yang berbeda jadi bukan berarti mereka itu penguntit tapi sungguh tidak wajar aku terus bertemu orang-orang dari Ordo Ksatria ke-2 setiap kali aku pergi ke perpustakaan.
Mereka tidak bisa bertugas jaga di dekat perpustakaan, kan?
Aku ingin percaya bahwa itu tidak seperti itu.
Aku mengobrol dengan si Ksatria sambil berjalan dan tanpa kusadari, kami telah sampai di lembaga penelitian.
Seperti biasa, aku mengucapkan terima kasih dan masuk ke lembaga penelitian.
Salah satu buku yang kupinjam hari ini adalah sesuatu yang diinginkan Direktur. Aku menyerahkan buku-buku lain ke salah satu peneliti dan pergi ke kantor Direktur.
“Direktur, saya membawakan buku yang anda inginkan.”
“Terima kasih, taruh saja di sana.”
Aku mengetuk pintu kantor Direktur dan menunggu jawaban sebelum masuk.
Direktur sedang menyiapkan dokumen jadi aku memasukkan buku yang kubawa ke tempat yang dia tunjuk.
“Apa mereka mengantarmu lagi hari ini?”
“Iya.”
Apa dia sudah selesai menulis dokumen? Direktur mengangkat wajahnya dan menyeringai. Aku membalasnya dengan tatapan yang sangat kelelahan.
Direktur pernah melihat seorang Ksatria dari Ordo Ksatria ke-2 di pintu masuk, mengantarku kembali ke lembaga penelitian sambil membawakan bukuku.
Dia bertanya padaku apa yang terjadi dan kubilang padanya bahwa mereka mengantarku seperti ini setiap saat.
“Aku awalnya menolak tapi mereka tetap bersikeras jadi aku menyerah saja.”
“Begitu. Yah, itu tidak ada gunanya.”
“Tidak berguna?”
“Tempo hari kamu melakukan berbagai hal, kan? Tampaknya kamu sudah menjadi 【Saint】 bagi orang-orang dari Ordo Ksatria ke-2 karena kejadian itu. Yah sepertinya bukan mereka saja yang berpikir begitu.”
Aku tersenyum masam, membalasnya di kepalaku dengan, “Ah! Sudah kuduga” dan menghela napas.
Tampaknya dari sudut pandang publik, aku jauh dari orang biasa.
Sebanyak itulah aku berlebihan melakukannya.
Rumor disebut rumor karena suatu alasan. Bukan hanya Ordo Ksatria ke-2 dan ke-3 tapi juga orang-orang lain dari istana kerajaan juga membicarakannya, jadi mau bagaimana lagi.
Aku sudah menduga ini akan terjadi tapi kupikir itu tidak bisa dihindari pada saat itu. Aku ingin mendesah.
Jika memungkinkan, aku ingin hidup tenang dan damai.
Ya sudahlah, tidak apa.
Semua orang benar-benar bahagia.
Aku mengingat para Ksatria yang menangis, berteriak dan berpelukan satu sama lain dengan gembira, aku senang menyembuhkan mereka.
Aku menyakinkan diriku dan menenangkan diri. Sekali lagi aku dikejutkan dengan apa yang dikatakan Direktur selanjutnya.
“Mungkin akan segera jelas apakah kamu itu 【Saint】 atau bukan.”
“Eh?”
“Ada pesan dari Divisi Penyihir Istana tadi. Mereka ingin memeriksa statusmu.”
Bom yang dijatuhkan Direktur adalah Kepala Sihir Divisi Penyihir Istana akhirnya akan melakukan penilaian status padaku. Bagiku, itu adalah bom ekstra besar.