Tolong matikan adblock dan script blocker Anda untuk melihat halaman ini.

──Jika ingin meng-COPY tolong sertakan sumber :D──


Penerjemah : D.Blank13th


Act 3

Memasak


Empat bulan telah berlalu semenjak aku dipanggil ke dunia ini.

Pada hari itu karena potion dari lembaga penelitian menyelamatkan banyak orang dari Ordo Ksatria ke-3, sebuah hadiah istimewa diberikan dari istana kerajaan.

Khususnya orang yang kubuat meminum HP potion kelas tinggi adalah kapten dari Ordo Ksatria ke-3 dan juga putra ke-3 dari keluarga Margrave. Jadi sebuah hadiah juga dikirim dari Margrave.

Selain itu karena keefisienannya, Ordo Ksatria ke-3 membeli potion-ku, yang tidak dapat dijual di grosir.

Berkat itu, anggaran lembaga penelitian akhir-akhir ini melimpah.

“Jadi, apa ada yang kamu inginkan?”

Suatu hari, aku membawakan teh ke ruangan direktur, aku ditanyai apakah ada sesuatu yang aku mau.

Itu sangat mendadak sehingga aku harus berpikir sebentar sebelum menjawab.

“Yah... saya ingin bak mandi dan dapur.”

“Bak mandi dan dapur?”

“Nah~, saya suka memasak.”

Aku menjawab dengan alasan yang sebenarnya, tapi bukan hanya itu.

Bagaimanapun juga tingkat memasak di dunia ini rendah.

Atau harus kubilang, ada banyak makanan yang dimasak tanpa dibumbui.

Ada saat ketika makanan itu dibumbui dengan garam atau cuka tapi itu tidak sesuai dengan seleraku.

Meskipun aku pergi ke ruang makan karyawan di istana kerajaan untuk makan, itu sangat mengerikan.

Karena makanannya tidak membuatku berselera, aku tiba-tiba diet.

Aku tidak pernah khawatir tentang makanan sebelumnya tapi semenjak aku datang ke dunia ini, aku sangat sadar kalau aku adalah orang Jepang yang pilih-pilih makanan.

Meskipun aku tergila-gila akan makanan, aku tidak terlalu pandai memasak. Tapi berdasar pada itu apa yang kubuat pasti lebih baik, aku meminta sebuah dapur.

“Memasak? Sei yang akan memasak?”

“Ya”

Ketika aku mengatakan kalau aku yang memasak, Direktur membuka matanya seolah dia kaget.

Kurasa ini bukan sesuatu yang harus dikagetkan.

Ataukah aku terlihat seperti tidak bisa memasak?

Ketika aku memiringkan kepalaku Direktur memberitahuku alasan dia terkejut.

Sudah kuduga, dia pikir aku tidak dapat memasak.

Sepertinya orang-orang kaya seperti bangsawan dan pedagang kaya menyewa koki jadi wanita dan anak di keluarga mereka tidak memasak.

Tentu saja istri di keluarga biasa akan memasak......

“Direktur, saya juga orang biasa, tau?”

“Ah, iya ya, itu benar.”

Direktur tersenyum kecut, dia benar-benar melupakan itu.

Direktur tahu bahwa aku dipanggil ke kerajaan ini.

Ketika aku ditugaskan ke lembaga penelitian ini, dia bertanya pada Pejabat Tinggi tentangku. Tapi dia juga ingin tahu lebih hal-hal pribadi, jadi dia bertanya langsung padaku.

Pertanyaan seperti: status sosialku di Jepang, kehidupan seperti apa yang kujalani, dll.

Pada saat itu aku membicarakan tentang diriku yang adalah orang biasa dan bekerja di perusahaan.

“Ketika aku melihat Sei, aku pikir kamu sama sekali tidak seperti orang biasa.”

“Saya pikir tidak peduli bagaimana anda melihat saya, saya terlihat seperti orang biasa.”

“Itu tidak benar. Hanya sedikit orang biasa di kerajaan ini yang memperoleh pendidikan tinggi seperti Sei.”

Menurut Direktur tidak ada sekolah untuk orang biasa di kerajaan ini.

Akademi Kerajaan yang Jude pernah ceritakan padaku sebelumnya adalah sekolah yang anak bangsawan hadiri. Sepertinya hanya mereka dengan skill sihir yang luar biasa di antara orang biasa yang dapat menghadiri sekolah itu sebagai murid beasiswa.

Tidak aneh Direktur terkejut ketika aku memberitahunya kalau pendidikan itu wajib di Jepang dan bahkan orang biasa harus hadiri.

Ketika kami membicaraka hal-hal itu, Direktur selesai meminum tehnya dan perbincangan berakhir. Dua hari kemudian perajin datang ke lembaga penelitian.

