Tolong matikan adblock dan script blocker Anda untuk melihat halaman ini.

─̶─Jika ingin meng-COPY tolong sertakan sumber :D─̶─


Penerjemah : D.Blank13th


Chapter 3

1+1=Deathless

Part XI


Ibu Kota Elf─̶─di sebuah mansion di pinggiran.

Elf yang baru saja kembali ke rumah─̶─yang dipanggil Nina Clive.

“─̶─!! ...Siapa itu?”

Dengan cepat menyadari kehadiran dari penyusup, menjadi waspada dan menggunakan sihir pencari dan sihir verifikasi.

Didalam kedalaman dari kegelapan yang menyorot, sebuah sosok bermantel sedang duduk di sebuah meja seolah mencoba bercampur dengan kegelapan.

Dengan seluruh tubuhnya tertutupi sobekan pakaian dan kulit binatang, bayangan yang tertutupi dengan bulu dan mata yang dalam itu mengatakan.

“...Salam, aku perkenankan diriku untuk menyusup.”

Menggunakan bahasa Elf dengan lancar, kepada bayangan yang mulai bicara itu, si elf dengan cepat membuat sebuah serangan sihir─̶─

Tapi dia tidak menembak. Karena kemampuan kedua menyebar pada saat yang sama─̶─sihir analisis, mengatakan padanya.

─̶─[Tidak Teridentifikasi – Identitas Sebenarnya Tidak Jelas]...dia pasti cukup terkejut sekarang, banyangan itu tertawa.

Karena dia mencoba untuk mengelabui penampilannya─̶─tapi dia tidak menduga bahwa bahkan dengan sihir dia tidak dapat menemukan garis besarnya.

Terlebih, dia tidak mempunyai pilihan lain selain bertanya.

“...Siapa kau, tidak apakah aku bertanya itu?”

Menghadapi sesuatu yang tidak kau tahu identitas sebenarnya, kau tidak boleh ceroboh menyentuhkan tanganmu padanya─̶─bayangan itu tertawa.

“Mari panggil saja aku [hantu]. Kukatakan saja, aku bukan musuhmu tapi aku juga bukan kawanmu.”

Sudah jelas, si Elf mencari kebenaran kata-katanya─̶─tapi [hantu] mengetahui hasilnya.

─̶─[Hantu] itu “kebohongan”, sementara segalanya selain itu “benar”─̶─sihir akan menjawab seperti itu.

[Hantu] tertawa karena ini fakta bahwa dia bukanlah lawan maupun kawan dia.

“─̶─Karena kau memasuki rumah orang lain tanpa permisi, kupikir kau pasti mempuyai urusan yang layak kan?”

Tapi si Elf yang tidak memahami maksudnya bertanya. Tentu saja aku punya.

Apakah kau pikir manusia belaka─̶─akan menyusup ke mansion elf tanpa alasan?

“─̶─Aku sedang berpikir untuk melakukan sebuah game sederhana kau lihat.” “...Huh?”
“Chip yang akan dipertaruhka masing-masing pihak adalah [informasi]...jika kau menang melawanku aku akan menawarkan informasi, dan jika kau kalah aku yang akan mengambilnya.”

Sementara Nina masih waspada, [hantu] tertawa didalam hatinya memikirkan bahwa tidak apa seperti itu.

Elf yang dipanggil Nina Clive. Dia adalah orang yang luar biasa dan tajam, juga caster terbaik di generasi saat ini.

─̶─Riku membaca pemikiran itu terlebih dahulu; itulah tepatnya kenapa aku memilihmu sebagai lawan yang akan kudatangi.

“Kau penasaran apakah informasi masing-masing itu pasti atau tidak, karena ini tidak akan menjadi

pertaruhan jika chipnya tidak memiliki jaminan, kan?” “─̶──̶──̶──̶─Ya, itu benar.”
Nina khawatir tentang kemungkinan pikirannya telah dibaca dan dengan hati-hati setuju─̶─Itu jelas.

Jika seorang yang tajam berhadapan dengan sesuatu yang [identitasnya tidak jelas], pertama-tama mereka akan lakukan adalah mempertimbangkan kemungkinan terburuk.

Dengan kata lain─̶─mereka akan mempertimbangkan kemungkinan itu adalah ras dengan rank lebih tinggi dari dirinya.

Tapi itu karena kepala mereka bagus, mereka tidak akan terus terang mundur.

Ras rank lebih tinggi, ras rank lebih rendah, atau dari ras yang sama, itu karena ketiga kemungkinan itu tumpang tindih.

