Tolong matikan adblock dan script blocker Anda untuk melihat halaman ini.

─̶─Jika ingin meng-COPY tolong sertakan sumber :D─̶─


Penerjemah : D.Blank13th


Chapter 3

1+1=Deathless

Part VI


”...Pada akhirnya ini jadi seperti seolah-olah aku mengintip sampai akhir bukan... sialan~ kau adik bodoh...”

─̶─diluar pintu masuk tempat persembunyian, Coron bergumam sambil mendesah.

Setelah mendengar posisi persembunyian, dia langsung pergi bahkan sesaat lebih cepat dan berakhir mengintip sepanjang jalan.

─̶─Karena ini tidak bisa membantu! Aku kehilangan waktuku untuk menunjukkan diri!

Dia berpikir sambil melihat Riku dari bayang-bayang, yang membelai punggung ShuVi karena dia masih belum berhenti menangis.

Sekitar hari itu Riku, yang selamat dari koloni yang dihancurkan, diadopsi oleh orang dewasa dari desa dia(Coron).

─̶──̶──̶──̶─............

“Hello~ hey kamu! Ada apa?”

Karena Riku tidak berbicara dengan siapapun, mereka pikir kalau mungkin jika itu Coron yang seumuran dengannya, maka...

Harapan menutupi wajah orang dewasa. Tidak peduli bagaimana atau mengapa, dia adalah yang selamat dari koloni yang hancur, mereka bilang.

“Baiklah~ jika kamu punya sesuatu yang ingin kamu katakan maka Onee-chan akan mendengarnya ♪ Cepat coba katakan~ ☆ "

Pada Coron yang mengatakan itu dan mulai menggelitiki dia, Riku membuka mulutnya, dan megatakan satu kata.

“...Mengganggu.”

“Fufun~, di usia itu, Onee-chan bukanlah seseorang yang akan terluka oleh sesuatu dari tingkat itu! Ayo ayo, menggunakan ucapan buruk sebagai alasan tidak akan bekerja lagi oke~? Apakah sesuatu terjadi aku ingin tahu~?”

Riku berbicara sedikit. Cahaya yang datang dari selatan, membakar

koloni, lalu dia mengesampingkan orang tuanya yang menjadi abu dan pergi ke timur─̶─

“─̶─Tidakkah kamu mencari yang selamat? Jika cahaya datang dari timur terus kenapa pergi ke timur?”

Melihat kesamping dari orang dewasa yang jadi kaget, Riku tetap menjawab acuh tak acuh.

─̶─Bahkan jika ada yang selamat itu tidak mungkin untuk merawat mereka. Jika mereka cukup baik untuk berjalan maka mereka akan melakukan hal yang sama dengannya dan mengambil jarak dari sana.

─̶─Alasan dia menuju timur, adalah karena disana adalah padang gurun... itu karena, Abu Hitam tidak akan menumpuk disana.

─̶─Jika dia pergi bahkan lebih ke timur disana akan memiliki sungai. Jika dia pergi sampai disana maka dia pikir dia akan mampu bertahan─̶─

Pada ketenangan yang membuatmu berpikir dia bukanlah anak kecil, sementara orang dewasa kehilangan kata-kata mereka, Coron bertanya.

“...Apa yang kamu ingin lakukan setelah selamat?” “...Lain kali, aku akan menang... demi itu, aku harus selamat...”
─̶─“Lain kali” ...dia menjawab lain kali. Dan─̶─dia bilang dia akan menang.

Orang dewasa berkumpul dan membuat wajah kagum, tapi Coron mengusap pipinya pada wajahnya dan berteriak.

“Ahhhhhn~! Sialaaan~ Anak ini, aku akan membuatnya menjadi adikkuuuu!!”

Coron telah sadar. Matanya ketika dia mengatakan bahwa lain kali dia akan menang─̶─Mata tak dapat diduga itu.

Itu sebabnya Coron berpikir dalam sekejap. Bahwa dia tidak bisa melakukannya sendirian. Mari tinggal disisinya. Pada saat itu dia memutuskan itu.

Sehingga Riku tidak akan pergi mengamuk─̶─sehingga dia tidak akan terburu-buru untuk kematiannya─̶─tapi, sebenarnya─̶─

─̶──̶──̶─.........

“Aku tahu... apa yang diperlukan untuk anak itu bukanlah seorang kakak untuk menghentikannya. Melainkan seseorang yang akan berjalan di jalan yang sama.”

Dia, Riku, akan pergi ke tempat yang jauh. Ke tempat yang sangat jauh, yang tidak akan dapat aku ikuti─̶─

....Nah, tapi, kesampingkan itu...

─̶─Part VI END─̶─


Prev | ToC | Next