Jujur ketika aku ditanyai apa yang kuinginkan, aku setengah bercanda mengatakan bak mandi dan dapur.

Aku tidak benar-benar berpikir kalau Direktur akan menyiapkan segala sesuatunya untuk membangunnya.

Aku naif.

Bukankah dia sudah membuat persiapan sebelumnya? Segala sesuatunya berjalan dengan kecepatan yang menakutkan dan hanya seperti itu bak mandi dan dapur dibangun.

Kecepatan penyelesaiannya cukup cepat hingga menurutku itu sebanding dengan pembangunan di Jepang.

Begitulah Lembaga Penelitian Tanaman Herbal diperluas.

Dapurnya seperti dapur besar dan di sebelahnya adalah ruang makan yang dapat menampung semua peneliti.

Apalagi datang juga dengan chef-nya.

Singkatnya itu adalah ruang makan yang ekslusif dibuat untuk para peneliti tapi itu populer dengan semuanya.

Sampai saat ini aku pergi untuk makan di ruang makan ekslusif untuk pegawai di istana kerajaan tapi itu jauh.

Para peneliti mengasingkan diri sangat gembira.

“Apa yang kamu buat hari ini?”

“Hari ini saya membuat ayam panggang herbal dan salad.”

Saat aku memotong selada di sudut dapur baru, Direktur memanggilku dari belakang.

Aku telah melalui rasa sakit untuk membuat koki setuju denganku dan aku sekarang diizinkan untuk membuat bagian makananku sendiri ketika tidak sibuk.

Karena makanan kerajaan ini tidak cocok dengan seleraku dari awal, aku memintanya.

Ketika aku bilang kalau aku ingin membuat makananku sendiri, aku khawatir kalau si koki, yang akhirnya datang jauh-jauh kemari, akan tersinggung. Tapi untungnya koki ini orang yang baik dan tanpa merasa tidak puas dia membiarkanku menggunakan sebagian dapur.

Namun sementara aku sedang memasak dia memberiku tatapan yang menakutkan.

Rupanya dia adalah orang yang sangat ambisius.

Karena dia ingin mencicipi, kubilang padanya, “Silakan saja!”, dia akhirnya memakan seluruh porsi.

Setelah memakan sesuap dia menjadi begitu asyik hingga dia tetap diam sambil makan.

Karena dia ingin aku mengajarinya degan segala cara, sejak itu tiap kali aku membuat makanan baru aku mengajarinya resepnya.

Sebagai hasilnya makanan di ruang makan lembaga penelitian menjadi lezat dan ruang makan karyawan di istana kerajaan tidaklah sebanding.

Jika makanannya menjadi selezat ini, bahkan sudah tidak apa jika aku tidak membuatnya sendiri tapi karena si koki menundukkan kepalanya memintaku untuk mengajarinya resep baru; akhir-akhir ini aku memasak untukku sendiri seminggu sekali dan si koki berperilaku baik.

“Apa ada masalah?”

Aku bertanya pada Direktur, yang berdiri di belakangku, sambil memanggang ayam.

Dari beberapa waktu yang lalu, bukan hanya si koki tapi Direktur juga berdiri di belakangku, menatap tanganku.

Aku ingin tahu apakah sebuah lubang akan terbuka di dapur jika dia terus menatap seperti itu.

Kurasa itu tidak akan terbuka.

Semenjak aku mulai memasak di dapur, kapan pun Direktur di lembaga penelitian dia akan selalu datang untuk melihatku.

Direktur: “Aku hanya berpikir itu terlihat lezat.”

“Terima kasih.”

“Rasa apa yang kamu gunakan kali ini?”

“Saya hanya memanggangnya dengan garam. Setelahnya saya menggunakan tanaman herbal untuk aromanya.”

“Begitu.”

Sejauh itulah perbincangan kami. Ketika aku melihat ke belakang lagi, mata Direktur masih terpaku pada ayam.

“Direktur, jangan-jangan anda ingin memakan ini? Saya rasa saya melihat anda makan siang tadi.”

“Uogh...... Yah, memang tapi......”

Ketika aku melirik ke belakangku lagi, Direktur memasang wajah malu di wajahnya.

Meskipun dia terlihat seperti itu dia masih tidak akan pergi. Sepertinya dia benar-benar ingin memakannya.

Biasanya ketika dia makan di ruang makan, dia memakan jumlah yang sama seperti semua orang jadi aku tidak bisa melihatnya sebagai pemakan besar.

Apakah dia terpikat oleh aroma dari tanaman herbal yang dioleskan di ayam?

Yah kemangi dan rosemary-nya baru saja diambil dari kebun herbal jadi harumnya wangi.

