─̶─Jika ingin meng-COPY tolong sertakan sumber :D─̶─
Penerjemah : D.Blank13th
Chapter 3
1+1=Deathless
Part XII
─̶─Ada dua belas pertandingan catur. Elf memiliki lima menang, empat kalah, tiga seri.
Dengan hasil sendiri ini adalah kemenangannya. Informasi yang dia tuntun─̶─koreksi.
Semua informasi yang Riku ingin sampaikan pada Elf sudah disampaikan─̶─bagian yang baik dari informasi yang dia harapkan sudah diperoleh.
Tapi elf─̶─sudah menopang pipinya dengan tangannya, dan menggeram sambil memegang wajahnya.
“Membuat [inti] dari Old Deus yang tidak aktif meledak selama ketidakaktifan mereka......? mereka gila, para Dwarf...”
Lihat siapa yang bicara─̶─di sisi lain, Riku menyembunyikan wajahnya dan tidak bisa membantu selain memikirkan itu.
─̶─Sambil terus berpura-pura bahwa dia tahu identitas sebenarnya dari Arka-shi-anse, dia mencocokkan informasi, dan mencapai tujuannya.
(Orang yang mengubahnya menjadi senjata yang membuat Phantasma menghancurkan diri menyebut seseorang gila─̶─itu bahkan tidak lucu.)
Di dunia ini─̶─tak peduli siapapun itu, mereka semua sudah gila.
Setelah mengeluarkan itu didalam hatinya, dia melewati elf yang memegang kepalanya dan hendak pergi─̶─
“...Tunggu.”
Dia dihentikan.
“─̶─Baik itu identitas aslimu, atau bagaimana kau mengumpulkan informasi sebanyak ini, pada saat ini aku sudah tidak akan mengoreknya lagi. Selain itu, dari titik saat ini sampai kebenaran semua informasi ini dikonfirmasi, tak ada pilihan selain menerima semua itu hanyalah delusi.”
“Tidak apa. Itu kesimpulan yang bijaksana.” “Tapi, biar kukatakan satu hal.”
dengan mata tajam─̶─Jika tak ada “alasan tertentu” untuk itu, bahkan Riku tidak akan mampu menarik keluar wajah seperti itu.
Sementara mengarahkan niat membunuh yang seperti pisau yang sudah diasah terhadap Riku, Elf menunjukkan.
“Kau, ada saat-saat kau sengaja bergerak dengan cara yang akan membuatmu kalah─̶─Aku akan bertanya sekali lagi.”
Tergantung jawabannya, tidak peduli kau itu apa, aku akan menyerang tanpa syarat sambil menggunakan semua metode membunuh yang kutahu.
Bahkan jika dengan hasil aku berakhir menjadi yang kalah, aku siap untuk itu; itulah apa yang pandangannya tunjukkan.
“─̶─Apakah kau, seorang musuh? Atau apakah kau seorang kawan?”
─̶─Tapi sayangnya.
“Aku bukanlah musuh maupun kawan, ini kedua kalinya aku menjawab ini tapi, mari lihat...”
Pada Riku yang tertawa seperti itu saat menjawab, pada titik ini niat membunuh sebanyak itu─̶─ bahkan kurang dari angin.
Bagi mereka yang tinggal sambil berpegang tangan dengan kematian, sesuatu seperti niat membunuh─̶─ hanyalah hal lucu dengan niat.
“Kalau itu jawaban yang tidak memuaskanmu maka, mari kita lengkapi seperti ini.”
Dan lalu, Riku yang telah hidup di dunia seperti ini─̶─mengucapkan kata-kata dari lubuk [hati]-nya.
“Sebanyak mungkin, aku berharap agar tidak akan ada kematian yang datang dari kalian.”
─̶──̶──̶─.
“...Baiklah [hantu]-san. Kau ingin bertanya padaku, apa yang aku rencana lakukan dengan menerima informasi itu kan.”
Sekali lagi, dia pasti harus menggunakan Octo-magic asli untuk mencari niatku yang sebenarnya kan.
─̶─Tidak mungkin ada kepalsuan disana. Itu karena itu adalah hati sesungguhnya Riku.
Kemudian bahkan tanpa menunjukkan niat itu, bahkan sebagai seseorang yang bukan merupakan musuh ataupun kawan,
“─̶─Aku hanya akan mengerti bahwa kau adalah keberadaan yang tidak memiliki “niat berbahaya” terhadapku. Seperti yang kau inginkan, baiklah.”