Itulah tepatnya kenapa, [hantu] tertawa dan berpikir─̶─Orang ini pasti akan ikut serta dalam game.

“Kalau begitu mari lakukan dulu. Mari buktikan bahwa game ini bisa diadakan kalau informasi itu tidak bisa diabaikan kebenarannya.”

Contohnya, benar, jika aku mengatakan kata ini─̶─dia pasti akan ikut seta game ini.



“Bagaimana kalau─̶─ “Keberadaan Arka-shi-anse [Void Zero Divine Protection] yang bocor kepada para Dwarf”?”

“─̶──̶──̶─!?”

[Hantu] tidak bisa merasakannya, tapi pasti dia(Nina) sekali lagi menggunakan sihir untuk mencari kebohongan─̶─tapi itu percuma.

“...Apakah kau sudah puas? Tidak ada masalah dengan kebenaran informasinya. Karena ini adalah kau, caster logika dari Arka-shi-anse, juga peyuting formulanya, mungkin bagimu untuk memeriksanya tanpa kebenaran─̶─tidak akan ada bedanya kan?”

Si elf membuat wajah tenang sementara pikirannya berpikir dengan cepat. [Hantu] mengetahui itu seolah membalikkan tangan.



─̶─Arka-shi-anse adalah, rahasia sangat penting yang bahkan dirahasiakan dari para caster logika.

Bahkan dokumen rahasia yang dapat memimpin ke orang yang terlibat didalam pengembangannya telah dicatat sebagai “ter-enkripsi”.

Tercatat dibeberapa catatan─̶─yang ShuVi temukan tertinggal di ruang bawah tanah, di reruntuhan elf.

Di matanya yang tidak mengetahui itu─̶─si [hantu] terpantul sebagai keberadaan yang mengetahui segalanya.

Itu benar, tidak peduli apa jadinya─̶─itu adalah keberadaan yang dia tidak bisa sembarangan sentuh dengan tangannya.

“................─̶──̶──̶──̶─“

Seperti yang diduga dia tidak bisa merasakannya, tapi elf itu pasti melakukan banyak pencarian dalam perkataan [hantu] itu.

Tapi─̶─itu percuma. Tidak ada kebohongan.

Informasinya pasti dibocorkan. Tapi itu karena “yang membocorkannya tak seorangpun selain [hantu] itu sendiri”─̶─

“...Baiklah. Sepertinya, aku tidak bisa pergi tanpa mengetahui siapa kamu itu, bukan?”

Setelah mengatakan itu, dia duduk didepan [hantu], melipat tangannya dan bertanya.

“Nah lalu, tentang gamenya─̶─menilai dari kegunaan chip, apa game kartu?”

“Tidak, kita akan bermain [catur gerak cepat]─̶─ mudah dimengerti karena tidak akan ada yang salah untuk kedua sisi kan?”

Setelah mengatakan itu, si elf menjatuhkan pandangannya ke papa catur di atas meja, dan mengatakan.

“─̶─Baiklah, lalu, mari mulai.”

“Ya, tapi sebelum itu...”

Dan [hantu] mengatakan, dengan suara yang seolah meledeknya.

“Bisakah kau kembalikan bidaknya? Pemain pertama adalah aku yang putih kau tahu. Maaf.”

“─̶──̶──̶──̶─Ya, maafkan aku. Aku tidak terlalu tahu tentang catur.”

─̶─Dengan mengatakan itu dia mendecakkan lidahnya didalam hatinya pada kenyataan dia “ketahuan”, dan ekspresinya terdistorsi sedikit.

Bahkan setelah menipunya dengan agaknya “kekuatan penuh”─̶─kekuatan Octo-Caster, kebohongannya masih ketahuan.

Elf yang dipanggil Nina akan berpikir─̶─Sudah kuduga, berbahaya untuk mengetes lawan yang identitas sebenarnya tidak jelas?

Dan kemudian dia akan mengembalikan bidaknya, dan pada saat yang sama dia pasti akan berpikir ini─̶─

“Nah lalu chip ku adalah...caster logika Arka-shi-anse sebenarnya─̶─“ “Bukan kau─̶─Aku sudah memiliki informasi itu.”
Mencoba mengetesya dengan sebuah gertakan─̶─si elf yang tertawa didalam, terhadap kata-kata lanjutan itu─̶─

“Aku juga memiliki informasi yang bohong, dan aku juga memiliki informasi bahwa kau menggunakan sebuah sihir di kebohongan itu untuk membuatku mempercayainya.”