Bahkan salad-nya baru saja dibuat.

Aku menempatkan ayam panggang di piring dan di sisinya adalah salad yang kubuat, ditemai dengan saus buatan sendiri.

Dua piring yang disiapkan untuk plating adalah untuk si koki dan aku. Tapi aku menyiapkan piring kecil lain dan mengatur sedikit ayam dan salad dari piringku kesana.

Ketika aku selesai mengatur makanan si koki dengan riang mengambil piringnya dan membawanya ke ruang makan dan meletakannya di meja paling dekat ke dapur.

Aku juga mengkutinya dengan sekeranjang roti di satu tangan.

“Jika anda tidak keberatan, silakan makan.”

Aku mengatakannya pada Direktur, yang mengikutiku, dan menunjuk tempat dimana piring kecil ditempatkan. Dengan senang hati dia duduk.

Direktur: “Ini enak seperti biasanya.”

Bahkan tanpa komentar itu, aku tersenyum pada Direktur yang terlihat seakan dia akan meleleh.

Diatas segalanya, sepertinya itu cocok dengan seleranya.

Direktur sudah makan siang jadi aku hanya memberinya sedikit tapi nampaknya itu tidak cukup.

Dia membersihkan piringnya dengan rapi, bahkan sampai mengoleskan lemak ayam dan herbal ke rotinya.

“Tapi aku terkejut kamu menggunakan tanaman herbal untuk memasak.”

“Di kampung halaman saya, kami menggunakan berbagai tanaman herbal untuk memasak.”

Itu disebut tanaman herbal di kerajaan ini tapi sebenarnya disebut herbal.

Herbal sendiri artinya tanaman obat.

Herbal yang kugunakan hari ini, kemangi dan rosemary, adalah herbal biasa yang digunakan untuk memasak di dunia asliku.

Tapi di dunia ini tanaman herbal digunakan sebagai pengobatan dan nampaknya tidak digunakan untuk memasak.

“Dengan menggunakan tanaman herbal didalam masakan, anda bisa mencegah keracunan makanan dan membantu mempercepat perncernaan.”

“Hoh.”

“Ada juga metode memasak obat yang ditujukan untuk mencegah penyakit.”

Memasak obat adalah sebuah metode di kerajaan tetangga dan karena si koki juga bersama kami, aku mengaburkan fakta bahwa aku berasal dari dunia lain dan membicarakannya sebagai kampung halamanku.

Meskipun si koki mungkin tahu kalau aku berasal dari dunia lain.

Atau dia mungkin tidak tahu, jadi hanya untuk memastikan.

Direktur tertarik dalam memasak dan tanaman herbal jadi dia mengajukan pertanyaan, satu demi satu.

Melihat dia seperti ini, ini benar-benar membuatku berpikir kalau Direktur juga adalah seorang peneliti.

Dia biasanya tidak melakukan apa-apa di kantor direktur selain pekerjaan administrasi jadi dia tidak terasa seperti seorang peneliti.

Aku tidak tahu beberapa jawaban untuk pertanyaan yang Direktur tanyakan padaku, jika begitu jadinya dia menyuruhku untuk menebaknya dan dia juga membicarakan tentang apa yang dia pikirkan.

Perbincangannya menjadi lebih hidup tapi karena kami hanya membicarakan tentang tanaman herbal, si koki tidak dapat bergabung dan aku merasa kami telah melakukan sesuatu yang buruk


◊♦◊♦◊♦◊


“Sei”

Hari ini demi mengajari si koki resep baru, kami membuat sandwich di dapur ketika Jude datang.

“Ada apa?”

“Ada pesan dari Direktur, dia ingin kamu pergi mengantar dokumen ini ke barak Ordo Ksatria ke-3.”

“Aku sedang mengerjakan sesuatu sekarang, jadi bisa kamu gantikan tidak, Jude?”

“Nah, dia bilang dia ingin kami yang mengantarnya, Sei.”

“Kenapa ya? apa aku harus pergi sekarang? Karena aku hampir menyelesaikan ini, bisa aku lakukan setelah ini?”

Jude: “Kalau cuma sebentar sih, tidak apa-apa?”

“Baiklah. Aku cuma perlu pergi ke barak Ordo Ksatria ke-3, kan?”

“Ya, dia sedang di kantor kapten jadi bawakan kesana.”

“Baiklah.”

Aku tiba di kantor kapten barak Ordo Ksatria ke-3 da ketika aku bertanya pada seorang ksatria yang berdiri di samping pintu untuk memberitahukan kalau aku sudah disini, dia segera membawaku masuk.

Rupanya Direktur telah memberi tahu sebelumnya kalau aku akan datang.

