─̶─Jika ingin meng-COPY tolong sertakan sumber :D─̶─
Penerjemah : D.Blank13th
Chapter 5
1÷0=Etherealness
Part XIV
Coron berkata,
pada kata-kata Riku yang mengunjungi Coron bersama dengan Eintihi─̶─sebuah Ex-Machina.
“─̶─Berhenti.”
Dengan mata hitam yang seperti kegelapan, yang dia pikir dia
tidak akan pernah lihat lagi.
Adik laki-laki itu, Riku yang memiliki mata yang tidak
memantulkan cahaya─̶─meneruskan
kata-katanya tanpa peduli tentang itu─̶─
“Jika, segalanya berjalan baik dan berakhir─̶─“
“─̶─Kubilang...untuk berhenti ya kan?!”
Coron berteriak histerik dan berhenti, kata-kata Riku.
“Meskipun─̶─kau bahkan tidak sekalipun, memanggilku dengan
nama panjangku!! Kenapa sekarang─̶─!” Coron─̶─Coron
Dora berteriak dengan mata berair, tapi.
“Jika segalanya berjalan baik, aku yakin kau akan mengerti.
Dan lalu─̶─“
Dengan mata yang masih hitam, tapi─̶─Riku melanjutkan dengan
sebuah senyum yang terlihat memohon.
“Di papan catur yang ada di meja, bisa kau
gerakan─̶─Benteng Putih ke [6 E]?”
“...Sesuatu, seperti itu─̶─lakukan, sendiri...”
Mencengkram
tinjunya, Coron Dora mengatakan itu
seolah meremasnya keluar...
─̶─Sebenarnya, dia sudah tahu.
Mereka tidak memiliki hubungan, sangat dangkal, bahwa dia bahkan tidak bisa
meresap maksud dari kata-kata itu.
Meskipun itu sesuatu yang dia sendiri katakan─̶─meski begitu mereka adalah “keluarga”. Itu
bukanlah hubungan yang dangkal─̶─itu
pasti bukan.
Tapi, meski
begitu, justru
karena itu─̶─dia tidak bisa mengatakan.
Kalimat tunggal “jangan pergi”─̶─karena, Riku...Riku dan
ShuVi adalah─̶─
Riku memalingkan pandangannya dari Coron, menjauh─̶─dan memalingkan matanya ke
arah meja di ruangan, ke kursi yang kosong.
Dia menyipitkan
matanya, dan melihat sesuatu yang tidak terlihat disini, dan mengeluarkankata-kata seolah berdoa.
“...Hey Tuhan. Jika kau bukanlah delusiku, tapi benar-benar
ada maka.”
─̶──̶──̶─.
“...Bisakah kau ingat bahwa ada idiot tak tertolong, yang
mencoba untuk menghentikan perang dengan sebuah game?”
Dan kemudian
dia berpaling pada Coron yang masih
tanpa kata bahkan sekarang, “...Coron Dora...tidak─̶─“
Ke arah Coron yang tetap menyembunyikan wajahnya, Riku─̶─meletakkan tasnya di
punggungnya,
“Nee-san...terima kasih, untuk segalanya hingga sekarang.
Jadi─̶─“ Meninggalkan ruangan, dan meninggalkan kata-kata terakhir─̶─
“Aku akan meninggalkan manusia, “selanjutnya”, “setelahnya”...padamu. jika itu adalah Nee-san, aku bisa percaya.”
“Aku akan meninggalkan manusia, “selanjutnya”, “setelahnya”...padamu. jika itu adalah Nee-san, aku bisa percaya.”