Mengatakan itu dan tersenyum pahit, elf yang disebut Nina─̶─tidak... “─̶─Ngomong-ngomong~”
Tiba-tiba cara bicaranya─̶─tidak, bahkan kepribadiannya─̶─
“Seperti yang diharapkan bahkan untuk [hantu]-san~...ada hal-hal yang kau tidak tahu benar~♪"
Seolah-olah semuanya berubah menjadi orang yang berbeda, elf itu, “Nina Clive adalah nama palsu, nama asliku adalah─̶─“
Dia mengatakan, dengan senyum lembut, mengingatkan kehangatan perapian.
“Sink Nirvalein─̶─kau lihat~♪"
Dan lalu, *fufu*, dia tertawa.
“Yang ini, adalah aku yang sebenarnya tapi~─̶─akting ini, apakah kamu bisa melihatnya~?” Seketika, seolah-olah menjadi orang yang berbeda, dengan senyum menggoda, Nina─̶─tidak.
Sink Nirvalein─̶─tapi Riku, sambil masih menutupi wajahnya, tersenyum pahit dan menjawab.
“Ya, aku melihatnya.” "........."
“Apakah aku memanggilmu [Nina]─̶─bahkan sekali?”
─̶─Pengembang, dan bahkan caster logika digambarkan sementara dienkripsi dalam dokumen.
Karena ketelitian seperti itu, meragukan bahwa nama asli itu atau apapun─̶─itu sudah jelas.
Tapi, jika itu sekarang bahwa dia memahami prinsip-prinsip dibalik Arka-shi-anse, dia bisa jujur menyetujui.
─̶─logika gila ini, Sink Nirvalein tidak begitu idiot bahwa dia akan mengumumkan sesuatu seperti itu dengan nama aslinya.
“Fufu, aku akan jujur~, sekarang~, aku sudah mendidih kau tahu~”
Caster nomor satu elf─̶─Sink, yang menyadari bahwa dia seorang pemain sandiwara, tertawa tidak puas.
Pada akhirnya─̶─dia membenci fakta bahwa tidak sekalipun sesuatu yang tidak disangka-sangka untuk dia, tapi Riku─̶─
“Salahku tapi berakting adalah trik favorit [hantu] kau tahu... Aku punya keyakinan untuk dapat melihat teman sebangsa.”
─̶─Itu benar.
“Itulah tepatnya kenapa─̶─Aku melakukan kontak denganmu.”
─̶─Mengapa dia memilih Sink, alasan terakhir adalah ini.
Mampu sempurna menutupi fakta telah membuat kontak dengan [hantu], mengambil dukungan informasi, dan di atas itu─̶─harus mampu memandu Elf ke arah yang sudah ditetapkan lagi─̶─Sink melanjutkan, tanpa mengubah pandangannya pada Riku yang berbalik arah.
“Ngomong-ngomong, hantu-san~? Apa kamu dengar rumor~, kalau Elf memiliki sifat yang terus melekat?”
“Ahh, aku sudah dengar. Sesuatu seperti bagaimana sebuah dendam tidak akan selesai sekalipun sudah beberapa generasi, kan?
Perlahan, tertawa seperti sebuah bunga, Sink mengatakan.
“Aku akan dengan tulus menerima informasi itu~, dan upaya dari tidak mau ada kematian yang keluar~...tapi kesampingkan itu~”
Sink Nirvalein berkata, tersenyum─̶─tapi menatap marah punggung Riku dengan mata seperti suatu hantu pendendam.
“Identitas sebenarnya hantu-san─̶─aku akan mencarinya dan lalu tempatmu~─̶─dan aku “pasti akan membunuhmu” kau dengar~. Berpikir dari semua orang, kau hanya bermain-main denganku di telapak tanganmu, aku akan membuatmu menyesalinya~─̶─itu karena asal rumor Elf memiliki sifat yang terus melekat itu dari~...tidak lain adalah─̶─kediaman Nirvalein kau tahu♪”
─̶──̶──̶──̶─Hmm.
“Terus terang ini adalah pertama kalinya aku mendengarnya. Aku menyesal sudah membeli antipati dari lawan yang merepotkan, oke.”
Saat Riku mengatakan itu dan pergi, Sink tetap memperhatikannya sepanjang waktu, dengan sebuah senyum yang tercampur dengan niat membunuh...