Saat aku masuk aku melihat Direktur dan orang lain duduk di lounge suite set sofa di depan meja kantor yang indah.

Dia kapten-nya, kan?

“Saya minta maaf telah membuat anda menunggu.”

“Tidak, kamu sangat membantu. Terima kasih.”

“Kalau begitu, saya akan kembali sekarang.”

“Tunggu sebentar.”

Ketika aku menyerahkan dokumen-nya ke Direktur, dia tersenyum sambil berterima kasih padaku. Aku berbalik untuk meninggalkan ruangan saat tugasku selesai tapi Direktur menghentikanku.

Aku melihat Direktur, bertanya-tanya ada apa dan dia mendesakku untuk duduk di sampingnya.

Kenapa?

Ketika aku melihat sekilas pada orang yang lain, yang mungkin pemilik ruangan ini, dia juga mendesakku untuk duduk.

Ketika aku dengan enggan duduk di sebelah Direktur, dia berbicara ke orang yang lain.

“Dia Sei.”

“Begitu, jadi itu kamu. Aku adalah kapten Ordo Ksatria ke-3, Alberto Hawk.”

“Senang bertemu dengan anda. Nama saya Sei.”

Aku tidak menyebutkan nama keluargaku.

Di dunia ini hanya bangsawan yang memiliki nama keluarga dan aku bukanlah bangsawan.

Ketika aku ditugaskan di lembaga penelitia, Direktur mengajarkanku ini saat aku memperkenalkan diri.

Di kerajaan ini jika sebuah nama keluarga yang tidak dikenal diberikan secara tidak semestinya, sebuah penyelidikan akan mengejar dan itu akan jadi merepotkan jadi semenjak itu, aku sudah memutuskan tidak akan menyebutkan nama keluargaku.

Orang ini memang adalah kapten-nya.

Aku duduk di seberangnya dan menatapnya lagi.

Dia pria unik dengan rambut pirang dan mata abu-abu biru yang memberi perasaan dingin.

Apa dia seumuran dengan Direktur?

Fisiknya lebih baik daripada Direktur tapi hanya karena dia adalah seorang ksatria.

Tidak, Direktur sangat tinggi dan tegap.

Bagaimana bilangnya ya, ketebalan otot mereka berbeda.

Dari semua orang yang pernah kutemui semenjak datang ke kerajaan ini, dia mungkin tipe favoritku.



“Apa kamu ingat hal-hal yang terjadi selama ekspedisi Ordo Ksatria ke-3?”

“Ekspedisi?”

“Kamu tahu tentang Salamander?”

“Ah.”

Aku tiba-tiba menerima sebuah pengantar, sementara aku berpikir bahwa aneh bagi mereka untuk memiliki urusan denganku, Direktur tiba-tiba mulai berbicara.

Aku diberitahu bahwa itu adalah tentang ekspedisi dan pertamanya, aku tidak tahu apa yang dia bicarakan, tapi ketika Salamander disebutkan, aku mengerti.

Belum lama ini Ordo Ksatria yang pergi ke Hutan Ghost, yang terletak di barat ibu kota, kembali dengan sejumlah besar korban.

Semenjak itu aku belum mendengar apapun tentang itu jadi aku benar-benar lupa. Ordo Ksatria ke-3 kan?

“Pada saat itu, kamu membuat seorang pria meminum HP potion kelas tinggi, bukan?”

“Ya.”

“Dia-lah orangnya.”

Kata Direktur. Sekarang dia sebutkan, aku ingat ada orang yang seperti  itu.

Pada saat itu, aku hanya membuat orang yang paling terluka meminum HP potion kelas tinggi.

Luka bakarnya mengerikan. Sulit untuk dilihat jadi aku mencoba untuk tidak melihat terlalu banyak dan karena itu aku tidak ingat apapun tentang sosok orang itu. Aku ingat dengan pasti ksatria yang di sebelahku saat itu memanggil orang itu, Kapten.

Begitu,  jadi dia orang yang hampir mati saat itu.

Segera setelah dia meminum potion itu aku melihat kulit hangusnya mengelupas dan kulit yang baru me-regenerasi di bawahnya tapi aku tidak melihatnya ketika dia benar-benar pulih.

Karena setelah itu aku pergi untuk membagikan potion.

Ketika aku melihat Kapten lagi, tidak ada luka bakar dari saat itu, yang ada hanya kulit yang indah.

Kupikir potion dari dunia lain benar-benar hebat untuk bisa menyembuhkan sejauh ini.

Kalau begini maka luka lain selain luka bakar mungkin sudah benar-benar pulih juga.

Meskipun aku ingin melihat keefektipan potion-nya, tidak mungkin bagiku untuk memintanya melepas bajunya sehingga aku bisa melihatnya.