─̶─Terlihat aliran warna dari wajahnya.

“Nah, kau sudah selesai mengkonfirmasi bahwa kebohongan tidak akan bekerja kepadaku kan. Bagaimana kalau kita mulai gamenya?”

Bagi [hantu] yang bertanya dengan ria, dia memahami bahwa dia bisa mengambil hati lawan bahkan tanpa menggunakan sihir.

Siapa dia, apa-apan orang ini─̶─itu karena dia membuat wajah seperti itu.

Pada tampang itu, si [hantu]─̶─Riku tersenyum pahit.

─̶─Mana mau dia membeberkan itu.

Riku adalah manusia, dia tidak bisa merasakan sihir─̶─dia bahkan tidak bisa memastikan bidak itu bergerak.

Tapi elf tertajam generasi saat ini, dan juga caster nomor satu, melihat ke papan catur.

Jika dia mengulurkannya kepada orang dengan identitas aslinya tidak jelas, apa yang akan terjadi, dia bisa memprediksinya─̶─oleh sebab itu.

Dia menjadi tidak dapat menggerakkan “bidak apapun”, maupun dapat menggunakan sihir untuk membuatnya mempercayai kebohongan.

─̶─Itu hanya gertakan. Tapi itu tidak akan tercermin begitu di matanya─̶─Tidak mungkin tercermin.

Semua gertakan itu─̶─bahkan jika salah satu dari mereka salah terbaca, itu berakhir. Keperluan dari tekanan sebanyak itu, dia pasti...tidak bisa membayangkannya.
Tidak ada pilihan lain selain menekannya ke titik itu; manusia yang disebut terlemah... dia bahkan tidak bisa membayangkannya.

Oleh karena itu, aku memeriksa informasi itu dengan hati-hati seperti ini─̶─



─̶─[Hantu] tidak bisa merasakan sesuatu seperti sihir penyamaran, juga, dia tidak bisa mendeteksi kebohongan.

Tapi ini adalah sihir yang nomor satu generasi saat ini─̶─dia, yang memiliki sihir yang dianggap legendaris sejak zamam dahulu, disebut [Octo-Caster], tidak dapat dihancurkan.

Jika hal seperti itu benar-benar digunakan maka, mau tak mau, tidak ada cara untuk melawannya.

Memegang inisiativ bahkan di perang psikologikal─̶─Tapi meski begitu dia membiarkan dia(Nina) mengintip ke informasi yang dia tidak bisa abaikan.

Bukan lawan ataupun kawan─̶─untuk sekarang tidak ada pilihan selain mempercayai kata-kata itu dan menarik informasi.

Seperti yang [hantu] ini katakan, akan baik-baik saja jika dia memastikan kebenarannya sendiri─̶─dia pikir.

Tapi karena dia mengelola pemikiran-pemikiran hingga ke titik itu, sekarang adalah─̶─

“Informasi yang akan dipertaruhkan akan diputuskan oleh kesepakatanmu. Bagaimana kalau, jika informasinya dinilai tidak berguna, mungkinkah untuk meminta pengubahan?”

─̶─kekhawatiran untuk menarik informasi terlalu merepotkan.

Si elf mendecakkan lidahnya, pada Riku yang bicara seolah menunggu pikirannya(Nina) untuk menyusul.



─̶─Kenapa, Riku memilih dia sebagai lawan yang dia datangi.

Dia terlihat seperti penyunting Arka-shi-anse, senjata Elf untuk perang penentuan, dan seseorang yang memiliki sejumlah besar informasi.

Dan juga, seorang caster yang sangat luar biasa, dan orang yang tajam─̶─dia adalah pemilik “kecerdasan “ yang sempurna.

Itulah sebabnya dia terpilih─̶─“hanya karena itu”.

Ini aman meskipun dia memiliki kekuatan yang hebat, dan dapat menghancurkan segalanya jika memang harus─̶─“kecerdasan” yang begitu.

Selamat dari kelemahan dan kebodohan. Itu sendiri adalah jalan hidup manusia─̶─“kecerdasan” itulah.

Melakukan sesuatu seperti memberi dampak menggunakan kecerdasan melawan manusia─̶─melawan yang terlemah, itu usaha yang sia-sia.

Oleh karena itu─̶─orang ini, pasti akan berpikir seperti ini.

“Dengan kata lain─̶─jika aku meminta [identitasmu sebenarnya]...”