“Terima kasih, aku selamat berkatmu.”

“Bukan apa-apa......”

Aduh.

Karena aku ingin melihat hasil potion-nya, jadinya aku menatapnya terlalu lama dan sekarang Kapten sedikit merona.

Sosok pria tampan yang malu-malu memiliki daya hancur yang hebat. Hatiku berdebar saat memberi jawaban netral dan aku mendengar suara tawa ringan di sebelahku.

Ketika aku menengok ke sampingku sambil berpikir, apa itu? Aku melihat Direktur menutupi mulutnya dan mencoba tidak tertawa.

“Direktur?”

“Nah, bukan apa-apa.”

Meskipun dia mengatakan bukan apa-apa, dia sepertinya masih menahan tawanya, tapi apanya yang lucu?

Direktur bertingkah sangat mencurigakan yang bahkan membuat bukan hanya aku saja tapi juga Kapten yang memiliki ekspresi meragukan di wajahnya.

Tidak daripada meragukan, dia terlihat cemberut atau malu.

Apa kamu merasa malu?

Aku melihat Direktur dengan ragu dan mengerutkan alisku.

“Oh ya, kau ingin bahan-bahan untuk HP potion kelas tinggi, bukan?”

“Ya. tapi mereka tidak bisa dikumpulkan tanpa pergi ke hutan, kan?”

Tidak jelas banget. Di saat Kapten mencoba berbicara, Direktur kehilangan keinginannya untuk tertawa dan berbicara sambil mengubah topik.

Aku merasa mendadak tapi aku bersyukur ini terjadi sebelum Kapten marah. Aku diam-diam mengelus dadaku.

Tentang bahan HP potion kelas tinggi yang Direktur bicarakan, aku jelas ingat membicarakannya pada Direktur.

Jumlah sedikit tanaman herbal yang dibudidayakan di kebun herbal untuk HP potion kelas tinggi telah sangat menurun baru-baru ini karena terlalu banyak dipanen.

Aku ingin dengan cepat membuat banyak potion untuk menaikkan level skill farmasi-ku tapi sayangnya tanaman herbalnya sulit dibudidayakan dan aku dilarang menggunakan mereka terlalu banyak lagi oleh Direktur.

Karena itu aku berkonsultasi dengan Direktur untuk membelinya dari luar tapi karena penanamannya sulit, jadinya itu dijual dengan harga yang sangat tinggi.

Meskipun akhir-akhir ini anggaran kami sedang melimpah, tetap sulit untuk membeli sejumlah besar bahan bermutu tinggi dari luar.

Itu tumbuh secara alami di hutan diluar istana kerajaan tapi perlu waktu dan upaya untuk pergi kesana dan mengumpulkannya, meskipun menghemat biaya. Sulit bagi para peneliti untuk pergi mengumpulkannya sendiri karena ada iblis di hutan.

“Benar. Kalau yang dekat sih ada yang tumbuh di hutan di selatan. Kenapa kamu tidak pergi dan mengumpulkan mereka sementara?”

“Direktur, saya tidak ingin diserang oleh iblis.”

“Tentang itu, sepertinya orang-orang daari Ordo Ksatria ke-3 akan melindungimu.”

“Eh?”

“Rupanya ini adalah hadiah untuk potion tempo hari.”

Aku tidak sengaja menengok ke wajah si Kapten atas kata-kata Direktur.

Dia terlihat tenang, benar-benar berbeda dari sebelumnya. Seperti yang Direktur katakan, sebagai hadiah untuk potion sepertinya mereka akan menjagaku ketika aku pergi mengumpulkan tanaman herbal.

Tapi......

“Tapi saya sudah menerima hadiah......”

Aku menerima sebuah hadiah spesial dari istana kerajaan dan juga dari kediaman Margrave.

Lebih dari itu rasanya terlalu banyak.

“Kapten-dono ingin memberimu sesuatu secara pribadi.”

“Oi!”

Direktur mengatakan itu sambil menyeringai dan Kapten menghentikannya sambil panik.

Tapi sudah terlambat.

Apa boleh mengerahkan Ordo Ksatria untuk rasa terima kasih pribadi.

“Secara pribadi?”

Aku melirik si Kapten dan seolah dia tahu apa yang aku siratkan, dia berdeham dan menjelaskan dengan canggung.

“Dari awal kami sudah berencana pergi ke hutan selatan untuk penaklukan. Jadi kami membicarakannya secara sepintas.”

“Begitukah?”

Jadi sudah direncanakan.

Kalau begitu, ini tidak akan jadi masalah, kan?

Aku pastinya ingin tanaman herbal untuk HP potion kelas tinggi.

“Kalau memang tidak mengganggu maka tolong bawa saya bersamamu.”

Aku menundukkan kepalaku dan Kapten mengangguk seolah mengatakan tidak masalah.

Setelah itu kami membicarakan tentang bisnis praktikal seperti kapan ekspedisi akan dimulai, dll, dan sebelum aku menyadarinya ternyata sudah sore.


◊♦◊♦◊♦◊


Hari ini aku datang ke hutan Saul yang terletak di selatan ibu kota.

Ordo Ksatria ke-3 telah secara teratur membunuh iblis di sekitar kerajaan dan setelah hutan Ghost di sebelah barat, mereka berencana untuk mempercepat ekspedisi hutan Saul.

Tidak biasa bagi Ordo Ksatria untuk pergi melakukan ekspedisi penaklukan begitu sering tapi keadaan telah memburuk beberapa tahun belakangan, sampai-sampai frekuensi penaklukan biasa tidak bisa mengikuti dan hasilnya sekarang mereka tanpa hentinya pergi melakukan ekspedisi.

Yah karena pemanggilan 【Saint】 oleh 【Upacara Pemanggilan Saint】, keadaan dianggap telah berangsur membaik.

Lakukan yang terbaik, Aira-chan.

Kali ini para peneliti dari Lembaga Penelitian Tanaman Herbal bergabung dengan ekspedisi.

Tujuan utama ekspedisi ini adalah untuk menaklukan iblis tapi para peneliti tidak pernah datang ke hutan ini dengan para Ksatria sebelumnya jadi semuanya ingin ikut, untuk kesempatan mengumpulkan berbagai tanaman herbal yang tidak ada di kebun herbal.

Ada beberapa peneliti yang ingin menyurvei tanaman dan bukan hanya mengumpulkan tanaman herbal tapi Direktur dengan kuat menolak usulan mereka karena itu akan mengganggu tujuan utama kami.

Biasanya tidak terpikirkan untuk para peneliti yang adalah beban yang tidak bisa apa-apa, untuk ikut serta dalam penaklukan Ordo Ksatria tapi ini adalah cara Ordo Ksatria membalas budi.

Karena ada para peneliti yang dengan sukarela berpartisipasi untuk memanen, kupikir aku bisa dengan santai membuat potion di lembaga penelitian tapi Direktur dengan sedih mewajibkanku untuk berpartisipasi karena akulah yang kebanyakan menggunakan herbalnya.

“Oi~, jangan berpisah terlalu jauh.”

Aku menemukan tanaman herbal yang kuinginkan di tempat yang sedikit jauh dari jalan dan ketika aku pergi dan mencoba mengambilnya, Jude menegurku dari belakang.

Aku dengan cepat memetik herbal itu dan saat aku kembali ke tempat Jude, dia memarahiku lagi.

“Hanya karena hutan ini lebih tenang daripada hutan bagian barat, bukan berarti iblis tidak muncul. Kalau kamu berencana untuk berpisah, bilang dulu.”

“Maaf, maaf.”

Iblis yang muncul di bagian selatan hutan lebih lemah daripada iblis yang muncul di bagian barat hutan tapi bukan berarti mereka tidak muncul sama sekali.

Aku tahu kalau aku harus hati-hati tapi aku tidak bisa melepas mental orang Jepang milikku. Ketika aku menemukan sesuatu yang menarik, aku tidak sengaja terhuyung-huyung ke arahnya.

“Aku akan tetap waspada jadi kalian harusnya baik-baik saja jika tidak berkeliaran terlalu jauh.”

Kapten memanggil dari belakang kami sambil tiba-tiba tertawa.

Ordo Ksatria dan para peneliti sekarang dipisah dan beraksi dalam 3 kelompok.

Ini karena cara inilah yang paling efisien. Jude dan aku adalah bagian dari tim Kapten.

Iblis yang muncul di bagian selatan hutan tidak sekuat itu jadi Kapten biasanya tidak ambil bagian dalam ekspedisi ke hutan selatan.

Namun menurut ksatria yang satu tim denganku, Kapten membuat sebuah pengecualian khusus untuk kami.

Meskipun itu adalah hadiah, aku agak merasa menyesal.

“Terima kasih. Meski begitu, firasatku bilang kita sudah masuk lumayan dalam ke hutan, tapi tidak ada iblis yang muncul.”

Itu benar.

Kupikir sudah dua jam semenjak kami memasuki hutan tapi kami belum bertemu iblis satupun.

Apa ini normal?

Sambil berpikir begitu, aku bertanya pada Kapten dan sepertinya bukan itu masalahnya.

“Tidak, biasanya tidak aneh kita sudah bertemu beberapa iblis, tapi......”

“Begitukah?”