“Sebagai kompensasi untuk itu, aku akan meminta kau mempertaruhkan informasi yang sangat merepotkan untukmu juga.”

─̶─Itu benar, itulah tujuanmu─̶─elf itu akan berpikir seperti ini.

Buang pemikiran optimis, dan anggap [musuh] itu akan membeberkan semua kebohonganmu.

Di atas itu, tarik semua informasi yang bisa ditarik, dan kemudian harusnya mungkin untuk memburu niat orang yang menyebut dirinya [hantu] ini, dan identitas sebenarnya, dengan menelusuri informasi yang sudah didapat─̶─seperti itu.

“Baiklah ayo mulai gamenya. Bukan lawan ataupun kawan─̶─aku akan anggap kau tidak mempunyai niat untuk melukaiku.”

Riku tertawa didalam dengan perkataan itu─̶─Benar, aku pasti akan melakukan itu.

Itu karena dia memiliki kecerdasan yang hebat. Itu karena dia kuat. Itu karena ada harga diri disana.

─̶─Itulah tepatnya kenapa─̶─dia mudah dibaca. Dia bisa dengan mudah dibujuk.

Dan kemudian sesuai dugaan, menunjukkan sebuah senyum seolah sudah melihat semuanya, Riku mengangkat tangannya.

“Kalau begitu─̶─Umumkan dalam cara tradisional para [hantu], ayo mulai gamenya. Bisakah kau bacakan untukmu?”

Dengan kata lain,

“─̶─Aschente[Bersumpah pada Persetujuan]...”

─̶──̶──̶──̶─.............



“...Nah sekarang, ayo mulai dengan informasi yang kau berikan─̶─“



“Aku meminta latar belakang dari pembocoran Arka-shi-anse kepada para Dwarf dan, jika mungkin penunjukkan buktinya.”

“Itu chip yang diberikan sebelumnya... Aku akan membaginya meskipun tanpa pertaruhan.”

Mengatakan itu, Riku menyerahkan batu perekam yang merekam transmisi yang dikirim dari kapal perang Dwarf yang hancur.

Informasi yang Riku (yang membocorkan) beritahukan tidak bisa dipertaruhkan. Itulah tepatnya kenapa─̶─dia mengubahnya menjadi umpan...

“Yang lebih penting─̶─informasi yang aku tawarkan adalah─̶─“

Dan kemudian─̶─dia membuat dia(Nina) melirik pancing dan umpan yang jauh lebih besar dari itu.



“Mari pertaruhkan alasan kenapa, meski mengetahui tentang Arka-shi-anse, para Dwarf menyimpulkan itu bukanlah masalah.”

“─̶──̶──̶──̶─apa, itu?”

─̶─Arka-shi-anse itu “dipastikan bukan masalah”. Apa maksudnya, hanya ada kemungkinan tiga hal.
Itu dipandang rendah, ada sesuatu yang dapat menangkisnya─̶─atau mungkin, tidak mungkin─̶─ “─̶─Ya “tidak mungkin” itu.”
Itu benar, setelah menunggu si elf yang dipanggil Nina berpikir─̶─Riku mengatakan itu.

Pikirannya dibaca─̶─Demi memperdalam ilusi itu lebih dalam lagi. Itulah kenapa─̶─dia menyetujui lagi.
“...Jadi kau bilang kau memegangnya. Informasi itu, maksudku.”

─̶─Mengembalikkan api dengan gertakan, dengan menghindari rincian dari “tidak mungkin” itu─̶─tapi Riku tertawa.

“Aku memegangnya. Informasi dari [senjata], yang para Dwarf simpulkan akan jadi sebanding atau lebih hebat dari Arka-shi-anse.”

─̶─Itu benar, jika itu Riku dia akan menjawab.

Kepada jawaban yang tepat dia anggap apa yang “tidak mungkin”

pikir mungkin, dia mengetapkan giginya.

Tapi...lagi dia jatuh ke bujukan anak-anak kan, atau begitulah Riku tertawa didalam.

Menilai sebuah senjata mutlak sebagai [bukan masalah]─̶─kemungkinan yang bisa dibayangkan terbatas.

Tapi dia tidak menyadari─̶─arti penting dari menyebutkan “informasi itu”.

Jika dia, yang percaya bahwa tidak ada cara bagi mereka dapat mempunyai menangkisnya, diminta tanpa menyebutkan informasi rincian maka.

─̶─Dengan metode eliminasi, “tidak mungkin” itu adalah─̶─[keberadaan sebuah senjata yang lebih hebat dari itu].