“Ah, tidak biasa kita masuk sejauh ini tanpa bertemu dengan iblis satupun.”

Saat dia mengatakan ini Kapten mengerutkan alisnya dan berpikir sedikit sebelum berbicara dengan ksatria lain.

Ya~, ada apa ya?

Ini bukan ketenangan sebelum badai tapi akan bagus jika iblis kuat seperti Salamander tidak tiba-tiba muncul.

Sambil memikirkan berbagai hal, aku mengambil tanaman herbal yang tumbuh di sisi jalan dan pergi menuju titik pertemuan.

Ada sedikit celah yang tidak jauh dari tempatku berjalan. Kami bergabung dengan kelompok lain disana dan makan siang.

“Enak!”

Di tempat pertemuan makan siang dimana semua orang bergabung.

Mendengar suara dari sana-sini, memang berguna untukku membantu.

Ada obrolan tentang persiapan makan siang akan dilakukan oleh Ordo Ksatria tapi bagiku yang bersedih atas situasi makanan di dunia ini, aku harus membantu.

Sup yang kubuat dengan menggunakan herbal, yang tidak biasa digunakan, sepertinya populer.

“Kudengar makanan di ruang makan Lembaga Penelitian Tanaman Herbal itu enak tapi...... Apa mungkin kamu yang membuatnya selama ini?”

Orang yang mengatakan ini adalah Kapten yang sedang melihat sup yang disendokinya.

Lagipula memang tidak biasa untuk menggunakan tanaman herbal saat memasak. Bahkan saat aku membuatnya aku ditanyai berbagai pertanyaan seperti: tanaman herbal apa itu? Kenapa kamu memasukannya?

Perilaku itu benar-benar seperti Direktur yang selalu melihatku dari belakang.

Kapten dan Direktur sudah berteman semenjak kecil. Kudengar dari para peneliti kalau mereka sangatlah dekat tapi apakah dekat artinya bahkan perilaku mereka mirip?

“Tidak, saya hanya menyediakan resepnya. Koki-lah yang selalu membuatnya.”

“Untuk selalu dapat memakan makanan yang seenak ini, aku iri.”

Aku melihat dia menyipitkan matanya dan dengan nikmat memakan supnya, itu membuatku senang.

Tapi agak sedikit menggelisahkan untuk berada di tengah kelompok ini.

Para ksatria dan para peneliti sepertinya telah terbuka satu sama lain sebagai hasil dari penaklukan pagi ini. Saat semuanya duduk di bawah dimanapun mereka suka, Kapten duduk di sebelahku.

Wakil Kapten duduk di sisi lainku. Aku hanyalah peneliti yang telah dilemparkan ke dalam kelompok eksekutif ini.

Jude?

Ketika aku mencoba menyeretnya bersamaku, dia kabur.

Akan kuingat ini.

“Aku diberitahu kalau tanaman herbal digunakan dalam sup ini, tapi tubuhku lebih hangat daripada biasanya. Apa ada tanaman herbal dengan efek seperti ini?”

“Yah, itu benar. Sup hari ini adalah......”

Aku kebanyakan berbicara dengan Kapten tapi pada saat-saat aneh para ksatria juga akan memanggilku, atau lebih tepatnya bertanya padaku tentang herbal yang digunakan dalam makanan. Itu seru.

Pembicaraan tentang herbal yang digunakan dalam dalam minuman lauk sampingan sangat menarik.

Akan lebih lezat jika ditambah sosis.

Hanya dengan itu, ada diskusi panas tentang makanan. Kami melanjutkan penaklukan di siang hari dan kembali ke istana kerajaan di sore hari.

Orang-orang yang pergi melakukan penaklukan seharusnya berkumpul di tempat latihan Ordo Ksatria ke-3 setelah kembali ke istana kerajaan.

Meski sudah lelah dan mungkin karena penaklukan berakhir tanpa korban, para peneliti di tempat latihan berkumpul dalam grup 3 atau 5 orang, berbincang seolah mereka baru saja kembali tamasya.

Mereka tidak hanya membicarakan tentang tanaman herbal yang mereka kumpulkan, mereka juga membicarakan iblis yang mereka temui dan bagaimana yang dilakukan para ksatria saat penaklukan.

Iblis masih tidak muncul di sore hari di jalan yang grupku ambil dan ksatria yang bersamaku mengatakan, “Mereka mungkin tidak datang karena mereka takut dengan kekuatan Kapten.”

Sebagai Kapten Ordo Ksatria ini, kekuatannya bisa dibandingkan dengan 1 atau 2 orang di antara Ordo-nya, kan?

Si ksatria mengatakan itu sebagai gurauan, meskipun dia mengatakan bahwa hal seperti ini tidak pernah terjadi, sekalipun.

Sebenarnya nampaknya kelompok lain menemui iblis beberapa kali di siang hari. Para peneliti bergabung dengan penaklukan para ksatria.

Para peneliti di lembaga penelitian semuanya memiliki skill sihir.

Mereka membantu para ksatria dengan melemparkan sihir dari belakang.

Mereka belum pernah menaklukan iblis semenjak mereka meninggalkan Akademi Kerajaan jadi semuanya sedikit senang.

“Aku mempersiapkan diriku karena kudengar ini adalah penaklukan, tapi kita menyelesaikannya dengan sangat mudah, aku kecewa.”

“Ah, sudah lama sejak aku bertarung melawan iblis, tapi mengingat semua itu, kondisiku bagus.”

“Kau juga? Aku punya firasat kalau kondisiku lebih baik daripada saat aku masih di Akademi.”

“Semuanya sama, bukankah itu berlebihan?”

Seperti itulah semua orang berbicara ribut dan ksatria terdekat bergabung saat dia mendengar itu adalah tentang penaklukan.

“Kalian juga?”

“Eh?”

“Nah, kami membicarakan tentang betapa anehnya kami dapat bergerak lebih baik daripada biasanya.”

Menurut si ksatria, semua orang berpikir itu hanya mereka saja tapi ketika mereka melihat pergerakan ksatria lain juga lebih baik daripada biasanya, mereka mulai berbicara dan menyimpulkan bahwa kemampuan fisik mereka nampaknya telah meningkat.

“Apa penyebabnya?”

Seorang peneliti bergumam seolah berbicara sendiri dan semua orang mulai mengungkapkan pendapat mereka.

Yah, mereka dengan cepat menyadari apa penyebabnya......

“Bukannya makan siangnya?”

“”””Itu dia!””””

Ketika mereka memikirkan tentang apa yang mereka lakukan berbeda dari biasanya, semuanya berkesimpulan bahwa itu adalah sup yang mereka makan untuk makan siang.

Itu pasti pertama kalinya para ksatria memakan sup dengan herbal tapi para peneliti seharusnya sudah terbiasa memakannya di ruang makan.

Jadi apakah herbal penyebabnya?

Para peneliti langsung menjadi girang.

Aku berhasil menghentikan antusiasme para peneliti untuk kembali ke lembaga penelitian untuk penyelidikan sebelum mereka menerima sinyal bubar. Saat kami kembali ke penelitian ada kegemparan besar.

Meskipun semuanya pasti sudah lelah.

Lalu seminggu kemudian.

Demi memeriksa penyebabnya, aku membuat makanan dengan berbagai kondisi di lembaga penelitian kemudian kami makan dan uji.

Sarapan, makan siang dan makan malam, kami memakan camilan tengah malam juga. Kami makan sepanjang hari.

Seperti yang diduga, terlalu berlebihan bagi para peneliti saja, jadi kami juga meminta kerja sama Ordo Ksatria ke-3, yang telah menjadi teman kami saat penaklukan.

Hasilnya adalah, ketika ada yang memakan hidangan tertentu yang dibuat oleh seseorang yang memiliki skill memasak, kemampuan fisik mereka akan meningkat.

Ketika menggunakan skill memasak, magic power si pembuat akan berkurang, seperti saat pembuatan potion.

Semua koki yang bekerja di ruang makan memiliki skill ini.

Tentu saja koki kami di lembaga penelitian juga memiliki skill ini.


Takanashi Sei
Lv. 55/Saint


HP: 4,867/4,867
MP: 6,067/6,067


Combat Skill:
Holy attribute magic: Lv
. ∞

Production Skill:
Farmasi: Lv. 28
Memasak: Lv. 5



Dan sebelum aku tahu aku juga sudah memperolehnya.

Inilah alasan kenapa kemampuan fisik semua orang meningkat selama penaklukan.

Meskipun para peneliti memakan makanan ini setiap hari, mereka jarang menggerakkan tubuh mereka jadi mereka tidak menyadarinya.

Adalah pekerjaan seorang ksatria untuk menggerakan tubuh mereka jadi mereka langsung menyadarinya.

Sebenarnya kupikir bukan hanya itu saja alasan mereka menyadarinya.

Kutukan kenaikan 50% yang muncul saat aku membuat potion juga terjadi saat aku memasak dan makanan yang kubuat lebih efektif daripada yang dibuat oleh koki ruang makan.

Mungkin karena itu efek makanan menjadi sangat terlihat dan itu dapat disadari.

Ketika Direktur mendengar tentang hal ini dia sangat terkejut dan melarangku memasak di depan umum.

──Act 3 END──


Prev | ToC | Next