Dia marah; dengan kebenaran pemikirannya sendiri, yang dibaca oleh suatu cara tidak diketahui.

Sementara menjadi caster nomor satu generasi saat ini, dia memiliki reputasi sebagai orang yang tajam, namun dia dipermainkan satu sisi dalam perang kecerdasan.

Kebenaran itu melukai harga dirinya─̶─kemampuannya berpikir dengan tenang telah tercuri...



Tentang itu, Riku berpikir─̶─dasar orang aneh.

Jika itu adalah yang terkuat maka, mereka akan baik-baik saja jika mereka membunuhnya(Riku) tanpa kata dalam sekejap mereka berpapasan satu sama lain.

Mau itu mungkin atau tidak, jika kekuatan setengah-setengah itu tidak bisa melakukan apa-apa selain menggunakan trik dan mengukur musuhmu maka─̶─jangan membual tentang kecerdasan.

Jika kau tidak membual tentang kebodohan, tentang kelemahan itu sendiri, pada saat [kekuatan setengah-setengah] itu disegel─̶─

─̶─Mencoba untuk melawan manusia hanya dengan “kecerdasan”, hal seperti itu─̶─itu bahkan tidak akan menjadi sebuah pembicaraan.



“Sistem sihir yang hilang karena Flugel─̶─setelah sistem baru itu dibuat,

Dan aku menghargai harga dirimu yang dengan bangga memikirkan bahwa ini mengatasi yang pertama dengan betul-betul, tapi jika aku menang mari bicarakan tentang rinciannya. Apa yang akan kau pertaruhkan?”

Dengan desahan kepada Riku, yang belum berdiri di posisi yang menguntungkan, berbicara tentang informasi yang dikumpulkan oleh ShuVi dan para [hantu].

Elf yang dipanggil Nina menggigit kukunya dan mengikat pikirannya.

“─̶─Jumlah penggunaan berkepanjangan saat ini dari Arka-shi-anse, dan jumlah mesin yang mampu memuatnya, bagaimana kalau informasi ini?”

“Itu membantu jika kau mengerti dengan cepat. Sudah kuduga dari orang paling tajam para Elf.”

Sebuah senjata yang melampaui Arka-shi-anse. Itu sendiri adalah informasi yang hebat.

Jadi dia mengerti─̶─bahwa jika dia ingin rincian-rincian itu diungkapkan, apapun selain kompensasi yang pantas tidak akan diterima.

─̶─Untuk seberapa bahaya pertaruhan itu, Riku juga dapat membayangkannya, tapi.

Setelah memegang dan menggunakan keuntungan sebanyak ini─̶─dia bertanya, dengan sengaja untuk mengguncangnya.

“Ngomong-ngomong, jika bocoran informasi ini ketahuan, boleh aku tanya apa yang akan terjadi padamu?”

“...tidak termasuk pengadilan penilaian untuk top-secret, bersamaan dengan pengkhianatan, kemudian eksekusi, aku kira.”

Setelah menjawab pertanyaan jelas yang dibuat untuk mencuri konsentrasi di tengah game, elf itu menatap Riku─̶─

Tapi, Riku berpikir [wow~] didalam hatinya, terkejut pada bagaimana itu melebihi daripada yang dia bayangkan.

Sejujurnya, ini karena hal tentang rincian Arka-shi-anse─̶─dia tidak mempunyai apapaun seperti itu.

Nama dan pengembangnya...itu adalah sesuatu yang Dwarf secara acak katakan dalam reaksi pada horor yang disebut [senjata penghancur skala sangat besar].

Dan kemudian─̶─dengan reaksi orang ini dia akhirnya bisa melihat keseluruha gambarnya. Tapi, si elf bahkan sekarang dengan pasti─̶─memberi informasi yang bernilai.
“Meskipun Arka-shi-anse adalah apa yang Elf─̶─apa yang aku pertaruhkan segala elemenku padanya, mantra penghancur elemental terkuat─̶─Jika kau mengatakan kalau para sampah tikus mondok itu (Dwarf) membuat sesuatu yang bisa mengatasinya maka, aku akan mengambil informasi itu bahkan jika harus dibayar dengan nyawaku...”

─̶─Aku mengerti~ begitu. Jadi Arka-shi-anse tampaknya adalah benda yang disebut penghancur mantra elemental.

Sementara tersenyum nakal didalam, Riku mengatakan. “Nah─̶─bisa kita mulai game nya?”

─̶─Part XI END─̶─


Prev | ToC | Next